Bola.com, Jakarta - Pemilik Brighton and Hove Albion yang juga miliarder asal Inggris, Tony Bloom, resmi menanamkan investasinya di klub Skotlandia, Heart of Midlothian FC (Hearts), pada Rabu (26-6-2025).
Langkah ini menandai ambisi Bloom untuk kembali membangkitkan klub "underdog" di Eropa setelah sukses membawa kejutan lewat Brighton dan Union Saint-Gilloise.
Dalam pernyataan resmi klub, Hearts mengonfirmasi bahwa Bloom membeli 29 persen saham tanpa hak suara senilai 9,86 juta paun atau sekitar Rp291,4 miliar.
Kepemilikan minoritas tersebut tetap berada dalam batas ketentuan UEFA, yang dirancang untuk menjaga integritas kompetisi ketika dua klub dengan kepemilikan sama lolos ke ajang yang sama.
Langkah Bloom ini kembali menarik perhatian publik sepak bola Eropa. Sebagai mantan pemain poker profesional, Bloom dikenal luas karena pendekatannya yang berbasis analisis data dan manajemen modern, yang terbukti sukses di dua klub sebelumnya.
"Saya benar-benar antusias bisa berinvestasi di Hearts," ujar Bloom dalam pernyataan resmi klub.
"Saya yakin klub ini punya potensi besar untuk menggoyang dominasi sepak bola Skotlandia yang sudah berlangsung terlalu lama," imbuhnya.
Jejak Impresif Bloom
Bloom memang punya rekam jejak impresif. Di kampung halamannya, ia membawa Brighton dari papan bawah hingga bersaing di zona Eropa.
Di Belgia, ia juga memegang saham mayoritas di Union Saint-Gilloise, yang baru saja mengakhiri penantian panjang selama 90 tahun dengan meraih gelar juara Liga Pro Belgia musim ini. Klub asal Brussel itu pun akan tampil di fase grup Liga Champions musim depan.
Namun, demi memenuhi aturan UEFA, Bloom sempat harus mengurangi kepemilikan dan pengaruh pengambilan keputusan di Union pada 2023, ketika klub tersebut lolos ke Liga Europa bersamaan dengan Brighton.
Sementara itu, Hearts musim lalu hanya mampu finis di peringkat ketujuh Liga Utama Skotlandia dan gagal lolos ke kompetisi Eropa. Sebelumnya, mereka tampil di ajang Conference League, tetapi tersingkir di fase awal.
Coba Dobrak Dominasi
Klub asal Edinburgh itu terakhir kali menjuarai liga domestik pada 1960, dan sejak saat itu hanya lima kali finis sebagai runner-up, yang paling dramatis terjadi pada 1986.
Saat itu, Hearts memimpin klasemen hingga pekan terakhir, tetapi harus merelakan gelar setelah kalah dari Dundee akibat dua gol telat dan disalip oleh Celtic di detik-detik akhir musim.
Di tengah dominasi abadi dua raksasa Glasgow, Celtic dan Rangers, yang telah meraih gabungan 40 gelar terakhir, investasi Bloom di Hearts menjadi angin segar dan harapan baru bagi persepakbolaan Skotlandia.
Sumber: AP News