Chelsea Terjerat 74 Dakwaan FA: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Chelsea dihantam 74 tuduhan pelanggaran aturan FA, apa yang sebenarnya terjadi?

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 12 September 2025, 16:54 WIB
Chelsea - Ilustrasi logo Chelsea (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Chelsea kembali diterpa masalah serius. Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) pada Kamis (11-9-2025) mengumumkan bahwa The Blues didakwa melanggar 74 aturan menyangkut dugaan pembayaran kepada agen.

Kasus ini mencakup periode panjang, yakni 2009 hingga 2022 di bawah kepemilikan Roman Abramovich, dengan fokus utama antara 2010 sampai 2016.

Advertisement

Chelsea diberi waktu hingga 19 September untuk memberikan jawaban resmi.

Pertanyaannya, apa sebenarnya tuduhan yang menjerat klub London Barat itu, dan sanksi apa yang bisa mereka hadapi jika terbukti bersalah?


Dari Era Abramovich ke Boehly

Gelar Piala Liga Inggris musim 2005 menjadi trofi pertama Chelsea di bawah kepemimpinan Roman Abramovich. Mereka menyabet tiga Piala Liga Inggris pada tahun 2005, 2007 dan 2015. (AFP/Ben Stansall)

Pada Mei 2022, konsorsium Todd Boehly dan Clearlake Capital merampungkan akuisisi senilai 4,25 miliar paun, sekaligus mengakhiri 19 tahun kepemilikan Abramovich di Stamford Bridge.

Akuisisi ini juga membebaskan Chelsea dari berbagai pembatasan akibat sanksi terhadap Abramovich yang dituduh punya kedekatan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Saat melakukan proses uji tuntas, pemilik baru menemukan adanya "pelaporan finansial yang tidak lengkap" di era Abramovich. Mereka lalu melaporkan sendiri temuan itu kepada UEFA, Premier League, dan FA.

Hasilnya, pada Juli 2023, Chelsea sepakat membayar denda 10 juta euro kepada UEFA karena pelanggaran aturan Financial Fair Play terkait transaksi antara 2012 hingga 2019.

Saat itu, UEFA bahkan memuji Chelsea karena dianggap proaktif menyelesaikan masalah.

Namun, penyelidikan Premier League masih berjalan, sementara FA sudah membawa kasus ini ke tahap dakwaan resmi dengan 74 pasal pelanggaran.

Menurut sumber ESPN, tenggat 19 September bisa diperpanjang bila Chelsea memilih melawan dakwaan tersebut.


Perincian Tuduhan (1)

Eden Hazard. Gelandang ini didatangkan Chelsea dari Lille pada awal musim 2012/2013 dengan nilai 35 juta euro. Setelah memperkuat The Blues selama 7 musim, pada awal musim 2019/2020 ia dilepas ke Real Madrid dengan nilai transfer mencapai 115 juta euro. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Dalam pernyataannya, FA menyebut Chelsea melanggar Regulasi J1 dan C2 aturan agen sepak bola, Regulasi A2 dan A3 aturan kerja dengan perantara, serta Regulasi A1 dan B3 terkait investasi pihak ketiga pada pemain.

Regulasi itu menegaskan klub tidak boleh menggunakan jasa agen tidak sah atau membayar pihak yang tidak berwenang dalam aktivitas agen. Selain itu, klub dilarang menutupi atau memanipulasi detail transaksi maupun negosiasi kontrak.

Sumber ESPN menyebut inti dakwaan adalah dugaan pembayaran lewat perusahaan offshore. Satu di antara transaksi yang jadi sorotan adalah transfer Eden Hazard dari Lille pada Juni 2012 senilai sekitar 34 juta paun.

Usai Hazard resmi ke Chelsea, manajer Manchester United kala itu, Sir Alex Ferguson, mengungkap alasan gagal memboyong sang pemain.

"Nilai transfernya sangat besar, ditambah lagi pembayaran ke agen. Chelsea membayar 6 juta paun hanya untuk agen," kata Ferguson pada 2012.


Perincian Tuduhan (2)

Selebrasi striker Chelsea, Samuel Eto'o, setelah mencetak gol ke gawang Manchester United pada laga Liga Inggris 2013/2014 di Stamford Bridge, London (19/1/2014). Samuel Eto'o yang telah pensiun pada September 2019, didatangkan Chelsea pada awal musim 2013/2014 dari klub Rusia, Anzhi Makhachkala dengan kontrak hanya setahun. Meski tampil apik dengan 12 gol dan 7 assist dari 35 laga, pihak The Blues tak memperpanjang kontraknya. (AFP/Adrian Dennis)

Tak hanya Hazard, transfer Willian dan Samuel Eto'o dari Anzhi Makhachkala pada 2013 juga ikut diperiksa. Kala itu Willian bahkan sempat menjalani tes medis di Tottenham Hotspur sebelum berbelok ke Chelsea.

Namun, FA menegaskan bahwa para pemain tidak terlibat dalam dugaan pelanggaran ini.

Masalah pajak terkait transaksi-transaksi itu disebut sudah diselesaikan dengan otoritas Inggris (HMRC). Chelsea juga melakukan investigasi internal dan menyimpulkan tidak ada pelanggaran aturan Profit and Sustainability (PSR) Premier League dalam periode tersebut.

Kasus ini menyoroti periode emas Chelsea 2010–2016, ketika mereka meraih Liga Champions, Liga Europa, Piala FA, dan Piala Liga.


Dibandingkan dengan Kasus Manchester City

Manchester City - Ilustrasi logo Man City (Bola.com/Adreanus Titus)

Banyak yang membandingkan kasus ini dengan dugaan 115 pelanggaran finansial Manchester City. Meski sama-sama menyangkut masalah historis, konteksnya berbeda.

Chelsea melaporkan sendiri pelanggaran di era lama, sedangkan kasus Man City terungkap lewat investigasi majalah Jerman, Der Spiegel, dan berkaitan dengan kepemilikan Abu Dhabi United Group saat ini.

Man City juga dituduh tidak kooperatif dalam penyelidikan Premier League, bahkan mengancam menempuh jalur hukum. Sebaliknya, Chelsea menegaskan sejak awal bersikap terbuka dan kooperatif.


Apa Langkah Selanjutnya?

Gelandang Chelsea asal Argentina, Enzo Fernandez mengangkat trofi bersama rekan setimnya setelah berhasil meraih gelar juara Piala Dunia Antarklub 2025 di Stadion MetLife, East Rutherford, New Jersey, Amerika Serikat pada 13 Juli 2025 waktu setempat atau Senin (14/7/2025) dini hari WIB. (ANGELA WEISS/AFP)

Chelsea diyakini tidak akan melawan 74 dakwaan ini. Dalam pernyataan resmi, klub menegaskan:

"Chelsea FC dengan senang hati mengonfirmasi bahwa keterlibatan kami dengan FA mengenai masalah yang kami laporkan sendiri kini mendekati akhir."

Pihak klub menambahkan bahwa sejak akuisisi pada Mei 2022, mereka langsung melaporkan potensi pelanggaran aturan dan memberikan akses penuh terhadap seluruh dokumen historis.

"Kami terus bekerja sama dengan FA untuk menuntaskan masalah ini secepat mungkin," lanjut pernyataan klub.

Kasus ini akan dibawa ke komisi independen. Waktunya belum pasti, tetapi Chelsea merasa proses sudah lebih dekat ke akhir daripada awal.

Sanksi yang mungkin dijatuhkan bervariasi, dari pengurangan poin hingga larangan transfer. Namun, sumber ESPN menyebut Chelsea lebih mungkin hanya mendapat denda, seperti kasus UEFA sebelumnya.

Chelsea berharap faktor-faktor meringankan, seperti adanya kepemilikan baru yang tidak terkait, pelanggaran yang terjadi lebih dari 10 tahun lalu, serta sikap kooperatif klub, akan jadi pertimbangan penting.

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait