Bola.com, Jakarta - Hasil-hasil pertandingan yang terjadi di ajang Club World Cup (CWC) 2025 sejak dini hari sampai pagi ini WIB, memberikan banyak aspek kejutan. Selain kekalahan PSG dari Botafogo dengan skor 0-1, ada sosok yang berhasil menjadi magnet, yakni Lionel Messi.
Messi mencetak gol penentu kemenangan Inter Miami 2-1 atas FC Porto via tendangan bebas. Hal itu membuktikan Sang Messiah masih punya taji bersaing di level atas.
Namun jangan salah, ada juga satu sosok pemuda yang sanggup menarik perhatian publik, minimal para pecinta sepak bola Spanyol. Namanya singkat, Pablo Barrios. Kalau nama lengkapnya hanya ditambahi 'Rivas' di bagian belakang.
Ia mendapat pujian setinggi langit dari para fan Atletico Madrid setelah kembali bermain yahud. Kali ini, Seattle Sounders menjadi korban. Pablo Barrios mencetak dua gol pada menit ke-11 dan 55', dan menjadi sumbangsih untuk keunggulan 3-1 atas FC Porto.
Satu gol tambahan Atletico Madrid lahir via Axel Witsel pada menit ke-47. Tiga menit berselang, FC Porto mencetak gol hiburan melalui Albert Rusnak. Hasil ini membuat armada Diego Simeone merasakan kemenangan perdana, setelah pada pertandingan pembuka digebuk PSG dengan skor 0-4.
Cerita Inspiratif yang Terus Tumbuh ala Pablo Barrios
Kini, cerita tentang Pablo Barrios kembali mencuat. Marca menulis sebuah kalimat yang tergolong punya falsafah mendalam di awal kontennya terkait si pemain. "Dalam dunia sepak bola yang penuh dengan gemerlap dan sensasi, Pablo Barrios memilih jalur yang berbeda, yakni tenang, presisi, dan sangat efektif".
Lima hari lalu, Pablo Barrios baru merayakan pesta ulang tahunnya yang ke-22 tahun. Seleras dengan itu, sang gelandang Atlético Madrid ini telah menarik perhatian pecinta sepak bola Spanyol. Tentu saja, bukan karena trik spektakuler atau sensasi media, tapi berkat ketenangan, kecerdasan, dan kedewasaan yang jauh melebihi usianya.
Akamsi atau kepanjannya anak kampung sini, merujuk asal kelahirannya, Madrid, Pablo Barrios Rivas tumbuh hanya beberapa kilometer dari stadion tempat impiannya, yang kini belum menjadi kenyataan. Perjalanannya dimulai di tim lokal sebelum bergabung dengan akademi anak-anak Real Madrid.
Ironisnya, justru di rival sekota, Atletico Madrid, ia menemukan rumah sejatinya. Masuk ke akademi Atletico pada usia 13 tahun, Barrios berkembang pesat dalam lingkungan yang menekankan disiplin taktis dan kerja keras. Di bawah bimbingan jajaran 'kurikulum' Diego Simeone, yang mengutamakan komitmen dan keteraturan, ia mengasah perpaduan unik antara ketenangan dan kreativitas.
Tak Butuh Lama bagi Diego Simeone
Debut seniornya datang pada 2022. Tak butuh waktu lama bagi Diego Simeone untuk mempercayainya, sebuah pencapaian besar mengingat preferensi sang pelatih terhadap pemain berpengalaman. Tapi Barrios membawa sesuatu yang berbeda: ketenangan ketika menghadapi situasi tak menentu alias buntu, serta kemampuan mengontrol tempo permainan dari lini tengah.
“Dia bukan hanya pemain masa depan. Pablo Barrios adalah pemain untuk saat ini dan masa mendatang," puji Simeone. Kini, Barrios menjadi bagian penting dalam rotasi lini tengah Atlético. Baik di La Liga maupun Liga Champions, kemampuannya membaca permainan dan tampil dalam tekanan menjadi pembeda.
Hal yang membuat Barrios istimewa bukan sekadar akurasi umpan atau ketenangannya. Ia punya insting bagus, meski masih harus mengasah konsistensi. Ia tahu kapan harus menekan, bertahan, atau menusuk ke depan.
Di tim yang dikenal dengan pertahanan kuat dan semangat juang, Barrios memberikan keseimbangan elegan, menghubungkan lini belakang dan depan dengan irama alami. “Ia mengingatkanku pada Xabi Alonso muda. Ada kesederhanaan dan kecerdasan dalam permainannya yang kini langka," ujar mantan pemain timnas Spanyol, Santi Cazorla.
Bakatnya sudah mendapat perhatian. Timnas Spanyol telah memanggilnya untuk level junior, lalu timnas senior. Artinya, Tim Matador punya tambahan amunisi anak-anak muda berkualitas tinggi, dan diprediksi bakal meledak di Piala Dunia 2026 dan Euro 2028.
Sosok yang Menjauhi Sorotan Publik
Berbeda dengan banyak bintang muda lain, Barrios menjauhi sorotan. Tidak ada mobil mewah atau kontroversi. Media sosialnya tenang, berisi foto latihan dan ucapan terima kasih pada rekan dan pelatih. Ia hidup untuk sepak bola.
Rekan-rekannya sering menggambarkannya sebagai sosok rendah hati dan tak pernah bikin masalah berarti, kecuali diskusi-diskusi di lapangan. Simeone menjulukinya juga sebagai pendengar dan murid yang baik. Media-media di Spanyol menyebut, pola pikir inilah yang membuatnya terus berkembang, bukan cepat redup.
Saat Atlético Madrid berupaya membangun era baru yang lebih modern, Pablo Barrios menjadi simbol masa depan itu. Ia punya akar disiplin, dibentuk oleh taktik, dan dihiasi sentuhan magis yang halus.
Ia mungkin tak berteriak mencari perhatian. Tapi di lapangan, Pablo Barrios berbicara paling lantang, satu umpan, satu keputusan, satu detak jantung dalam satu waktu. Wow banget kan!
Kini, penggemar Atletico Madrid berharap ia bisa membawa tim kesayangan mereka berjaya di kompetisi domestik dan Eropa. Sementara itu, para penggila Timnas Spanyol bermimpi, Barrios bisa berkolaborasi dengan Lamine Yamal, Nico Williams, Pedri dkk, memberi kejayaan di Piala Dunia 2026 dan Euro 2028.
Sumber: Marca, Sport.es