Bola.com, Jakarta - Dunia sepak bola Turki sedang diguncang oleh skandal besar menyusul bocornya pesan WhatsApp yang diduga berasal dari petinggi Komite Disiplin Federasi Sepak Bola Turki (TFF) dan menargetkan pelatih Fenerbahce, Jose Mourinho.
Dalam gambar yang tersebar luas di media sosial, seseorang yang disebut-sebut sebagai Ketua Komite Disiplin, Celal Nuri Demirturk, menulis, "Kami akan membuatnya membayar musim depan. Dia sudah terlalu lama ditoleransi."
Akibat hebohnya pesan tersebut, Demirturk bersama seluruh anggota Dewan Komite Disiplin dilaporkan mengundurkan diri secara massal.
Menanggapi situasi tersebut, Fenerbahce segera merilis pernyataan resmi. Mereka menyampaikan bahwa klub telah mengajukan permintaan formal kepada Federasi Sepak Bola Turki atas isi percakapan yang bocor dan diduga kuat melibatkan anggota Komite Disiplin Profesional.
"Kami meyakini bahwa pola pikir penuh permusuhan seperti ini, yang jelas-jelas bertentangan dengan prinsip netralitas serta didasarkan pada dendam dan adu kekuasaan, tidak memiliki tempat dalam dunia olahraga Turki," tulis Fenerbahce dalam pernyataan mereka.
Pelanggaran Serius terhadap Independensi Lembaga
Sekretaris Jenderal Fenerbahce, Burak Kizilhan, turut menegaskan bahwa kebocoran ini merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip independensi lembaga. Ia mendesak agar dilakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan secepatnya.
"Jika tuduhan ini benar maka bukan hanya netralitas dewan yang ternodai, tapi juga reputasi institusi dan kepercayaan publik terhadap Federasi Sepak Bola Turki akan hancur," ucap Kizilhan.
"Jika ada individu yang bertugas menegakkan keadilan dalam sepak bola malah melontarkan pernyataan seperti itu maka makna 'disiplin' kehilangan arti, dan ini merupakan serangan langsung terhadap prinsip keadilan dan kesetaraan," lanjutnya.
Kritik Tajam Mourinho
Pesan yang bocor tersebut diyakini berkaitan dengan kritik tajam Mourinho terhadap wasit Turki usai laga imbang Fenerbahce kontra Galatasaray, Februari lalu. Dalam laga itu, federasi menunjuk Slavko Vincic asal Slovenia sebagai wasit netral menyusul tudingan bias dari kubu Fenerbahce.
Vincic berhasil mengawal jalannya pertandingan tanpa insiden besar, tetapi ketegangan justru meningkat usai laga berakhir.
Mourinho saat itu mengecam keras staf Galatasaray, menyebut mereka "melompat-lompat seperti monyet". Komentar ini segera dibalas Galatasaray dengan menuduh Mourinho melakukan tindakan rasisme.
Atas pernyataannya yang dianggap menghina wasit dan mencemarkan nama baik sepak bola Turki, Mourinho dijatuhi sanksi larangan mendampingi tim selama empat pertandingan dan denda sebesar 35.194 paun. Ia juga dianggap telah menuduh sistem sepak bola Turki kacau dan tidak teratur.
Namun, Mourinho mengajukan banding. Hasilnya, hukuman tersebut dikurangi menjadi larangan dua pertandingan dan denda yang lebih ringan. Tak berhenti di situ, pelatih asal Portugal itu juga menyatakan akan menggugat Galatasaray atas tuduhan rasisme.
Masih Akan Latih Fenerbahce
Musim tanpa trofi Fenerbahce makin pahit setelah mereka kembali dikalahkan Galatasaray di perempat final Piala Turki, memperpanjang daftar kegagalan Mourinho di musim perdananya bersama klub.
Ketegangan makin memuncak ketika Mourinho mendatangi pelatih Galatasaray, Okan Buruk, usai laga tersebut dan mencubit hidungnya dari belakang, membuat Buruk terjatuh. Aksi itu berbuah sanksi tambahan: larangan mendampingi tim selama tiga pertandingan.
Kendati musim pertamanya penuh drama dan minim prestasi, Mourinho diyakini akan tetap memimpin Fenerbahce musim depan.
Ia pun akan mencatat sejarah sebagai pelatih pertama Fenerbahce dalam 43 tahun terakhir yang dipertahankan, meski gagal meraih gelar juara Super Lig.
Sumber: Talksport