Bola.com, Jakarta - Kepindahan Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid dan kedatangan Jeremie Frimpong dari Bayer Leverkusen menjadi penanda awal dari pergeseran besar dalam filosofi permainan Liverpool di era pelatih Arne Slot.
Pergantian ini bukan sekadar pergantian nama di posisi bek kanan, melainkan sinyal perubahan arah taktik The Reds untuk musim 2025/26.
Kedua pemain memang menempati posisi yang sama sebagai bek kanan, tetapi gaya bermain mereka sangat kontras—dan perbedaan itu menggambarkan pergeseran cara Liverpool mengontrol dan menyerang dari sisi kanan lapangan.
Berikut ini ulasan seputar gaya main Jeremie Frimpong versus Trent Alexander-Arnold.
1. Trent Alexander-Arnold: Sang Playmaker dari Belakang
Trent Alexander-Arnold dikenal bukan hanya sebagai bek, tetapi sebagai kreator utama serangan Liverpool. Ia sering dijuluki sebagai "nomor 6 tersembunyi" karena kemampuannya membaca permainan dan mengatur tempo dari lini belakang.
Statistik musim 2024/25 menunjukkan pengaruh besarnya: Alexander-Arnold mencatat 1.256 umpan dengan akurasi 77,7%.
Ia melepaskan 126 umpan jarak jauh dengan tingkat keberhasilan 42,1%, menciptakan 53 peluang mencetak gol dengan nilai expected assists (xA) sebesar 7,37, serta menyumbang 6 assist di Premier League musim lalu.
Perannya tak sekadar mengalirkan bola dari sisi kanan. Ia kerap masuk ke area tengah untuk membantu penguasaan bola, layaknya gelandang sentral sejati. Dengan visi dan presisi umpannya, Alexander-Arnold menjadi pusat kreativitas Liverpool dari lini belakang.
2. Jeremie Frimpong: Si Pelari Kilat yang Meledak dari Sisi Kanan
Sementara Alexander-Arnold berperan sebagai pengatur tempo, Jeremie Frimpong hadir sebagai kekuatan eksplosif dengan kecepatan dan akselerasi luar biasa.
Bek asal Belanda ini lebih mencerminkan tipikal wing-back modern yang fokus menyerang—menusuk ke dalam kotak penalti dan beroperasi hampir seperti penyerang kedua.
Musim lalu, Frimpong mencetak lima gol, melepaskan 34 tembakan (16 di antaranya tepat sasaran), serta menyelesaikan 25 dribel dengan tingkat keberhasilan 34,7%.
Ia juga mencatat 117 sentuhan di dalam kotak penalti lawan—angka yang jauh melampaui rata-rata 1,9 sentuhan Alexander-Arnold di area yang sama.
Statistik itu menegaskan naluri menyerang Frimpong yang jauh lebih agresif. Ia menjadi ancaman nyata bagi lawan, bahkan memaksa mereka melakukan 26 pelanggaran terhadap dirinya sepanjang musim.
Berbeda dengan Trent yang mengandalkan umpan panjang untuk membangun serangan, Frimpong lebih suka menggiring bola sendiri dan menembus pertahanan lawan dengan kecepatannya.
3. Arah Baru Liverpool di Bawah Arne Slot
Perbedaan gaya bermain dua pemain ini mencerminkan arah baru yang dibawa Arne Slot ke Anfield.
Di era Alexander-Arnold, Liverpool mengandalkan penguasaan bola, membangun serangan dari belakang, dan menciptakan peluang lewat visi serta distribusi bola yang tajam.
Namun, dengan kepergian Trent dan masuknya Frimpong, Slot tampaknya membawa Liverpool ke pendekatan yang lebih cepat dan langsung—mengoptimalkan kecepatan di sisi sayap dan transisi instan dari bertahan ke menyerang.
Slot dikenal sebagai pelatih yang mengutamakan mobilitas dan intensitas tinggi, dan Frimpong merupakan sosok yang ideal untuk filosofi tersebut.
Kehadirannya juga memberi fleksibilitas bagi pemain seperti Mohamed Salah untuk bermain lebih ke tengah, sementara Frimpong mengisi lebar lapangan dan menjadi ancaman dari lini kedua.
Dengan kata lain, pergantian ini bukan sekadar mengganti bek kanan, tetapi juga mengubah identitas permainan Liverpool secara menyeluruh. Dari tim yang mengandalkan kreativitas dari belakang, kini The Reds bergerak menjadi tim yang lebih langsung, dinamis, dan eksplosif di era baru Arne Slot.