Turun Kasta ke Conference League, Crystal Palace Semprot UEFA: Tak Ada Keadilan!

Kritik pedas Crystal Palace untuk UEFA setelah dicoret dari Liga Europa musim 2025/26.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 13 Agustus 2025, 08:40 WIB
Skuad Crystal Palace merayakan sukses jadi juara Community Shield 2025. (Glyn KIRK / AFP)

Bola.com, Jakarta - Crystal Palace melontarkan kritik tajam kepada UEFA setelah dipaksa turun dari Liga Europa ke Conference League. Klub berjuluk The Eagles itu menyebut keputusan tersebut sebagai bukti bahwa "mustahil mendapatkan persidangan yang adil".

Crystal Palace sebelumnya memastikan tiket ke Liga Europa berkat kemenangan bersejarah di final Piala FA melawan Manchester City, Mei lalu, trofi mayor pertama mereka dalam 120 tahun kiprah profesional.

Advertisement

Namun, pada 11 Juli, UEFA memutuskan menurunkan posisi pasukan Oliver Glasner ke kasta ketiga kompetisi Eropa lantaran melanggar aturan kepemilikan multi-klub.

Aturan itu menjerat klub karena pengusaha asal Amerika Serikat, John Textor, tercatat memiliki saham di Crystal Palace sekaligus di Olympique Lyon, yang juga lolos ke Liga Europa.

Meski Eagle Football milik Textor kemudian menjual 43 persen saham di Crystal Palace kepada Woody Johnson, UEFA menilai hingga 1 Maret lalu Textor masih memiliki pengaruh signifikan di kedua klub.

Manajemen The Eagles sempat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), bahkan chairman Steve Parish dikabarkan hadir langsung dalam sidang maraton selama 10 jam di Lausanne, Swiss.

Namun, CAS pada Senin lalu memutuskan menolak banding tersebut. Akibatnya, Crystal Palace harus berlaga di babak playoff Conference League pada 21 Agustus 2025 melawan Fredrikstad atau FC Midtjylland.


Pernyataan Resmi yang Menohok UEFA

Para pemain Crystal Palace merayakan gelar juara setelah mengalahkan Manchester City dalam laga final Piala FA yang berlangsung di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (17/05/2025). (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Melalui situs resmi klub, Crystal Palace mengeluarkan pernyataan keras yang menuduh UEFA mengabaikan prestasi di lapangan.

"Saat seharusnya kami merayakan kemenangan di Community Shield di Wembley, keputusan UEFA yang dikuatkan CAS membuktikan bahwa prestasi olahraga tidak lagi berarti apa-apa," tulis klub.

"Ketika kami menjuarai Piala FA pada hari bersejarah di bulan Mei, manajer dan para pemain sudah layak mendapatkan hak bermain di Liga Europa. Kesempatan itu kini dirampas."


Tuduhan Proses yang Tidak Adil

Pemain Crystal Palace merayakan gol ke gawang Liverpool dalam laga Community Shield di Wembley, Minggu (10/8/2025). (AP Photo/Dave Shopland)

Palace juga menuding adanya klub, organisasi, dan individu yang memiliki "privilege dan kekuasaan luar biasa" dalam memengaruhi keputusan.

"Pengaruh yang tumbuh tidak sehat ini menghancurkan harapan pendukung Crystal Palace, dan menjadi sinyal buruk bagi klub-klub yang ingin berkembang di Eropa saat aturan dan sanksi diterapkan secara tidak konsisten."

The Eagles menyoroti bahwa ada klub dengan struktur multi-kepemilikan yang berlindung di balik "blind trust", tetapi tetap diizinkan bermain di kompetisi yang sama, bahkan mungkin saling berhadapan.

"Sementara itu, klub seperti kami, yang tidak memiliki hubungan dengan klub lain, justru dilarang berpartisipasi," cetus Palace.


Lemahnya Tata Kelola Sepak Bola Eropa

Pemain Crystal Palace merayakan gol yang dicetak Eberechi Eze ke gawang Aston Villa dalam laga semifinal Piala FA 2024/2025 di Wembley, Sabtu (26/4/2025). Crystal Palace melangkah ke final Piala FA setelah menang telak 3-0 atas Aston Villa. (Glyn KIRK / AFP)

Palace mengaku tetap menghormati anggota panel CAS, tetapi menilai proses yang dijalani sangat membatasi peluang pembelaan.

"Semua permintaan kami untuk mengakses korespondensi pihak terkait ditolak, kesaksian saksi juga tidak diizinkan, dan secara umum tidak ada rasa hormat terhadap hukum. Ini membuat keputusan tidak bisa benar-benar digugat dan hasilnya seperti sudah ditentukan sejak awal."

Menurut klub, keputusan ini bukan hanya merugikan mereka, tetapi juga menunjukkan lemahnya tata kelola sepak bola di Eropa.

"Kombinasi aturan yang buruk dan penerapannya yang tidak setara membuat fans kami kehilangan kesempatan menyaksikan tim ini tampil di Liga Europa untuk pertama kalinya."


Siapkan Langkah Hukum Selanjutnya

Suporter Crystal Palace memberikan aplaus kepada para pemain tim kesayangannya yang berhasil melangkah ke final Piala FA 2024/2025 setelah meraih kemenangan 3-0 atas Aston Villa dalam laga semifinal yang berlangsung di Wembley, London, Sabtu (26/4/2025). (Glyn KIRK / AFP)

Palace menyerukan UEFA agar membenahi regulasi, memberikan masa tenggang yang wajar, dan memastikan sanksi berlaku konsisten untuk semua klub dengan proses banding yang layak.

"Pengadilan Eropa telah menegaskan bahwa keputusan seperti ini akan mendapat pengawasan ketat dari pengadilan nasional di masa depan. Hanya dengan begitu keadilan akan diberikan kepada semua tim."

Meski masih mempertimbangkan langkah hukum selanjutnya, Palace memastikan akan tetap tampil di Conference League dengan semangat juang yang sama.

Adapun posisi mereka di Liga Europa musim ini diprediksi akan diisi Nottingham Forest, yang finis di urutan ketujuh Premier League musim lalu dan akan bertandang ke Selhurst Park pada laga kandang pertama Palace di liga, Minggu (24-8-2025).

 

Sumber: Sportsmole

Berita Terkait