F1 Pertimbangkan Format Baru Sprint Race, Bisa Jadi Magnet Penonton

F1 menyiapkan format Sprint Race yang bisa bikin penonton terpukau.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 13 Agustus 2025, 19:15 WIB
Para pembalap bersiap memulai putaran pemanasan sebelum Sprint Race Grand Prix Formula Satu Belgia di sirkuit Spa-Francorchamps, Spa, pada 26 Juli 2025. (SIMON WOHLFAHRT/AFP)

Bola.com, Jakarta - Formula 1 dikabarkan sedang menyiapkan perubahan besar pada format Sprint Race.

CEO F1, Stefano Domenicali, siap berdiskusi dengan tim, pembalap, dan FIA terkait ide baru ini demi menghadirkan sensasi lebih pada balapan dan menjaga popularitas olahraga di mata penggemar.

Advertisement

Sprint Race merupakan balapan jarak pendek sekitar 100 km, dirancang untuk menambah ketegangan selama akhir pekan balapan.

Sebagai perbandingan, satu seri F1 standar menempuh minimal 305 km, sementara Sprint Race jauh lebih singkat dan cepat. Hanya Grand Prix Monaco yang menjadi pengecualian dengan jarak 260 km karena karakter sirkuitnya yang lambat.

Format Sprint Race sejauh ini memunculkan pro dan kontra. Namun, Domenicali optimistis ada ruang untuk pengembangan agar balapan ini lebih menarik.

"Saya yakin ada kemungkinan untuk memperluas dua hal yang perlu kami diskusikan, baik dengan pembalap maupun tim, dan tentu saja dengan FIA. Pertama, apakah kita bisa menerapkan jadwal Sprint lebih sering? Kedua, apakah ini saat yang tepat untuk mempertimbangkan reverse grid, seperti yang diterapkan di F2 dan F3?" kata Domenicali dalam wawancara podcast dengan The Race.


Bagian Masa Depan F1

Pembalap Jerman dari tim Kick Sauber, Nico Hulkenberg, melaju di depan pembalap Ferrari asal Inggris, Lewis Hamilton, dan pembalap Mercedes asal Italia, Kimi Antonelli, dalam Sprint Race Grand Prix Formula Satu Belgia di sirkuit Spa-Francorchamps, Spa, pada 26 Juli 2025. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Reverse grid adalah format di mana posisi start dibalik. Misalnya, di F2, sepuluh posisi teratas hasil kualifikasi dibalik: pembalap yang finis pertama harus memulai dari posisi 10, kedua dari posisi 9, dan seterusnya. Di F3, pembalap posisi 12 teratas dibalik.

Domenicali berharap sistem serupa bisa diterapkan di F1 untuk meningkatkan ketegangan balapan.

Kendati menuai perdebatan, jumlah Sprint Race musim ini meningkat dari tiga menjadi enam, dan Domenicali menegaskan bahwa format ini akan tetap ada di masa depan.

"Sprint Race, apa pun format akhirnya, harus kita pertahankan. Ini akan menjadi bagian dari masa depan F1," ujar Domenicali.


Memperhatikan Fans

Pembalap Red Bull Racing asal Belanda, Max Verstappen, merayakan kemenangannya di dalam mobilnya setelah memenangkan Sprint Race Grand Prix Formula Satu Belgia di sirkuit Spa-Francorchamps, Spa, pada 26 Juli 2025. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Domenicali menegaskan bahwa perubahan akan tetap memperhatikan fans, meski ia tak takut mengambil risiko demi menarik lebih banyak penonton.

"Kami terbuka terhadap ide baru karena menurut saya penting mendengarkan penggemar, menciptakan sesuatu yang segar, dan tidak takut melakukan kesalahan. Siapa yang takut salah, tidak akan menciptakan hal baru," tambahnya.

Domenicali menegaskan, diskusi mengenai Sprint Race dan kemungkinan reverse grid sedang berkembang, dan pihaknya siap membawa ide-ide baru ini ke meja pembahasan dengan tim-tim F1.

Tujuannya jelas: meningkatkan hiburan dan menjaga daya tarik olahraga paling cepat di dunia ini.

(Fadillah Setiawan)

 

Sumber: Sportbible

Berita Terkait