Bola.com, Jakarta - Markas latihan Manchester United (MU) di Carrington kini berubah total. Dari yang dulu dijuluki Sir Jim Ratcliffe sebagai "lorong kelam bak sarang kelinci" dan "rumah sakit di basemen", kini menjelma menjadi fasilitas kelas dunia yang terang, modern, dan serbacanggih.
Renovasi besar senilai 50 juta paun (sekitar Rp1 triliun) selama setahun terakhir ini menghadirkan wajah baru yang tak hanya memanjakan pemain, tetapi juga mendukung performa optimal di lapangan.
Kiper Tom Heaton tersenyum lebar saat ditanya siapa pemain pertama yang mencoba jasa tukang cukur baru di kompleks Carrington.
"Tidak mau menjerumuskan siapa pun, tapi dia ada di sana," ucapnya sambil melirik ke arah Diogo Dalot.
"Dia pasti jadi favorit untuk potong rambut duluan!"
Barbershop ini lengkap dengan tiang ikonik bergaris biru-merah-putih, dan pemain boleh mengundang tukang cukur pribadi mereka.
Tepat di sebelahnya, sebuah simulator Formula 1 menjadi hiburan baru. Bek muda Ayden Heaven memimpin papan peringkat dengan catatan waktu 1:15:721, sementara Mason Mount tertinggal jauh dengan 1:44:715.
Teknologi Canggih di Setiap Sudut
Fasilitas baru tak hanya soal hiburan. Toilet pintar di markas ini mampu mendeteksi tingkat dehidrasi pemain.
Di ruang medis, tersedia MRI, CT scan, dan DEXA scanner yang bisa memetakan komposisi tubuh lengkap dalam tujuh menit, hingga ke tingkat kepadatan mineral tulang dan perbedaan otot kanan-kiri.
Di luar gedung, sudah ada rencana pembangunan lapangan padel atas permintaan pemain.
Semua ini sejalan dengan misi pelatih Ruben Amorim untuk menciptakan budaya kerja yang sehat dan solid di klub.
Perubahan yang Memukau
Ketika Cristiano Ronaldo kembali ke MU pada 2021, ia terkejut karena fasilitas Carrington nyaris tak berubah sejak ia pergi ke Real Madrid pada 2009.
"Kemajuan nol. Harus dibongkar dan dibangun lagi," katanya kala itu.
Ratcliffe pun merasakan hal serupa saat pertama kali meninjau lokasi.
"Dulu mungkin terdepan pada 2000, tapi 25 tahun kemudian sudah jauh tertinggal," ujarnya saat pembukaan resmi, Jumat lalu.
"Sekarang terbuka, segar, modern, dan mendorong interaksi. Inilah yang kita butuhkan," imbuhnya.
Perubahan terlihat jelas: ruang-ruang gelap diganti dengan area terbuka yang penuh cahaya alami. Alur antar-ruangan dibuat mengalir, menyesuaikan kebutuhan pemain dan staf.
Ruang perawatan kini luas, dengan pemandangan langsung ke lapangan latihan utama, dilengkapi teknologi seperti tangki dry flotation, terapi cahaya merah, hyperbaric chamber, dan cryotherapy.
Sentuhan untuk Pemain
Ruang ganti tim utama kini dilengkapi layar digital di tiap pod pribadi pemain, menampilkan jadwal dan pesan sambutan.
Satu-satunya pod tanpa nomor adalah milik Jadon Sancho, yang sudah kehilangan nomor 25-nya ke Manuel Ugarte dan masuk daftar pemain yang kemungkinan hengkang.
Kantin pemain kini lebih luas, dengan menu digital di luar dapur yang dikelola chef performa Will Carvalho.
Hari Jumat lalu, tema menu adalah Italia: gnocchi pesto basil, salmon puttanesca, smoothie bowl, hingga pancake. Di sudutnya, terselip barbershop dan simulator F1.
Ruang pengarahan tim dilengkapi kursi kulit Italia dan layar raksasa, sementara auditorium baru berkapasitas 80 kursi siap menampung media.
Sekitar 500 dari total 700 staf MU akan berkantor di Carrington pada awal tahun depan, termasuk jajaran eksekutif.
Membangun Budaya Baru
Bagi Heaton, perubahan ini adalah napas segar.
"Fasilitas lama terasa agak semrawut karena terlalu banyak tambahan. Sekarang, ini jadi fondasi hebat bagi tim," ujarnya.
"Akhirnya kami berada di level yang pantas untuk klub ini. Sekarang giliran kami di lapangan untuk menyamai standar itu," tambah Dalot, rekan setim sekaligus sahabat Ronaldo di Timnas Portugal.
Kenangan yang Tak Terlupakan
Di tengah gemerlap modernisasi, MU tak melupakan sejarahnya. Sir Alex Ferguson hadir saat pembukaan untuk meresmikan plakat khusus mengenang Kath Phipps, resepsionis legendaris yang 56 tahun menjadi "hati penyambut" klub sebelum wafat tahun lalu.
Plakat itu memuat pesan khasnya: "Bekerja keras dan tersenyum, Anda berada di Manchester United".
Kini tugas para pemain adalah memastikan pesan itu hidup, dan membawa senyum kembali ke wajah para pendukung, dari laga kontra Arsenal pekan depan, karena, sehebat apa pun bangunan ini, kemenangan tetap harus dicetak di lapangan.
Sumber: Telegraph