Bola.com, Jakarta - Mimpi Carlos Alcaraz untuk mencetak hattrick gelar Wimbledon harus kandas di tangan Jannik Sinner. Petenis asal Spanyol itu takluk dalam empat set, 4-6, 6-4, 6-4, 6-4, pada partai final yang digelar di Centre Court, Minggu (13-7-2025) waktu setempat.
Kendati kecewa, Alcaraz tetap menatap tinggi kekalahannya dan mengaku bangga dengan performa selama turnamen.
"Rasanya selalu buruk saat kalah, dan sedikit lebih menyakitkan ketika itu terjadi di final," ucap Alcaraz, yang sebelumnya menaklukkan Sinner dalam laga epik lima set di final Prancis Terbuka bulan lalu.
"Tapi, saya bangga dengan apa yang saya lakukan selama empat minggu terakhir di lapangan rumput London. Saya meninggalkan Wimbledon dengan kepala tegak karena saya sudah memberikan segalanya," ucapnya.
Alcaraz mengakui kehebatan permainan Sinner di final kali ini. Meski sempat memimpin satu set, ia harus mengakui dominasi lawannya dalam tiga set berikutnya.
"Saya bermain melawan seseorang yang bermain luar biasa hari ini. Jadi, meskipun sedih, saya tetap meninggalkan lapangan dengan kepala tegak," ujar petenis berusia 21 tahun itu.
Rivalitas Kelas Atas
Menariknya, Carlos Alcaraz menilai rivalitasnya dengan Sinner sebagai sesuatu yang "berada di kelas tersendiri" di dunia tenis putra saat ini. Keduanya telah berbagi delapan dari sembilan gelar Grand Slam terakhir, masing-masing dengan empat trofi.
"Setiap kali kami bertemu, level permainan kami sangat tinggi. Saya belum melihat pasangan pemain lain yang saling berhadapan dengan level seintens ini," tutur Alcaraz.
Menurutnya, rivalitas ini bukan hanya baik untuk dirinya dan Sinner, tetapi juga untuk masa depan tenis. Terlebih setelah pensiunnya para legenda seperti Roger Federer, Rafael Nadal, dan Andy Murray, serta menurunnya performa Novak Djokovic karena faktor usia.
"Rivalitas ini semakin berkembang, dan kami terus bertemu di final Grand Slam, Masters, dan turnamen-turnamen terbaik dunia. Ini akan menjadi lebih besar lagi ke depannya," lanjutnya.
"Saya bersyukur karena ini mendorong saya untuk selalu memberikan 100 persen di setiap latihan. Untuk bisa mengalahkan Sinner, saya harus mempertahankan, bahkan menaikkan level saya," tegasnya.
Sinner Punya Fokus Khusus saat Hadapi Alcaraz
Pelatih Sinner, Darren Cahill, membenarkan bahwa duel melawan Alcaraz selalu mendapat perhatian khusus dari anak asuhnya. Bahkan, Sinner disebut kerap menonton ulang pertandingan-pertandingan Carlos demi mempelajari dan menyaingi perkembangan rival utamanya itu.
"Jannik lebih sering menonton pertandingan Carlos daripada pemain lain karena dia tertarik dengan kemajuan yang ditunjukkan Carlos. Ia juga terus mendorong kami para pelatih untuk membantunya berkembang lebih baik," ujar Cahill.
Kemenangan di final Wimbledon ini terasa sangat berarti bagi Sinner. Selain menumbangkan Alcaraz, ia mengakhiri catatan lima kekalahan beruntun dari lawan yang sama.
"Kalau sudah kalah berkali-kali dari seseorang, jelas itu tidak mudah," kata Sinner yang kini memperkecil rekor pertemuan menjadi 5–8.
"Namun, saya tidak pernah merendahkan diri saya. Saya tetap melihat ke atas, ke Carlos. Bahkan hari ini, saya merasa ada beberapa hal yang ia lakukan lebih baik dari saya. Itu jadi pelajaran untuk kami ke depan."
Sinner juga mengingatkan bahwa Alcaraz bukan satu-satunya ancaman.
"Bukan cuma Carlos, tapi semua pemain. Sekarang kami jadi target. Kami harus siap dengan itu," kata petenis asal Italia itu.
Alcaraz Yakin Sinner Belajar dari Kekalahan di Paris
Mengomentari peningkatan performa rivalnya, Alcaraz menyebut ia tak terkejut dengan permainan Sinner di Wimbledon, terutama setelah kekalahan panjang lima set di final Prancis Terbuka yang lalu, di mana Sinner gagal memanfaatkan tiga championship point.
"Saya tahu dia pemain hebat dan juara sejati. Seorang juara akan belajar dari kekalahan," kata Alcaraz.
"Saya sudah memperkirakan sejak awal bahwa dia akan belajar dari kekalahan itu dan tidak mengulang kesalahan yang sama, dan hari ini, level permainannya sangat tinggi. Saya tidak terkejut sama sekali," katanya lagi.
Sumber: Reuters