Kesulitan Jual Pemain Ancaman Besar bagi MU Musim Ini

MU harus maksimalkan nilai dari penjualan pemain.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 21 Agustus 2025, 16:30 WIB
Ilustrasi - Antony dan Alejandro Garnacho Manchester United (Bola.com/Bayu Kurniawan Santoso)

Bola.com, Jakarta - Daniel James memiliki catatan unik dalam sejarah modern Manchester United (MU). Ia menjadi satu-satunya pemain yang dibeli sejak era Sir Alex Ferguson berakhir pada 2013, lalu dijual dengan harga lebih tinggi dari biaya awalnya.

James, yang direkrut dari Swansea senilai 15 juta paun pada 2019, dilepas ke Leeds dengan harga 25 juta paun dua tahun kemudian.

Advertisement

Realitasnya, 25,7 juta paun yang diterima dari Napoli untuk transfer Scott McTominay setahun lalu menjadi angka terbesar yang masuk ke kas klub, jika tidak menghitung kerugian dari penjualan besar seperti Angel Di Maria dan Romelu Lukaku, selama lebih dari satu dekade.

Di Maria pindah ke Paris Saint-Germain seharga 44,3 juta paun pada 2015, setahun setelah direkrut dari Real Madrid senilai 59,7 juta paun. Lukaku, sementara itu, hengkang ke Inter Milan pada 2019 seharga 68 juta paun, setelah diboyong MU dari Everton senilai 75 juta paun.

Memasuki dua minggu terakhir jendela transfer musim panas 2025 sebelum batas waktu 1 September, kelemahan MU dalam melepas pemain kembali menjadi sorotan.

Setan Merah berulang kali menekankan bahwa pemain harus keluar untuk menyeimbangkan neraca dan mematuhi aturan profit dan sustainability Premier League (PSR).

Hanya, kendati telah menggelontorkan hampir 200 juta paun untuk empat pemain baru, yakni Matheus Cunha, Bryan Mbeumo, Benjamin Sesko, dan Diego Leon, MU belum mendapat pemasukan dari penjualan pemain.


Buruk dalam Tata Kelola Penjualan Pemain

Marcus Rashford menunjukkan jersey Barcelona saat diperkenalkan sebagai pemain baru Balugrana untuk musim panas ini. (AFP/Josep Lago)

Marcus Rashford dipinjamkan semusim ke Barcelona, mengurangi beban gaji 325.000 paun per pekan, sementara MU juga mendapat persentase kecil dari transfer Anthony Elanga (Nottingham Forest ke Newcastle) dan Álvaro Carreras (Benfica ke Real Madrid).

Namun, belum ada pemain yang meninggalkan Old Trafford dengan biaya transfer musim ini. Jadon Sancho, Alejandro Garnacho, Antony, dan Tyrell Malacia sudah tersedia selama beberapa bulan, dan kini Rasmus Højlund pun siap dilepas.

Idealnya, MU berharap meraup sekitar 120 juta paun dari penjualan pemain. Namun, waktu terus berjalan, dan klub-klub yang berminat mengetahui posisi tawar Setan Merah lemah.

Jumlah itu bisa cepat terpangkas menjadi 60 juta paun, kembali menunjukkan MU sebagai satu di antara klub Premier League yang buruk dalam mengelola penjualan pemain.

Masalah ini bukan hanya soal gaji tinggi pemain gagal; kombinasi undervaluasi pemain akademi dan kerugian dari perekrutan kelas menengah benar-benar mendefinisikan catatan keluar mereka.

Kesepakatan Daniel James menjadi statistik memalukan untuk klub sekelas MU, tetapi kegagalan konsisten untuk mendapatkan nilai dari pemain surplus lebih menyakitkan, terlebih jika dibandingkan dengan rival.


Penjualan Pemain Klub Rival

Bek Real Madrid asal Inggris #12, Trent Alexander-Arnold, terlihat dalam pertandingan sepak bola Liga Spanyol antara Real Madrid CF dan CA Osasuna di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, pada Rabu (20-8-2025) dini hari WIB. (Thomas COEX/AFP)

Musim panas ini saja, Liverpool menjual Luis Diaz ke Bayern Munchen dengan keuntungan 10 juta paun dari biaya 50 juta paun saat merekrutnya dari Porto pada Januari 2022.

