Bola.com, Jakarta - Kawasan Eropa menjadi magnet bagi setiap penggemar sepak bola di dunia, setidaknya dalam kurun waktu dua pekan terakhir. Ratusan juta, bahkan mungkin miliaran, pasang mata menikmati sajian aksi-aksi menawan di lapangan.
Ada beberapa momen yang bisa menjadi perhatian, seperti final Liga Champions sampai perhelatan UEFA Nations League. Di sana, ada beberapa anak muda yang sukses menjadi 'biang kerok' kesusahan tim lawan.
Artinya, mereka sanggup tampil impresif, meski harus menghadapi lawan-lawan yang secara usia lebih senior. Tak pelak, beberapa pemuda tersebut sukses menyedot perhatian dan membuat kagum banyak orang. Yuk simak siapa saja mereka :
Lamine Yamal: Anak Ajaib dari Barcelona
Lamine Yamal Nasraoui Ebana, lahir pada Juli 2007, dianggap sebagai satu ddi antara pesepak bola muda paling menjanjikan di dunia. Produk dari akademi terkenal La Masia milik Barcelona ini menembus tim utama pada musim 2023/2024.
Ia cepat mencuri perhatian berkat kreativitas, teknik individu, dan gol-gol jarak jauh yang spektakuler. Pada usia baru tahun, ia menjadi pemain termuda yang pernah dinominasikan meraih Ballon d'Or. Ia juga meraih Trofi Kopa pada 2024, penghargaan untuk pemain muda terbaik dunia.
Kontribusinya sangat penting dalam membantu Barcelona meraih treble domestik musim itu: La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana. Di level internasional, Yamal menjadi bagian penting tim nasional Spanyol.
Ia melakukan debut bersama tim senior pada usia 16 tahun, menjadi pemain termuda yang tampil dan mencetak gol untuk Spanyol. Penampilannya di Euro 2024 tergolong signifikan, sekaligus mengantarkan Spanyol meraih status juara Eropa untuk kali keempat.
Saat itu, Yamal meraih Penghargaan Pemain Muda Terbaik. Ia memegang sejumlah rekor, termasuk sebagai pemain termuda yang tampil dan mencetak gol di final Piala Eropa.
Desire Doue: Bintang Baru di PSG dan Prancis
Désiré Doué dengan cepat mencuri perhatian publik. Hal itu berkat penampilan yang mengesankan bersama Paris Saint-Germain (PSG) dan tim nasional Prancis.
Keberhasilan PSG menjuarai Liga Champions, yang ditandai permainan brilian berujung dua gol Doué di final melawan Inter Milan, menjadi momen bersejarah bagi klub maupun sang pemain. Kemampuan merobek pertahanan lawan melalui kecepatan dan keterampilan telah menjadikannya penyerang yang ditakuti.
Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps, telah mengakui dampak besar Doué. Maklum, Deschamps harus melakoni tugas rumit mengintegrasikan berbagai talenta menyerang seperti Kylian Mbappé, Ousmane Dembélé, dan Michael Olise.
Gaya bermain Doué yang dinamis, kemampuan menjelajah area luas di lapangan, serta ketepatan dalam momen-momen krusial menjadikannya figur kunci dalam laga-laga UEFA Nations League.
Meski Prancis hanya menjadi peringkat tiga UEFA Nations League, pesona Doue sudah sangat terpancar. Kini, pemuda berusia 20 tahun tersebut tinggal meniti karier menjadi pemain bintang.
Michael Olise: Motor Kreatif dan Penyerang Serbabisa
Michael Olise, lahir pada tahun 2001 di London dari ayah berkebangsaan Nigeria dan ibu berdarah Prancis-Aljazair. Ia menjadi representasi perpaduan budaya dan pendidikan sepak bola.
Perjalanannya melalui akademi sepak bola Inggris, termasuk Chelsea dan Arsenal, berujung pada debut profesional di Reading sebelum bergabung dengan Crystal Palace. Bersinar di sana, ia terbang ke Bayern Munchen.
Olise punya kreativitas tinggi, visi permainan, dan kemampuan menciptakan peluang. Tak heran jika Olise tampil mencolok di Premier League dan Bundesliga. Olise memilih membela Prancis di panggung internasional, setelah sebelumnya tampil di berbagai level usia.
Ia melakoni debut di timnas senior pada 2024. Penampilannya di Olimpiade Paris 2024 sangat mengesankan, dengan kontribusi gol dan assist saat Prancis meraih medali perak.
Di ajang UEFA Nations League, ia mencetak gol internasional pertamanya ketika Prancis menang atas Kroasia. Di level klub, statistik Olise menunjukkan pengaruh besarnya: di Premier League 2023/2024. Kala itu, ia mencetak 10 gol dan 6 assist hanya dalam 19 penampilan.
Olise sanggup membuktikan efisiensi dan peran vitalnya bagi Crystal Palace. Kepindahannya ke Bayern Munchen pada 2025 menjadi langkah besar dalam kariernya.
Gaya bermainnya memadukan teknik tinggi dengan kecerdasan taktis, menjadikannya gelandang serang dan winger yang sangat fleksibel. Kini, ia terus menggapai hasratnya untuk memberikan yang terbaik bagi Timnas Prancis.
Saat ini, Timnas Prancis menjadi satu di antara tim paling menjanjikan, terutama berkat kekuatan anak-anak muda. Selain Kylian Mbappe, masih ada Rayan Cherki, Malo Gusto sampai Désiré Doué, yang bakal bersinar terang.