Bola.com, Jakarta - Statistik resmi MotoGP hingga paruh musim 2025 menunjukkan dominasi Marc Marquez bersama Ducati, tetapi di sisi lain juga menyoroti kekhawatiran besar bagi tim Honda.
Memasuki jeda musim panas setelah 12 seri berjalan, Marquez berhasil mengamankan delapan kemenangan di balapan utama dan 11 kemenangan di sprint race.
Dengan keunggulan 120 poin di klasemen sementara, pembalap berusia 32 tahun itu kian dekat dengan gelar juara dunia kedelapan sekaligus yang ketujuh di kelas utama.
Tampil konsisten di atas motor GP25, Marquez menemukan kombinasi ideal yang memungkinkannya tampil kompetitif tanpa harus memaksakan batas kemampuannya seperti saat bersama Honda. Meski, tetap harus menyesuaikan gaya balapnya, Marquez menunjukkan adaptasi yang mulus.
Marquez Stabil
Bukti kestabilan Marquez juga terlihat dari data resmi jumlah kecelakaan sepanjang musim ini. Hingga seri ke-12, Marquez hanya tercatat delapan kali terjatuh, setengah dari jumlah kecelakaannya di titik yang sama pada musim 2024.
Sebagai perbandingan, pada musim lalu bersama Gresini Ducati menggunakan motor GP23, Marquez mencatat 16 kecelakaan hingga GP Aragon dan menutup musim dengan 24 kali terjatuh.
Motor GP23 dikenal bermasalah dalam pengereman, terutama bagi pembalap yang agresif seperti Marquez.
Namun, di musim ini, rekan setimnya, Pecco Bagnaia, justru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan gaya pengereman dengan GP25, sebuah masalah yang tampaknya tidak dialami Marquez.
Hal ini turut berkontribusi pada rendahnya angka kecelakaan Marquez, apalagi karena dominasi yang ia tunjukkan membuatnya tak perlu mengambil risiko berlebih di lintasan.
Sebagai catatan, pada musim 2023, tahun terakhir Marquez bersama Honda, ia terjatuh sebanyak 29 kali.
Di 2022 (absen delapan seri), ia mencatat 18 kecelakaan, sementara pada 2021 (absen empat seri) jumlahnya 22 kali. Musim terbaiknya, 2019, "hanya" diwarnai 14 kali kecelakaan.
Honda Memimpin Daftar Jatuh
Berbanding terbalik dengan catatan Marquez, duo Honda, Johann Zarco dan Joan Mir, justru menjadi pembalap dengan jumlah kecelakaan terbanyak sejauh ini, masing-masing 15 kali.
Untuk Zarco, angka tersebut sudah menyamai total kecelakaan yang ia alami sepanjang musim 2024. Namun, meningkatnya performa RC213V di musim ini juga mendorong para pembalap untuk tampil lebih agresif.
Zarco sempat meraih kemenangan di GP Prancis (dalam kondisi hujan) dan finis kedua di GP Inggris.
Hanya, meski lebih kompetitif, kelemahan Honda di sektor tenaga mesin memaksa pembalapnya menekan lebih keras saat masuk tikungan, yang memperbesar potensi kecelakaan.
Sementara itu, angka milik Mir dinilai sedikit "menipu" karena beberapa insiden melibatkan rider lain yang membuatnya tak berdaya.
Pembalap Terselamatkan Statistik
Di sisi lain, tiga pembalap penuh waktu mencatat angka kecelakaan terendah setelah 12 seri: Fabio Di Giannantonio (VR46 Ducati), Alex Rins, dan Miguel Oliveira (keduanya Yamaha), masing-masing hanya tiga kali terjatuh.
Catatan Di Giannantonio cukup mengesankan, terutama karena ia sempat tampil apik dengan beberapa podium.
Sedangkan Rins dan Oliveira lebih banyak “terselamatkan” oleh kurangnya daya saing Yamaha, yang membuat mereka kesulitan bersaing di lintasan, tetapi juga mengurangi risiko kecelakaan.
Le Mans Jadi Sirkuit Terseram 2025
Le Mans mencatat jumlah kecelakaan terbanyak sepanjang musim 2025 sejauh ini, sebanyak 70 insiden, dibantu oleh kondisi cuaca buruk yang memperparah tantangan di trek. Selain itu, GP Prancis juga mencetak rekor jumlah penonton baru di MotoGP tahun ini.
Di bawah Le Mans, Assen (GP Belanda) menempati urutan kedua dengan 64 kecelakaan.
Sementara itu, sirkuit Aragon dan Lusail menjadi dua venue "teraman" sejauh ini dengan hanya mencatat 27 insiden kecelakaan.
Sumber: Crash