Reuni PSG dan Messi di Piala Dunia Antarklub 2025 Bangkitkan Kenangan Pahit

Reuni PSG dan Lionel Messi di Piala Dunia Antarklub 2025, Kenangan pahit kembali terungkit.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 28 Juni 2025, 21:45 WIB
Lionel Messi memang belum mampu memenuhi ekspektasi fans Paris Saint-Germain. Namun, kedatangannya ke Parc des Princes membawa dampak besar terhadap pemasaran klubnya. PSG diketahui telah menjual hampir satu juta jersey Messi menurut Goal. (AFP/Franck Fife)

Bola.com, Jakarta - Paris Saint-Germain (PSG) sedang menikmati masa kejayaan baru usai merebut trofi Liga Champions pertama dalam sejarah klub.

Namun, di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025, PSG langsung dihadapkan pada reuni emosional yang membangkitkan kenangan pahit, berjumpa Lionel Messi dan Inter Miami di Atlanta, Sabtu malam (29-6-2025).

Advertisement

Kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions bulan lalu menandai transformasi besar PSG di bawah arahan Luis Enrique.

Musim gemilang itu juga menjadi pembuktian bahwa pendekatan baru PSG, menanggalkan era galacticos demi membangun skuad muda yang lapar prestasi, berbuah manis.

Langkah strategis itu dimulai sejak musim panas 2023, ketika Neymar dan Lionel Messi pergi meninggalkan klub, sebuah era berganti. Setahun kemudian, giliran Kylian Mbappé menyusul ke Real Madrid, mempertegas pergeseran total filosofi tim.

Namun, pertemuan kontra Messi justru membuka kembali luka lama. Ketika didatangkan dari Barcelona pada Agustus 2021, Messi diyakini sebagai "kepingan terakhir" dalam ambisi PSG merebut Liga Champions.

Harapan itu diamini Messi yang kala itu berkata, "Mimpi saya adalah menjuarai Liga Champions lagi, dan saya merasa PSG adalah tempat ideal untuk mewujudkannya."


Jauh dari Harapan

Tampil dengan formasi terbaiknya, termasuk menurunkan trio MMN, Lionel Messi, Kylian Mbappe dan Neymar, Paris Saint-Germain (PSG) hanya mampu bermain imbang 1-1 dengan tuan rumah Brugge dalam matchday pertama Grup A Liga Champions 2021/2022, Rabu (15/9/2021). (Foto: AFP/Kenzo Tribouillard)

Kenyataannya jauh dari ekspektasi. Di dua musim bersama PSG, Messi gagal membawa klub melangkah lebih jauh dari babak 16 besar Liga Champions, kalah dari Real Madrid (2022) dan Bayern Munchen (2023).

Ironisnya, sebelum kedatangan Messi, PSG justru pernah mencapai final (2020) dan semifinal (2021).

Kehadiran Messi, yang kala itu bergaji sekitar 30 juta euro per tahun setelah pajak, dianggap membebani keseimbangan tim. Kombinasi Messi, Neymar, dan Mbappe memang menjanjikan dari sisi bintang, tetapi di atas lapangan justru tak maksimal.

Pada akhirnya, sebagian suporter PSG pun mulai mencemooh sang legenda Barcelona.

Kendati catatan statistiknya tak buruk—32 gol dan 35 assist dalam 75 pertandingan serta dua gelar Ligue 1, Messi dianggap gagal memberi dampak sesuai harapan.

Kolumnis L'Equipe, Vincent Duluc, menulis: "PSG tidak lebih baik karena kehadirannya... dan tampaknya keinginannya bermain di Ligue 1 sama seperti ke dokter gigi."


Pertemuan Masa Lalu dan Kini

Barcelona dikabarkan berencana memulangkan Si Anak Hilang, Lionel Messi yang telah dua musim membela PSG. Pihak manajemen klub kini tengah melakukan finalisasi kontrak La Pulga yang akan diajukan kepada La Liga dalam upaya memulangkannya pada musim panas 2023 mendatang. Jika terealisasi, PSG sudah pasti akan kehilangan pemain dengan koleksi 7 Ballon d'Or tersebut. PSG Pun diyakini akan segera berburu pemain sebagai alternatif pengganti Lionel Messi. Berikut ini 5 pemain yang bisa menjadi opsi. (AFP/Anne-Christine Poujoulat)

Kini, dua tahun berselang, Messi yang baru saja berulang tahun ke-38 sedang menikmati senja kariernya bersama Inter Miami di MLS. Namun, sepak bola kerap mempertemukan masa lalu dan masa kini dalam satu panggung.

Di stadion Mercedes-Benz Atlanta, tempat Messi mencetak gol indah lewat tendangan bebas ke gawang Porto pekan lalu, ia bersiap menghadapi mantan klub yang meninggalkan jejak pahit.

L'Equipe bahkan memasang tajuk depan bertuliskan "Semua belum dimaafkan", menggambarkan perasaan publik Paris terhadap masa singkat Messi di klub ibu kota Prancis itu.

Sementara itu, pelatih Inter Miami, Javier Mascherano, menilai kenangan buruk Messi di Paris bisa menjadi bahan bakar motivasi.

"Jelas, bagi kami lebih baik kalau dia bermain dengan marah. Messi adalah tipe pemain yang saat punya sesuatu di pikirannya, justru tampil lebih luar biasa," ujar Mascherano kepada ESPN.


Ambisi Meluas, Rawan Terjegal

Lionel Messi sukses mencetak dua gol di babak pertama, masing-masing pada menit ke-19 sebagai gol pembuka dan pada menit ke-44 sebagai penutup babak pertama. (AP/Christophe Ena)

Di sisi lain, PSG dan pelatih Luis Enrique tentu tak ingin kisah sukses musim ini ternoda. Setelah menguasai Eropa, ambisi mereka kini meluas ke panggung dunia.

Namun, takdir justru mempertemukan mereka dengan sosok yang pernah mereka harapkan jadi pembawa kejayaani. Ironisnya, sosok itu datang sebagai lawan yang berpotensi menggagalkan mimpi mereka.

Andai Messi berhasil menyingkirkan PSG hanya beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-38, luka lama yang belum sepenuhnya sembuh di kubu Paris bisa saja kembali terbuka, dan terasa lebih menyakitkan dari sebelumnya.

 

Sumber: AFP via NST