Juara bertahan Premier League itu mengantongi 70 juta paun dari penjualan pemain akademi seperti Jarell Quansah, Ben Doak, Caoimhín Kelleher, dan Tyler Morton.

Liverpool juga mendapatkan 10 juta paun dari Real Madrid untuk memungkinkan Trent Alexander-Arnold pindah sebelum kontraknya di Anfield habis, dan setahun sebelumnya meraup 40 juta paun dari Fábio Carvalho dan Sepp van den Berg ke Brentford, dua pemain yang hampir tidak bermain di Liverpool tetapi tetap menghasilkan transfer besar.

Manchester City unggul dalam memaksimalkan pemain akademi. Musim panas ini mereka meraup 60 juta paun dari James McAtee, Yan Couto, dan Máximo Perrone.

Man City bahkan meraup 65 juta paun dari Julián Alvarez, yang dibeli 14 juta paun dari River Plate, dan 20 juta paun dari Taylor Harwood-Bellis ke Southampton.


Dikontrol Keluarga Glazer

Gelandang Manchester United, Scott McTominay (kiri), melepaskan tendangan yang berusaha diblok bek Bournemouth, Milos Kerkez pada laga pekan ke-16 Liga Inggris 2023/2024 di Old Trafford Stadium, Sabtu (9/12/2023). (AP Photo/Jon Super)

Namun, sejarah MU belakangan tidak menunjukkan kemampuan serupa. McTominay bersinar bersama Napoli musim lalu, mendapat nominasi Ballon d'Or, tetapi dijual MU hanya sekitar 25 juta paun.

Sementara itu, pemain muda Liverpool seperti Doak pindah ke Bournemouth senilai 20 juta paun plus 5 juta paun tambahan.

Elanga, yang meninggalkan Old Trafford untuk Forest seharga 20 juta paun pada 2023, musim panas ini pindah ke Newcastle dengan biaya 55 juta paun.

Dean Henderson meninggalkan Setan Merah ke Crystal Palace seharga 15 juta paun, membantu Palace meraih sukses di Piala FA, sementara MU masih mencari kiper utama yang konsisten.

Sumber ESPN menyebut, sebelum Sir Jim Ratcliffe dan grup INEOS mengambil alih pada 2024, manajemen transfer MU banyak dikontrol keluarga Glazer. Banyak penjualan tertunda hingga akhir jendela, saat nilai pemain menurun karena klub lain mengetahui kebutuhan finansial MU.

"Glazers menahan pemain terlalu lama, memperpanjang kontrak karena lebih murah daripada mendatangkan pemain baru. Tapi, saat melepas, nilai pemain sering turun drastis dan klub kadang sulit melepas mereka," kata sumber tersebut.


Penyebab Sulit Bersaing

Gelandang Manchester United asal Denmark bernomor punggung 14, Christian Eriksen, bereaksi di akhir pertandingan Liga Primer Inggris antara Manchester United dan Crystal Palace di Old Trafford di Manchester, Inggris barat laut, pada tanggal 2 Februari 2025. Crystal Palace menang 2-0 atas Manchester United. (Paul ELLIS/AFP)

Kegagalan MU memaksimalkan penjualan pemain juga menyingkap alasan mengapa mereka sulit bersaing merebut gelar besar sejak Ferguson pensiun.

David de Gea butuh setahun menemukan klub baru setelah dilepas pada 2023, Anthony Martial tidak diminati liga besar Eropa dan akhirnya ke AEK Athena, sementara Victor Lindelof dan Christian Eriksen masih tanpa klub setelah kontrak habis.

Jika klub lain enggan menampung pemain surplus MU, itu mencerminkan kualitas skuad yang dibangun Old Trafford selama beberapa tahun terakhir.

Kini, dengan Jason Wilcox sebagai direktur sepak bola dan Christopher Vivell sebagai direktur rekrutmen yang telah mapan, tantangan mereka jelas: membuat pemain MU menarik bagi klub lain dan belajar mengeksekusi penjualan seefektif Liverpool, Man City, dan klub Premier League lainnya.

Apa yang terjadi dengan Sancho, Garnacho, Malacia, Antony, dan Højlund hingga 1 September akan menjadi indikator apakah MU mampu memecahkan kode ini atau tetap tertinggal dari rival.

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait