F1 2025 Sedang Jeda Musim Panas, Tim Tetap Terikat Aturan Ketat

Meski Formula 1 (F1) 2025 sedang diliburkan selama dua pekan, tim-tim peserta tak bisa melakukan pembaruan terhadap mobil balap mereka karena aturan super ketat yang diberlakukan.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiperbarui 15 Agustus 2025, 18:20 WIB
Pembalap Ferrari asal Inggris Lewis Hamilton (kiri) berkompetisi pada Grand Prix Formula Satu Hongaria di sirkuit Hungaroring di Mogyorod dekat Budapest, Hongaria, pada 3 Agustus 2025. (Attila KISBENEDEK/AFP)

Bola.com, Jakarta - Formula 1 (F1) 2025 yang serbacepat dan tak kenal lelah memasuki periode istirahat musim panas selama tiga pekan, sebuah jeda langka dari kesibukan lintasan. Namun, banyak aturan ketat yang harus dipatuhi tim-tim peserta.

F1 2025 tengah libur musim panas setelah GP Hungaria. Ajang balap mobil dunia ini baru akan kembali digelar pada 31 Agustus 2025, di mana GP Belanda akan digelar di Zandvoort.

Advertisement

Periode ini dikenal sebagai libura musim panas atau summer shutdown. Namun, tetap ada aturan ketat yang diberlakukan, seperti yang diungkap oleh mantan insinyur strategi, Bernie Collins.

Meskipun disebut shutdown, minggu pertama setelah GP Hungaria sebenernya masih merupakan kerja bagi semua tim.

“Kita bicara tentang penutupan sirkuit karena kita berpikir di Budapest, pada akhir balapan, sirkuit ditutup. Namun, sebenarnya minggu ini masih merupakan minggu kerja bagi semua tim,” ujar Collins.

“Semua tim akan tetap berada di pabrik masing-masing. Beberapa dari mereka sedang berlibur, tetapi minggu ini masih merupakan minggu kerja dan beberapa tim masih berada di Budapest untuk uji coba ban. Jadi, belum semua tim berlibur," lanjutnya.


Aturan Ketat, Mobil Tak Bisa Diutak-atik

Pembalap Ferrari asal Inggris, Lewis Hamilton, berlomba pada sesi latihan ketiga menjelang Grand Prix Formula Satu Hungaria di sirkuit Hungaroring di Mogyorod dekat Budapest, Hungaria, pada 2 Agustus 2025. (Attila KISBENEDEK/AFP)

Inti dari summer shutdown adalah periode dua pekan yang sangat ketat, di mana tim F1 sama sekali tidak diizinkan untuk melakukan pekerjaan apa pun terhadap mobil mereka saat ini dan proyek untuk musim berjalan.

Badan pengatur F1, FIA, memiliki kemampuan untuk memantau aktivitas tim guna mencegah pelanggaran aturan. Collins menggarisbawahi betapa ketatnya peraturan ini.

“Pada dasarnya kami memasuki periode penutupan dua minggu yang diberlakukan. Itu diberlakukan oleh FIA. Mereka bisa memantau, atau meminta bukti dari tim, seperti komunikasi email, berapa lama laptop menyala, semua bisa dilacak secara daring sekarang,” ujar Collins.

Ini berarti semua departemen teknis yang terkait langsung dengan pengembangan mobil harus berhenti total.

“Semuanya berhenti dan kami menganggapnya sebagai sisi teknis, siapa pun yang bekerja pada desain mobil, pembuatan mobil, terowongan angin misalnya, CFD apa pun, simulator,” jelas Bernie Collins.

“Semua hal tersebut tidak boleh dioperasikan pada mobil F1 saat ini atau apa pun yang berhubungan dengan proyek F1," lanjutnya.


Hanya Pekerjaan Penting yang Diperbolehkan

(Kiri-Kanan) Pembalap Ferrari asal Monako, Charles Leclerc, pembalap McLaren asal Australia, Oscar Piastri, dan pembalap Mercedes asal Inggris, George Russell, berlaga di Grand Prix Formula Satu Hungaria di sirkuit Hungaroring di Mogyorod, dekat Budapest, Hungaria, pada 3 Agustus 2025. (Attila KISBENEDEK/AFP)

Meskipun pekerjaan terkait mobil dihentikan, ada beberapa tugas penting yang masih diizinkan. Tim dapat memiliki personil di lokasi untuk melakukan pemeliharaan, seperti perbaikan terowongan angin atau pembaruan sistem IT.

“Jadi, Anda bisa melakukan hal-hal seperti perawatan terowongan angin. Selama dua pekan ini, mungkin ada orang-orang di windtunnel yang melakukan perawatan rutin apa pun yang perlu dilakukan,” kata Collins.

Sektor IT juga aktif, seringkali melakukan pembaruan besar pada sistem selama periode ini.

“Ada hal-hal yang bisa terjadi, tetapi mereka tidak diizinkan untuk bekerja di mobil F1. Misalnya, TI masih bisa ada. Sering selama penghentian operasional, akan ada peningkatan besar pada sistem TI. Ada kombinasi yang bagus,” tambahnya.


Momen Staf Tim Lepas dari Tekanan

Pembalap McLaren, Lando Norris bersama Oscar Piastri menyapa para penonton disusul pembalap Ferrari, Charles Leclerc dan Lewis Hamilton (kiri) serta pembalap Mercedes, George Russell dan Kimi Antonelli saat melakukan parede mobil lego sebelum balapan Formula 1 GP Miami 2025 yang berlangsung di Sirkuit Autodromo, Miami, Florida, Minggu (04/05/2025) waktu setempat. (AFP/Hector Vivas)

Namun, bagi sebagian besar staf, jeda ini adalah kesempatan yang sangat dihargai untuk benar-benar melepaskan diri dari tekanan pekerjaan F1 yang intens.

“Hal yang dulu saya sukai dari shutdown adalah Anda mematikan ponsel pada Jumat, meninggalkan komputer di kantor, lalu kembali dua pekan kemudian tanpa ada satu pun email tambahan, kecuali mungkin satu email dari tim IT yang mengatakan sistem telah diperbarui dan semua kata sandi Anda tidak berfungsi lagi," ujar Collins mengenang pengalaman pribadinya.

Collins menggambarkan betapa uniknya momen ini dibandingkan profesi lain.

“Namun, ada jeda yang terasa nyata. Jika Anda pergi selama dua minggu, Anda akan menerima 300 email atau berapapun jumlahnya. Shutdown ini sangat menyenangkan karena tidak ada interaksi seperti itu. Anda tidak merasa kehilangan apa pun. Semua benar-benar berhenti dan kembali aktif setelah dua minggu,” ujarnya.

“Jadi mereka akan mulai bekerja kembali pada hari Senin sebelum Zanvoort. Beberapa orang yang perlu keluar dan membangun peralatan, membangun garasi atau truk atau rumah motor, mereka akan mulai hari Sabtu atau Minggu sebelum Zandvoort. Jadi pada dasarnya saat shutdown akan berakhir." (Fadillah Setiawan)

Sumber: Crash.net

 

Berita Terkait