Bola.com, London - Bos Tottenham Hotspur, Daniel Levy, akhirnya buka suara soal pemecatan pelatih Ange Postecoglou. Dia menyebut menjuarai Liga Europa tak cukup bagus buat Spurs.
Chairman Tottenham Hotspur tersebut menyatakan kegagalan bukanlah pilihan. Alhasil, Postecoglou tetap dipecat meskipun mempersembahkan trofi Liga Europa, karena di saat bersaman Tottenham gagal total di Liga Inggris 2024/2025.
Tottenham kemudian menunjuk Thomas Frank sebagai pengganti Postecoglou. Sang pelatih langsung dibebani target berat, yaitu menjuarai Liga Inggris. Tottenham terakhir kali menjadi kampiun liga pada 1961.
“Kalian bisa melihat luapan emosi dalam parade itu. Luar biasa. Kami telah memenangi trofi Eropa,” kata Levy soal kemenangan Tottenham atas Manchester United di Bilbao.
Namun, ia kemudian menambahkan. “Namun, itu saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah apa yang belum kami lakukan. Kami perlu menjuarai liga. Kami ingin menjuarai Liga Inggris. Kami ingin menjuarai Liga Champions. Kami ingin menang.”
Pemecatan yang Tak Mengagetkan
Seperti diketahui, Postecoglou dipecat hanya 16 hari setelah menyabet trofi pertama Spurs selama 17 tahun dan gelar Eropa pertama klub dalam 41 tahun. Spurs juga lolos ke Liga Champions musim depan.
Namun, Spurs finis di posisi ke-17 di Premier League. Mereka kalah 22 kali dari 38 pertandingan. Ini mendorong Tottenham memecat Postecoglou dan memboyong Frank dari Brentford.
Tidak ada komentar dari Levy dalam pengumuman pemecatan Postecoglou karena tampaknya itu dianggap sebagai keputusan dewan kolektif. Setelah beberapa pekan, ia untuk pertama kalinya berbicara tentang topik itu kepada tim media internal Spurs.
Keputusan Kolektif
“Anda tahu saya memiliki bahu yang sangat lebar. Kegagalan bukanlah pilihan. Keinginan untuk berhasil – karena ini sangat sulit, saya ingin lebih berhasil lagi," ujar Levy.
“Saya sangat berterima kasih kepada Ange. Saya tidak menyesal menunjuk Ange. Di musim pertamanya, kami finis di posisi kelima dan di musim kedua, kami sangat gembira memenangkan trofi."
“Namun, kami perlu bersaing di semua kompetisi dan kami merasa bahwa kami membutuhkan perubahan. Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengannya. Saya telah mengatakan kepadanya bahwa ia akan selalu menjadi bagian dari sejarah kami."
“Ia dan keluarganya selalu diterima kembali. Itu adalah keputusan kolektif. Itu bukan keputusan saya. Kami melakukan semuanya bersama-sama. Secara emosional, itu sulit, tetapi kami yakin telah membuat keputusan yang tepat untuk klub," imbuhnya.