Bola.com, Jakarta - Nasib Dele Alli kembali menjadi sorotan. Baru bergabung dengan Como pada Januari lalu, eks gelandang Timnas Inggris itu kini dikabarkan telah didepak dari skuad utama oleh pelatih Cesc Fabregas.
Situasi ini memperpanjang daftar kemunduran dalam karier pemain yang sempat bersinar bersama Tottenham Hotspur.
Kendati sempat muncul rumor bahwa Alli mempertimbangkan pensiun di usia 29 tahun, kabar tersebut segera dibantah.
Sang pemain disebut sedang mencari klub baru usai dinyatakan tak masuk rencana jangka panjang Fabregas di Como, klub sempat dianggap sebagai tempat ideal untuk memulai kembali kariernya.
Alli, yang pernah meraih penghargaan PFA Young Player of the Year dua kali berturut-turut (2016 dan 2017), mengalami penurunan tajam setelah era Mauricio Pochettino di Tottenham berakhir.
Gagal bersinar di Everton dan juga saat dipinjamkan ke Besiktas, kepergiannya ke Como sempat dianggap sebagai titik balik. Namun, sejak kedatangannya, ia hanya mencatat satu penampilan saja.
Menyayangkan Kondisi Alli
Situasi ini memunculkan reaksi dari banyak pihak, termasuk legenda Manchester United, Rio Ferdinand.
Berbicara dalam program "talkSPORT Breakfast", Ferdinand menyayangkan kondisi terkini mantan bintang muda Inggris tersebut.
"Wah, sayang sekali. Ini teka-teki lain yang perlu dilihat lebih dalam," ujar Ferdinand.
"Saya menonton wawancara di dokumenter bersama Jose Mourinho. Itu sangat mengena. Jose seperti peramal, cara semuanya terjadi persis seperti yang dia prediksi."
Faktor di Balik Layar
Ferdinand menambahkan bahwa masalah yang menimpa Dele Alli kemungkinan tidak hanya terkait performa di lapangan.
"Saya rasa ada banyak hal yang terjadi di balik layar. Kita kadang lupa bahwa para pemain bukan manusia super. Mereka punya masalah dan beban juga. Kalau itu tidak ditangani, bisa berujung seperti yang kita lihat sekarang," tuturnya.
Ia juga mengingatkan, di masa jayanya, statistik Alli bahkan sempat dibandingkan dengan legenda seperti Gerrard, Lampard, dan Scholes.
"Trajectory-nya luar biasa, lalu seperti jatuh dari tebing. Tapi, saya yakin penyebabnya jauh lebih kompleks dari yang terlihat," ulasnya.
Faktor Cedera
Pernyataan Ferdinand turut diamini oleh Dean Lewington, mantan rekan Alli saat di MK Dons.
Lewington menilai kepindahan ke Como awalnya terlihat sebagai keputusan tepat untuk menjauh dari sorotan media Inggris.
"Kelihatannya itu keputusan yang bagus: keluar dari tekanan, fokus main bola. Tapi, sayangnya, sepertinya tidak berjalan sesuai harapan. Entah karena apa," ujar Lewington.
Menurutnya, faktor cedera juga punya peran besar.
"Dia kesulitan mendapatkan menit bermain, dan kalau Anda tidak bermain di usia seperti dia sekarang, efeknya bisa ke mana-mana," lanjutnya.
Sisi Psikologis Alli
Lewington juga mengangkat sisi psikologis yang memengaruhi performa Alli. Pada 2023, sang pemain sempat blak-blakan soal trauma masa kecil dan perjuangan mental yang ia alami, sesuatu yang diyakini turut menghambat kebangkitannya.
Satu di antara momen paling viral yang dianggap memperburuk situasi Alli adalah tayangan dokumenter Amazon 'All or Nothing: Tottenham Hotspur' yang menampilkan Mourinho secara terang-terangan menyebutnya "malas" di hadapan rekan-rekannya.
"Tiga musim pertamanya di Spurs luar biasa. Dia menang penghargaan, statistiknya gila. Tapi, dokumenter itu, saya rasa tidak membantunya. Ditambah lagi, kepergian Pochettino, cedera, dan hal-hal lain," tambah Lewington.
Menurut Lewington, sejak itu, Alli tak pernah benar-benar mampu mengulang performa cemerlang di awal kariernya, saat ia sempat digadang-gadang sebagai satu di antara talenta paling menjanjikan Inggris.
Sumber: Talksport