Premier League 2025/2026 Hadir dengan 6 Aturan Baru, Kiper Jadi Sorotan

Enam aturan baru di Premier League musim 2025/26, dari batas waktu kiper hingga kapten saja yang boleh protes.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 14 Agustus 2025, 15:00 WIB
Liga Inggris - Ilustrasi logo Premier League. (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Sepak bola terus berevolusi. Sejak kali pertama dimainkan lebih dari 150 tahun lalu, wujud permainannya kini hampir tak lagi sama.

Perubahan demi perubahan dilakukan, termasuk melalui pembaruan aturan, demi membuat permainan makin adil, cepat, dan menarik.

Advertisement

Tidak semua regulasi baru disambut hangat, tetapi dampak sesungguhnya baru terlihat setelah diterapkan di lapangan.

Musim 2025/26, Premier League memperkenalkan enam aturan baru yang diyakini akan memengaruhi jalannya kompetisi kasta tertinggi Inggris. Fokus utama kali ini adalah penindakan buang-buang waktu dan pengelolaan interaksi dengan wasit.

Musim lalu, beberapa perubahan mencakup publikasi susunan pemain yang dipercepat menjadi 75 menit sebelum kick-off, serta penambahan jumlah bola di pinggir lapangan untuk memperlancar jalannya pertandingan.

Kini, seperti dilaporkan BBC Sport, regulasi baru menyentuh hal-hal yang lebih teknis.


1. “Eight-second Rule” untuk Kiper

Kiper Manchester City, Stefan Ortega (tengah) menghalau bola tendangan pemain Everton dalam laga lanjutan Liga Inggris 2024/2025 di Goodison Park, Liverpool, Inggris, Sabtu (19/04/2025) waktu setempat. (AP Photo/Peter Byrne)

Mulai Premier League musim 2025/26 ni, kiper hanya boleh memegang bola maksimal delapan detik. Jika melebihi batas tersebut, tim lawan akan mendapatkan sepak pojok.

Aturan ini ditujukan untuk menekan praktik mengulur waktu, sesuatu yang belakangan dikritik keras oleh eks manajer Arsenal, Arsene Wenger.

Sebelumnya, batas waktu yang berlaku adalah enam detik, dengan hukuman tendangan bebas tidak langsung. Namun

aturan itu jarang ditegakkan. Dalam versi baru, wasit akan memberi peringatan dengan hitungan mundur lima detik sebelum menjatuhkan sanksi.

Aturan ini sudah diuji di Piala Dunia Antarklub2025. Salah satu contohnya terjadi ketika kiper Al-Hilal, Yassine Bounou, harus rela gawangnya terancam setelah memberi lawan sepak pojok di masa injury time akibat memegang bola terlalu lama saat menghadapi Real Madrid.


2. Hanya Kapten yang Boleh Berbicara dengan Wasit

Wasit Chris Kavanagh memberi kartu merah langsung kepada kapten tim Aston Villa, John McGinn akibat pelanggaran keras terhadap bek Tottenham Hotspur, Destiny Udogie pada laga pekan ke-28 Premier League 2023/2024 di Villa Park, Birmingham, Minggu (10/3/2024). (AFP/Darren Staples)

Premier League mengikuti jejak kompetisi Eropa yang lebih dulu menguji aturan ini.

Kini, hanya kapten tim yang diizinkan mendekati dan berbicara dengan wasit. Pemain lain yang melanggar, apalagi dengan cara tidak sopan, berisiko diganjar kartu kuning.

Jika kapten adalah kiper, tim diperbolehkan menunjuk satu pemain outfield sebagai wakil sebelum kick-off.

Langkah ini terbukti efektif di Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League musim lalu, di mana insiden kerumunan pemain yang mengelilingi wasit berkurang drastis dan keputusan bisa diambil lebih cepat.


3. Penalti "Double-kick" Bisa Diulang

Pemain Manchester City Raheem Sterling melihat tendangan penaltinya diselamatkan oleh kiper Norwich City Angus Gunn pada pertandingan sepak bola Liga Inggris di Stadion Carrow Road, Norwich, Inggris, 12 Februari 2022. Manchester City menang 4-0. (Adrian DENNIS/AFP)

Kasus ini memang jarang, tetapi mulai musim ini pemain yang tanpa sengaja menyentuh bola dua kali saat mengeksekusi penalti, dan bola masuk, akan diizinkan mengulang eksekusinya.

Perubahan ini sudah terlihat di final Piala Eropa Wanita, ketika Beth Mead (Inggris) terpeleset saat menendang penalti hingga kakinya menyentuh bola dua kali sebelum masuk gawang Spanyol.

Dalam aturan lama, gol itu langsung dianulir dan dianggap gagal. Sekarang, kesempatan mengulang akan diberikan.


4. Perubahan Drop Ball

Pemain Manchester United, Matthijs de Ligt, melakukan protes kepada wasit saat melawan West Ham United pada laga pekan ke sembilan Liga Inggris di Stadion London, Minggu (27/10/2024). (John Walton/PA via AP)

Wasit kini bisa memberikan drop ball kepada tim yang sebenarnya akan menguasai bola jika permainan tidak dihentikan, meski bukan mereka yang terakhir menyentuh bola.


5. Sentuhan dari Luar Lapangan

Manajer Manchester United, Ruben Amorim, berhasil memimpin pasukannya menang 4-1 atas Athletic Bilbao pada laga leg kedua semifinal Liga Europa di Old Trafford, Jumat (9/5/2025) dini hari WIB. Hasil tersebut membuat MU menang agregat 7-1 dan lolos ke final. (AP Photo/Dave Thompson

Jika pelatih, pemain cadangan, atau siapa pun yang sedang berada di luar lapangan menyentuh bola sebelum benar-benar keluar, dan jelas bola tersebut akan keluar maka lawan akan mendapat tendangan bebas tidak langsung tanpa kartu peringatan.


6. Aturan Offside untuk Kiper

Kiper Manchester City, Ederson menjatuhkan striker Liverpool, Darwin Nunez di dalam kotak penalti yang berujung hukuman tendangan penalti pada laga pekan ke-28 Premier League 2023/2024 di Anfield Stadium, Liverpool, Minggu (10/3/2024). (AP Photo/Jon Super)

Offside tetap dihitung dari titik sentuhan pertama si pengumpan, kecuali jika pengumpan adalah kiper. Dalam kasus itu, offside akan ditentukan dari titik sentuhan terakhir sang kiper pada bola.

Selain itu, Premier League juga mengingatkan adanya kemungkinan perubahan jadwal mendadak, terutama bagi tim yang lolos ke fase gugur kompetisi Eropa. Musim ini, rekor sembilan klub Inggris akan berlaga di level kontinental.

Sementara itu, teknologi offside semi-otomatis yang mulai dipakai di penghujung musim lalu, akan kembali digunakan sepanjang musim ini.

 

Sumber: Give Me Sport

Berita Terkait