Bola.com, Jakarta - Penyerang Barcelona asal Brasil, Raphinha, melontarkan kritik tajam terhadap penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub 2025.
Dalam pandangannya, keputusan memperpanjang musim kompetisi tanpa melibatkan suara para pemain adalah bentuk pengabaian terhadap hak dasar pemain untuk beristirahat.
Dalam pernyataannya, Raphinha menyayangkan fakta bahwa banyak pemain harus mengorbankan waktu libur demi tampil di turnamen yang datang tak lama setelah musim liga Eropa berakhir pada akhir Mei, dan disusul dengan jadwal internasional pada awal Juni.
"Sebagai pemain klub Eropa, seharusnya sekarang ini kami sedang liburan," ujar Raphinha kepada media.
Contoh Kasus
Ia mencontohkan dua kompatriotnya, Marquinhos dan Lucas Beraldo dari Paris Saint-Germain (PSG), yang baru menjuarai Liga Champions, tetapi belum sempat merayakan kemenangan tersebut secara layak karena langsung dipanggil ke timnas, lalu berlanjut ke Piala Dunia Antarklub 2025.
"Mereka belum benar-benar berhenti. Banyak yang bilang ini cuma alasan. Mungkin iya, mungkin tidak. Tapi, dipaksa mengorbankan libur itu tidak sederhana. Itu adalah hak kami. Semua orang berhak atas libur setidaknya sebulan, dan banyak dari kami tidak akan mendapatkannya," cetus Raphinha.
Kekhawatiran Bukan Tanpa Alasan
Kekhawatiran Raphinha bukan tanpa alasan. Setelah Piala Dunia Antarklub 2025, sebagian besar liga top Eropa akan memulai pramusim pada awal Agustus, dengan kompetisi resmi kembali bergulir pertengahan hingga akhir bulan yang sama.
Jika PSG, misalnya, lolos ke final Piala Dunia Antarklub 2025, mereka akan langsung bertemu Tottenham Hotspur di ajang Piala Super pada 13 Agustus, tanpa jeda berarti.
"Jadwalnya tidak pernah berhenti. Dari sudut pandang saya, ini sangat tidak ideal: menyerahkan waktu libur demi turnamen baru yang kami tidak pernah dimintai pendapat soal keikutsertaannya," tambah Raphinha.
"Seharusnya pemain punya pilihan. Dipaksa melepas waktu libur demi kompetisi baru itu sangat berat," ucapnya.
Sumber: Reuters via NST