Keluarga Berlusconi Resmi Menjual Monza ke Perusahaan Amerika: Mengakhiri Era Panjang di Sepak Bola Italia

Keluarga Berlusconi memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis di dunia sepak bola.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 02 Juli 2025, 13:15 WIB
Monza pada 2022. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Bola.com, Jakarta - Era kepemilikan klub sepak bola Italia oleh keluarga Berlusconi resmi berakhir setelah mereka sepakat menjual AC Monza kepada perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Beckett Layne Ventures.

Kesepakatan ini diumumkan pada Selasa waktu setempat, dan menandai penutupan babak penting dalam sejarah panjang keterlibatan keluarga Berlusconi dalam dunia sepak bola Italia.

Advertisement

Berdasarkan laporan yang beredar, nilai kesepakatan penjualan Monza diperkirakan mencapai sekitar 45 juta euro (sekitar 53 juta dolar AS), termasuk utang klub.

Sumber yang dekat dengan proses negosiasi menyebut bahwa Fininvest — perusahaan induk milik keluarga Berlusconi — akan menjual 80 persen saham Monza kepada Beckett Layne Ventures. Fininvest masih mempertahankan 20 persen saham hingga sepenuhnya keluar pada Juni 2026.


Akhir Era Berlusconi di Sepak Bola

Sosok Silvio Berlusconi bukan cuma berpengaruh untuk sepak bola Italia. Namun juga sangat dekat dengan kultur dan politik lantaran ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Italia. (AFP/Alberto Pizzoli)

 

Penjualan ini menjadi langkah mundur total keluarga Berlusconi dari sepak bola, setelah wafatnya Silvio Berlusconi pada 2023.

Berlusconi, yang dikenal sebagai Perdana Menteri Italia sebanyak empat kali dan raja media ternama, merupakan tokoh sentral dalam perkembangan sepak bola Italia, khususnya lewat kepemilikan atas AC Milan — klub yang ia bawa meraih tujuh gelar Liga Champions.

Pada 2018, setelah melepas kepemilikan AC Milan, Berlusconi membeli Monza yang saat itu masih bermain di kasta ketiga Liga Italia, dengan nilai sekitar 3 juta euro.

Berada di bawah kepemimpinan Adriano Galliani, mantan eksekutif AC Milan, Monza berhasil promosi ke Serie A untuk kali pertama dalam sejarah mereka pada tahun 2022.

Namun, musim 2024 menjadi titik balik suram bagi Monza setelah mereka terdegradasi dari Serie A Liga Italia. Penurunan ini membuat Fininvest harus menurunkan nilai buku klub sebesar 70 persen, dari 100 juta euro menjadi hanya 30 juta euro.


Kerugian Besar Selama Kepemilikan

 

Selama enam tahun berada di bawah kendali Berlusconi, Monza mengalami kerugian finansial signifikan. Total kerugian yang dicatat sejak 2018 mencapai 270 juta euro, termasuk 48 juta euro hanya sepanjang 2024.

Akuisisi Monza oleh Beckett Layne Ventures mencerminkan tren yang berkembang di sepak bola Italia, di mana klub-klub top seperti Inter Milan, AC Milan, AS Roma, Parma, Fiorentina, dan Hellas Verona kini dikuasai investor dari Amerika Serikat.

Sumber: The Star