Pemerintah Ingin Tambah Pekerja Terampil Indonesia ke Jepang, Targetnya 10 Ribu Orang

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengatakan Indonesia memiliki peluang menambah ekspor tenaga kerja ke Jepang.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiperbarui 13 Agustus 2025, 16:17 WIB
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bola.com, Jakarta - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengatakan Indonesia memiliki peluang menambah ekspor tenaga kerja ke Jepang

Menurut dia, Indonesia tengah mengalami bonus demografi, sementara Jepang kekurangan jumlah pekerja yang semakin menua. Alhasil, P2MI berupaya menambah jumlah pekerja migran terampil asal Indonesia yang bekerja di Jepang. 

Advertisement

Menurut catatannya, kebutuhan total Jepang untuk tenaga kerja mencapai sekitar 630.000 orang. Di sisi lain, jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Jepang melalui skema Specified Skilled Worker (SSW) baru sekitar 10.181 orang. 

Untuk itu, dia berencana menyambangi Negeri Matahari Terbit dalam waktu dekat. Karding akan memetakan lapangan kerja yang tersedia di Jepang bagi para pekerja terampil Indonesia. 

"Peluangnya besar. Saya juga minggu depan ini mau ke Jepang untuk ketemu langsung dengan perusahan dan pemerintah provinsi. Ada enam provinsi untuk saya temui untuk buka (peluang lapangan kerja)," ujar Karding di Fairmont Jakarta, Rabu (13/8/2025).

 


Masih Kalah dari Vietnam

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding saat berpose usai sesi wawancara khusus dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (4/12/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meskipun begitu, dia menyoroti kontribusi pekerja migran Indonesia masih kalah banyak dibanding Vietnam, dengan porsi 12 persen dibanding 59 persen. 

Karding menargetkan jumlah tenaga kerja terampil Indonesia ke Jepang porsinya bisa bertambah. Untuk tahap awal, dia menyasar adanya tambahan sekitar 8 persen. 

"Tahap awal kalau bisa 20 persen oke lah. Karena kan begini, problemnya adalah bahasa, butuh waktu, jadi tidak boleh cepat," ungkap dia. 

Menurut estimasinya, Indonesia bisa menambah alokasi PMI lewat program SSW minimal 10 ribu orang. "Iya, minimal lah. Itu kita ambil yang paling minimal aja. Kalau bisa sih lebih besar dari itu," ucapnya. 

 

 


Potensi Lapangan Kerja di Jepang

Lebih lanjut, Karding turut memaparkan potensi lapangan kerja di Jepang bagi para pekerja Indonesia. Dia lantas menyebut beberapa sektor yang banyak diisi oleh TKI.

Beberapa di antaranya, semisal di sektor konstruksi, teknik, kesehatan, peternakan, manufaktur, industri perhotelan, hingga operator komputer. 

"Bahkan Jepang sekarang butuh misalnya tenaga keamanan, security. Banyak. Sopir, mereka butuh banyak. Sebanyak 30 persen mereka penduduknya di atas 60 tahun," imbuh Karding. 

Berita Terkait