Bola.com, Jakarta - Manchester City kembali merasakan kekalahan mengejutkan di Liga Inggris musim ini. Setelah unggul lebih dulu melalui Erling Haaland, City justru tumbang 2-1 saat bertamu ke Brighton, Minggu malam WIB.
Kekalahan ini menandai kekalahan kedua The Citizens dari tiga laga awal musim, sebuah catatan yang tak terjadi dalam 21 tahun terakhir.
Manajer Pep Guardiola tak menutupi kekecewaannya. Menurutnya, timnya "lupa bermain" setelah kebobolan.
"Kami bermain luar biasa selama satu jam pertama, tapi setelah kebobolan, kami lupa melanjutkan permainan. Kami memutuskan untuk memainkan bola panjang, tapi kualitas kami tidak cukup. Kadang momentum mengubah skema permainan. Saya pernah jadi pemain, saya memahami itu," ujar Guardiola usai laga.
Man City sempat terlihat mengendalikan permainan sebelum Brighton melakukan pergantian empat pemain sekaligus pada menit ke-60. Dari situ, James Milner sukses mengeksekusi penalti untuk menyamakan skor. Gol kemenangan tuan rumah kemudian lahir dari Brajan Gruda pada menit ke-89.
Faktor Kelelahan
Man City sempat terlihat mengendalikan permainan sebelum Brighton melakukan pergantian empat pemain sekaligus pada menit ke-60. Dari situ, James Milner sukses mengeksekusi penalti untuk menyamakan skor.
Gol kemenangan tuan rumah kemudian lahir dari Brajan Gruda pada menit ke-89.
Guardiola menilai kelelahan menjadi faktor.
"Pada saat itu, kami kelelahan. Jika Abdukodir Khusanov tidak cedera empat menit sebelumnya, mungkin kecepatannya bisa menutup celah yang membuat kami kebobolan gol itu," kata Guardiola.
Kekecewaan Rodri
Selain itu, Guardiola memastikan winger Rayan Cherki kemungkinan absen hingga dua bulan akibat cedera paha, menambah tantangan bagi Man City menghadapi jadwal padat awal musim ini.
Kekecewaan juga diungkapkan Rodri, yang menjalani starter Liga Inggris pertamanya hampir setahun.
"Ini soal tim dan adaptasi pemain baru. Saat banyak pergantian, tentu sulit. Tapi, beberapa kesalahan yang terjadi adalah kesalahan anak-anak, kurang fokus dan perhatian. Realitanya, kami harus meningkatkan level jika ingin bersaing," kata Rodri.
Intuisi Pergantian Pemain
Di sisi lain, pelatih Brighton, Fabian Hurzeler, menilai intuisi menjadi kunci sukses pergantian pemainnya.
"Terkadang tubuh saya memberi sinyal. Dalam sepak bola maupun kehidupan, Anda perlu keberanian mengambil keputusan saat merasa itu benar. Tapi, dengan empat pergantian saja, permainan tidak berubah. Yang penting 11 pemain bisa diubah energi dan keyakinannya," ujarnya.
Hurzeler juga memuji kontribusi James Milner, yang di usia 39 tahun keluar dari bangku cadangan untuk mengeksekusi penalti penyeimbang skor.
"Dia selalu punya keyakinan, tak peduli lawannya siapa. Jika Anda punya pemain seperti ini, itu seperti virus positif yang menular ke rekan tim dan penonton. Satu percikan bisa berubah menjadi api," sanjungnya.
Sumber: Guardian