Indonesia Open 2025 Sepi di Hari Pertama: Tren Penurunan Penonton Terjadi di Mana-mana

Penonton bulu tangkis di seluruh dunia disebut mengalami penurunan signifikan.

BolaCom | Hery KurniawanDiterbitkan 03 Juni 2025, 13:40 WIB
Suasana tribune penonton Istora Gelora Bung Karno dalam hari pertama penyelenggaraan Indonesia Open 2025, Selasa (3/6/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi).

Bola.com, Jakarta - Turnamen berngensi Indonesia Open kembali digelar. Untuk edisi 2025, Istora Gelora Bung Karno kembali dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan turnamen.

Indonesia Open 2025 digelar mulai Selasa (3-6-2025) hingga Minggu (8-6-2025). Gengsi turnamen ini memang besar. Selain hadiah total yang mencapai Rp23 miliar, ada poin tinggi yang dipertaruhkan. 

Advertisement

Banyak bintang dunia yang memiliki peringkat tinggi juga berlaga di Indonesia Open 2025. Mereka bisa menyajikan permainan yang menarik kepada penonton. 

Namun, Indonesia Open 2025 sepertinya tidak terlalu dibanjiri penonton. Pantuan Bola.com langsung dari Istora Gelora Bung Karno, Selasa (3-6-2025), menunjukkan penonton yang hadir tidak terlalu banyak. 

Istora Gelora Bung Karno memiliki kapasitas sekitar 7000 kursi itu terlihat cukup lowong. Mungkin hanya kurang dari setengah kapasitas Istora yang terisi oleh penonton di hari pertama penyelanggaraan Indonesia Open 2025.


Tiket yang Murah

Suasana Ticket Box Indonesia Open 2025 di halaman depan Istora Gelora Bung Karno, Selasa (3/6/2025) pagi. (Bola.com/Hery Kurniawan).

Beberapa upaya sebenarnya sudah dilakukan oleh PBSI demi menyiasati sepinya penonton di Indonesia Open 2025, misalnya menjual tiket dengan harga yang terjangkau. 

Panitia Pelaksana Indonesia Open memiliki sistem tiket one time entry. Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open 2025 Armand Darmadji mengatakan, sistem tiket one time entry atau tiket satu kali masuk untuk kategori 1 dan kategori 2 hanya bisa dibeli langsung di lokasi pertandingan pada hari pelaksanaan dengan harga termurah mencapai Rp50.000.

"Tiket ini hanya boleh dibeli oleh penonton yang antre langsung pada hari pertandingan dan tidak dapat diwakilkan. Ini adalah usaha kami untuk menghindari praktik percaloan, sesuai keinginan Badminton Lovers yang ingin membeli tiket secara langsung," katanya.

"Kuotanya per hari ada, kami ada limitasi. Tentunya kami sudah menyisakan alokasi. Kami tidak bisa sebut di sini, yang jelas cukup banyak," lanjut Armand Darmadji.


Penurunan Secara Global

Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Felisha Alberta Pasaribu/Jafar Hidayatullah berusaha mengembalikan kok ke arah pasangan Malaysia, Wong Tien Ci/Lim Chiew Sien dalam laga 32 besar Indonesia Open 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (03/06/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menariknya, fenomena penurunan antusiasme penonton kepada bulu tangkis tidak hanya terjadi di dunia, tetapi terjadi juga di banyak negara di dunia.

Menurut Armand Darmadji, saat ini mungkin hanya Malaysia dan Thailand yang antusiasme masayrakatnya terhadap bulu tangkis masih sangat tinggi. 

"Kami sempat keliling juga di luar negeri. Fenomena penurunan penonton ini terjadi di seluruh dunia. Saya melihat ada beberapa negara yang jadi catatan tersendiri. Malaysia dan Thailand itu masih ramai penonton, tapi sebagian di China itu sepi sekali. Di Piala Sudirman itu sepi sekali kemarin," ungkap Armand Darmadji. 


Penurunan Prestasi dan Momentum?

Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, saat menghadapipasangan Jerman Bjarne Geiss/Jan Colin Voelker pada babak 32 besar Singapore Open 2024. Fajar/Rian menang 21-16 dan 21-16 di Singapore Indoor Stadium, Rabu (29/5/2024). (foto: PP PBSI)

Jika ditelaah, sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat antusiasme masyarakat Indonesia terhadap bulu tangkis menurun. Terutama keinginan mereka untuk datang langsung ke stadion untuk mendukung pemain. 

Harus diakui, prestasi bulu tangkis Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan. Misalnya yang terjadi di 2025, di mana baru ada dua gelar juara world tour yang diraih para pemain Indonesia. 

Untuk kasus Indonesia Open, turnamen ini seperti tidak terlalu beruntung. Sebab, dalam dua tahun terakhir turnamen super 1000 itu selalu digelar bersamaan dengan pertandingan Timnas Indonesia di area yang berdekatan pula.