Pemilik Burnley Segera Caplok Saham Mayoritas Espanyol, ALK Capital Serius Bangun Imperium Multi-Klub

Pemilik Burnley, Alan Pace, lewat perusahaan investasinya, ALK Capital, dilaporkan sudah berada di tahap akhir negosiasi untuk mengakuisisi Espanyol

BolaCom | Rizki HidayatDiterbitkan 15 Juni 2025, 18:15 WIB
Para pemain Espanyol berpose sebelum laga melawan barcelona di lanjutan La Liga 2024-2025 pada 15 Mei 2025. (AP Photo/Jose Breton)

Bola.com, Jakarta - Ambisi Alan Pace untuk membangun kerajaan sepak bola kian nyata. Pemilik klub Premier League, Burnley, lewat perusahaan investasinya, ALK Capital, dilaporkan sudah berada di tahap akhir negosiasi untuk mengakuisisi klub La Liga, Espanyol.

Jika pembelian saham itu rampung, Espanyol bakal menjadi klub kedua dalam portofolio ALK Capital setelah sebelumnya mengakuisisi 84 persen saham Burnley senilai 170 juta poundsterling (Rp 3,7 triliun) pada akhir 2020.

Advertisement

Langkah ini sekaligus menjadi pijakan penting ALK dalam membentuk jaringan multi-klub global, sebuah tren baru yang kini mulai menjamur di dunia sepak bola.

ALK diketahui sudah berbulan-bulan menjalin komunikasi dengan beberapa klub Spanyol. Namun, Espanyol yang saat ini dimiliki grup asal China, Rastar Group, disebut sebagai kandidat terkuat yang paling dekat untuk mencapai kesepakatan dengan ALK Capital.

Meski nilai pasti belum diumumkan, Espanyol diperkirakan punya valuasi sekitar 110 juta poundsterling (Rp 2,4 triliun) setelah berhasil promosi ke La Liga dan finis di peringkat ke-14 musim lalu.

 


Lahan Subur untuk Bakat Amerika Selatan

Penyerang Barcelona asal Spanyol Lamine Yamal (bawah) tergeletak di lapangan setelah dilanggar oleh bek Espanyol asal Uruguay Leandro Cabrera yang menerima kartu merah saat bermain selama pertandingan sepak bola liga Spanyol antara RCD Espanyol dan FC Barcelona di Stadion RCDE di Cornella de Llobregat, pada 15 Mei 2025.MANAURE QUINTERO / AFP

Langkah ALK ke La Liga bukan tanpa alasan. Sejumlah pemilik klub Premier League mulai melirik Spanyol karena berbagai keuntungan, seperti aturan pendaftaran pemain yang lebih fleksibel, akses ke pasar Amerika Selatan yang luas, hingga proses naturalisasi pemain non-Eropa yang lebih cepat.

Spanyol bisa jadi "pintu belakang" strategis untuk mendatangkan talenta muda dengan harga lebih terjangkau dibanding Premier League.

ALK Capital bukan satu-satunya yang menanamkan investasi ke Spanyol. Sebelumnya, City Football Group sudah lebih dulu membeli Girona pada 2017. Transfer pemain muda asal Brasil, Savinho, yang kemudian bersinar di Girona dan digaet Manchester City, jadi contoh nyata manfaat jaringan multi-klub.

Aston Villa lewat V Sports juga membeli Real Union, klub kasta keempat di Liga Spanyol. Pemilik Brentford, Matthew Benham, mengakuisisi klub kasta ketiga Spanyol, Merida AD. Bahkan Fenway Sports Group, pemilik Liverpool, sempat menjajaki akuisisi Malaga, meski akhirnya batal.

 


Waspada Regulasi UEFA

Di balik ambisi ini, ada tantangan besar. UEFA kini mulai memperketat aturan soal kepemilikan multi-klub. Kasus terbaru, Crystal Palace bisa saja gagal tampil di Liga Europa musim depan karena salah satu pemiliknya juga memiliki Lyon, yang sama-sama lolos ke kompetisi Eropa.

Fenomena kepemilikan multi-klub memang tengah melonjak. Dari hanya sekitar 60 klub pada 2020, kini sudah lebih dari 400 klub di dunia yang tergabung dalam jaringan semacam ini.

 


Manfaat Besar untuk Burnley

Jika akuisisi Espanyol berhasil, Burnley bisa memanfaatkannya sebagai jalur rekrutmen pemain muda dari Eropa dan Amerika Selatan. Strategi ini bisa jadi solusi cerdas di tengah melonjaknya harga pemain di Premier League.

Dengan dua klub di tangan, ALK Capital makin siap bersaing di level global. Jangan heran jika ke depannya kita melihat pemain Espanyol pindah ke Burnley, atau sebaliknya, dalam proyek pengembangan talenta lintas benua.

Sumber: Inside World Football

Berita Terkait