Bola.com, Jakarta - Barcelona resmi menjalin kerja sama baru dengan otoritas pariwisata Republik Demokratik Kongo (DRC) sebagai sponsor di bagian lengan jersey mereka mulai musim ini.
Kesepakatan ini bernilai 10 juta euro per musim (sekitar Rp189,7 miliar) selama tiga tahun, dan menjadi langkah terbaru klub dalam mencari sumber pendanaan tambahan, meski menuai sorotan tajam terkait catatan hak asasi manusia di negara Afrika Tengah tersebut
Selama tiga tahun terakhir, Barcelona terus mencari cara kreatif demi menopang keuangan klub yang sedang tertekan.
Mereka telah menjual 49,5 persen saham Barca Vision, melego 25 persen hak siar La Liga selama 25 tahun, serta menyewakan 475 kursi VIP selama tiga dekade.
Klub juga telah merombak kontraknya dengan Nike dan menjual hak penamaan Camp Nou kepada Spotify, yang kini juga menjadi sponsor utama jersey.
Sumber Dana Baru di Tengah Krisis Keuangan
Kesepakatan terbaru Barcelona dengan pemerintah DRC dilaporkan oleh media Spanyol, Mundo Deportivo dan Sport, serta dikonfirmasi oleh jurnalis ESPN, Jordi Blanco.
Barcelona akan menampilkan slogan "DRC, the heart of Africa" di lengan jersey mereka, sambil menggandeng Barca Foundation untuk proyek kemanusiaan bersama, termasuk inisiatif pendidikan dengan sekolah-sekolah di Kongo.
Pihak DRC bahkan tertarik untuk menggelar laga persahabatan yang melibatkan Barcelona secara langsung di negara mereka.
Namun di balik nilai ekonomisnya, kerja sama ini memicu kontroversi karena kondisi hak asasi manusia yang memprihatinkan di Republik Demokratik Kongo.
Kritik atas Rekam Jejak HAM di DRC
Amnesty International mencatat bahwa konflik bersenjata antara milisi pemberontak dan pasukan pemerintah, dengan dugaan keterlibatan dukungan dari negara tetangga, Rwanda, masih berlangsung sengit.
Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir, dilaporkan telah terjadi sekitar 250 eksekusi di luar proses hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan.
Tak hanya itu, sistem peradilan DRC juga menjadi sorotan, terutama karena adanya penindasan terhadap aktivis hak LGBTQ+.
Pemerintah negara tersebut saat ini tengah memproses hukum para pembela hak minoritas gender dan secara resmi melarang pernikahan sesama jenis, isu yang justru selama ini secara terbuka didukung oleh Barcelona sebagai bagian dari komitmen sosial mereka
Antara Etika dan Kepentingan Finansial
Barcelona bukan satu-satunya klub Eropa yang menjalin kemitraan dengan DRC. Sebelumnya, AC Milan dan AS Monaco juga pernah meneken kerja sama dengan negara tersebut.
Namun, keikutsertaan Barcelona dalam proyek serupa memunculkan dilema baru terkait keseimbangan antara etika dan kebutuhan finansial.
Di satu sisi, kesepakatan ini menawarkan suntikan dana segar di tengah proyek ambisius dan kesulitan likuiditas klub. Di sisi lain, identitas sosial Barcelona yang kerap membela nilai-nilai keadilan dan kesetaraan kini diuji oleh mitra barunya yang memiliki catatan HAM kelam.
Bagaimana reaksi para suporter dan komunitas internasional terhadap langkah ini akan menjadi ujian lanjutan terhadap konsistensi nilai-nilai yang selama ini diusung Blaugrana.
Sumber: Fooball Espana