Dari Leicester ke Cremona, Jamie Vardy Siap Tulis Kisah Underdog Baru di Liga Italia

Setelah membawa Leicester City menciptakan dongeng dengan menjuarai Premier League 2015/2016, Jamie Vardy kini siap mengarungi petualangan baru bersama Cremonese.

BolaCom | Rizki HidayatDiterbitkan 02 September 2025, 15:00 WIB
Striker terakhir dari klub di luar Big Six yang mampu menjadi top skor di Premier League adalah striker Leicester City, Jamie Vardy. Momen itu terjadi pada Premier League musim 2019/2020, di mana ia mampu memimpin sendirian di puncak top skor dengan torehan 23 gol. Ia mampu mengungguli para andalan klub Big Six seperti Pierre-Emerick Aubameyang (Arsenal), Raheem Sterling (Man City), Mohamed Salah (Liverpool) dan Harry Kane (Tottenham Hotspur). (AFP/Lindsey Parnaby)

Bola.com, Jakarta - Jamie Vardy kembali menjadi pusat perhatian sepak bola Eropa. Setelah membawa Leicester City menciptakan dongeng dengan menjuarai Premier League 2015/2016, striker berusia 37 tahun itu kini siap mengarungi petualangan baru bersama tim kecil Serie A, Cremonese.

Vardy mendapatkan sambutan meriah dari suporter Cremonese ketika tiba di Bandara Linate Milan. Fans klub yang dijuluki La Cremo tersebut rela menunggu kedatangan Jamie Vardy hingga tengah malam

Advertisement

Mereka meneriakkan yel-yel penuh harapan: “Take us to Europe!” atau “Bawa kami ke Eropa!”, sembari meminta tanda tangan sang striker. Bahkan ada yang meminta tanda tangan di atas tato wajah Jamie Vardy.

Kedatangan sang penyerang semakin menambah euforia di kota kecil Cremona. Bergabungnya eks striker Timnas Inggris itu ke klub yang baru promosi jelas bukan transfer biasa.

Di tengah kepindahan nama besar lain ke Serie A seperti Kevin De Bruyne (Napoli) atau Luka Modric (AC Milan), kisah Jamie Vardy ke Cremonese terasa paling mengejutkan.

 


Cremonese Si Tim Underdog Penuh Kejutan

Starting XI Cremonese saat menghadapi AC Milan di San Siro, Minggu dini hari WIB (24-8-2025). (Dok. X @USCremonese)

Pada musim ini, Cremonese menjalani edisi ke-9 di Serie A sejak berdiri pada 1903. Enam dari delapan musim sebelumnya selalu berakhir dengan degradasi. Tak heran jika mereka kembali difavoritkan terdegradasi sebelum kompetisi dimulai.

Namun, anak asuh Davide Nicola tersebut justru tampil mengejutkan. Mereka membuka musim dengan kemenangan 2-1 atas AC Milan di San Siro. Hasil itu menjadi kemenangan tandang pertama sepanjang sejarah Cremonese melawan I Rossoneri, sekaligus kemenangan perdana pada laga pembuka Serie A.

Pada pekan kedua, atmosfer semakin membara ketika Cremonese menahan gempuran Sassuolo dan menang dramatis 3-2 lewat penalti Manuel De Luca pada injury time. Hasil itu membawa Cremonese sempat duduk di puncak klasemen sementara Serie A dengan nilai enam.

Saat ini, mereka berada di urutan ketiga, hanya kalah selisih gol dari Juventus yang menghuni posisi teratas.

 


Vardy Jadi Simbol Harapan

Jamie Vardy resmi bergabung dengan Cremonse dengan status bebas transfer, Selasa (2/9/2025) dini hari WIB. Vardy menandatangani kontrak berdurasi satu tahun, dan opsi perpanjangan satu tahun. (dok. Cremonese)

Kini, harapan fans makin menggunung dengan kedatangan Jamie Vardy. Dia digaet secara gratis dari Leicester City, dan sepakat menandatangani kontrak berdurasi satu musim plus opsi perpanjangan satu musim.

Meski usianya sudah mendekati 38 tahun, dia tetap produktif dengan mencetak 10 gol plus empat assist dari 36 pertandingan diseluruh ajang musim lalu.

Gaya bermain direct serta kecepatannya dinilai cocok dengan strategi serangan balik ala Davide Nicola. Nama besar Vardy juga membawa nostalgia tersendiri bagi fans Italia.

Mereka masih mengingat kejayaan Leicester bersama Claudio Ranieri, pelatih asal Italia yang dicintai publik negeri pizza. Jamie Vardy turut membantu Leicester untuk pertama kalinya menjuarai kasta teratas Liga Inggris.

Kini, ikon dari dongeng itu justru datang ke tanah mereka untuk mencoba menulis kisah underdog baru. Vardy bukan hanya diharapkan jadi pencetak gol, tetapi juga simbol kebanggaan kota kecil Cremona.

Bagi suporter, musim ini bisa jadi bukan sekadar perjuangan bertahan di Serie A, melainkan juga awal dari sebuah kisah ajaib baru.

Sumber: The Guardian


Simak Persaingan Musim Ini:

Berita Terkait