KAI Siapkan Kereta Khusus Petani dan Pedagang, Dorong Ekonomi Desa Sekaligus Tekan Urbanisasi

KAI akan menyediakan kereta petani dan pedagang untuk meningkatkan ekonomi desa.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 24 Agustus 2025, 18:20 WIB
Ilustrasi kereta api. (Photo by Haidan on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) sedang menyiapkan layanan baru berupa Kereta Petani-Pedagang. Program ini dirancang untuk menghubungkan sentra produksi dengan pusat perdagangan, sekaligus menjadi solusi pemerataan ekonomi desa dan upaya menekan laju urbanisasi.

Rencananya, kereta percontohan ini akan melayani jalur Rangkasbitung (Lebak, Banten) – Tanah Abang (Jakarta).

Advertisement

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno, menilai inisiatif ini sebagai langkah positif.

"Kereta Petani-Pedagang adalah bentuk empati KAI kepada petani dan pedagang desa. Layanan ini bisa mendorong perekonomian desa sekaligus menekan urbanisasi," ujarnya, Minggu (24-8-2025).

Djoko menambahkan, penggunaan kereta oleh petani dan pedagang sejatinya bukan hal baru. Selama ini mereka sudah memanfaatkan KRL Jabodetabek maupun KA Lokal untuk membawa hasil panen ke pasar perkotaan.


Tradisi Lama yang Hidup Kembali

Ilustrasi petani, panen, (Photo by annam jeje on Pexels)

Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian MTI, Aditya Dwi Laksana, menyebut gagasan ini sejatinya menghidupkan kembali tradisi lama.

Pada masa Hindia Belanda hingga era awal kemerdekaan, sudah ada layanan khusus pedagang bernama pikoenlanwagen—gerbong trem untuk barang bawaan pedagang.

"KAI saat masih PJKA juga pernah mengoperasikan KA Pasar dan KA campuran, yakni kereta penumpang dengan gerbong barang. Jadi, konsep ini bukan hal baru, hanya disesuaikan dengan kebutuhan zaman," ucapnya.

Bahkan di masa lalu, ada kereta khusus untuk mengangkut ternak jarak jauh. Gerbong sapi dilengkapi peron naik-turun di sejumlah stasiun, satu di antaranya di Stasiun Tuntang (Semarang).

Sapi-sapi yang diangkut biasanya diturunkan di Stasiun Cipinang, Jakarta, sebelum kemudian jalur itu digantikan oleh angkutan darat.

Kini, peron dan gerbong ternak sudah tak lagi digunakan, bahkan Stasiun Cipinang sudah berubah fungsi menjadi depo kereta.


Perlu Dukungan Banyak Pihak

Logo baru PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI (dok: KAI)

Djoko menegaskan, keberhasilan program ini membutuhkan kerja sama erat antara Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Pemkab Lebak, dan KAI.

Subsidi operasional melalui anggaran Kemenkeu juga dinilai penting agar tarif kereta bisa dijangkau petani dan pedagang.

Pemerintah daerah pun didorong menyediakan angkutan pengumpan ke stasiun, sementara Ditjen Integrasi Transportasi dan Multimoda Kemenhub diharapkan merancang pola integrasi yang memudahkan koneksi antarmoda.

Selain transportasi, fasilitas sederhana seperti tempat beristirahat yang terlindung dari hujan dan beralaskan karpet di sekitar stasiun juga dianggap penting, mengingat banyak pedagang dan petani bermalam di pelataran sebelum berangkat ke kota.


Dorongan Ekonomi Desa

Ilustrasi hasil pertanian. Credit: Pexels.com/Wendywei

Jika berjalan sesuai rencana, Kereta Petani-Pedagang tidak hanya membantu distribusi hasil pertanian, tetapi juga memperlancar arus barang dari desa ke kota.

"Fasilitas angkutan baik kereta maupun transportasi umum untuk petani dan pedagang akan meningkatkan perputaran ekonomi dari desa ke kota, sekaligus mengurangi arus perpindahan penduduk ke perkotaan," kata Djoko.

Dengan begitu, program ini diharapkan mampu menciptakan keseimbangan pembangunan antara desa dan kota, sekaligus menjadikan transportasi publik sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait