MU dan 10 Kesalahan Transfer Terbesar Pasca Era Sir Alex Ferguson: dari Sanchez hingga Sancho

10 rekrutan terburuk MU pasca Era Sir Alex Ferguson.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 13 September 2025, 12:15 WIB
Manchester United - Rasmus Hojlund, Andre Onana, Antony (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Sejak Sir Alex Ferguson mengakhiri masa kepelatihannya yang gemilang di Manchester United (MU) pada 2013, Setan Merah belum mampu menemukan kembali kejayaan yang membuat mereka disegani di Premier League.

Dengan 13 gelar liga dalam 21 musim di bawah asuhannya, standar tinggi yang ditinggalkan Ferguson tampaknya terlalu sulit untuk dicapai oleh para penerusnya.

Advertisement

Satu di antara penyebab keterpurukan MU dalam satu dekade terakhir tak lain adalah keputusan buruk di bursa transfer. MU tampaknya belum mampu memperbaiki strategi rekrutmen mereka.

Rekrutmen yang tak efektif telah membuat klub menggelontorkan ratusan juta paun untuk pemain yang gagal bersinar di Old Trafford.

Terbaru, kepindahan Andre Onana ke Trabzonspor menjadi simbol nyata kegagalan tersebut.

Beberapa pembelian gagal ini bukan hanya soal performa buruk, tetapi juga soal keputusan yang terlalu emosional, tanpa fondasi analisis yang matang.

Jika ingin kembali ke puncak, MUperlu belajar dari sejarah, dan menjadikan daftar di atas sebagai pelajaran mahal.

Berikut adalah deretan 10 rekrutan terburuk, paling gagal, paling 'bencana' MU sejak era Ferguson berakhir: 


Martial, Pogba

Anthony Martial. Striker Prancis berusia 26 tahun yang baru saja kembali ke Manchester United usai dipinjamkan selama setengah musim ke Sevilla ini langsung tampil oke dalam pramusim 2022/2023 bersama Setan Merah. Dalam 3 laga awal, ia selalu menyumbang 1 gol tiap laga, masing-masing saat menang 4-0 atas Liverpool (12/7/2022), 4-1 atas Melbourne Victory dan 3-1 atas Crystal Palace. Di laga ke-4 (23/7/2022) saat MU ditahan imbang 2-2 Aston Villa, ia gagal menyumbang gol. Berkat ketajamannya, besar kemungkinan ia akan dijadikan striker utama di bawah Erik ten Hag menghadapi musim 2022/2023. (AFP/Manan Vatsyayana)

10. Anthony Martial – Potensi Tak Pernah Terealisasi Sepenuhnya

Didatangkan pada 2015 dengan ekspektasi besar, Anthony Martial sebenarnya menunjukkan kilasan bakat yang membuat MU mempertahankannya selama sembilan musim.

Dalam periode itu, ia terlibat langsung dalam 144 gol dari 317 laga.

Namun, statistik tak bisa menutupi kenyataan bahwa Martial hanya mencetak lebih dari 10 gol Premier League dalam tiga musim, angka yang tergolong biasa bagi striker utama klub sebesar MU.

9. Paul Pogba – Talenta Besar, Konsistensi Minim

Pogba kembali ke Old Trafford dengan status sebagai pembelian termahal dunia saat itu, 89 juta paun.

Gelandang Prancis ini sempat tampil gemilang dengan torehan 13 gol dan sembilan assist di musim terbaiknya. Namun, penurunan performa yang signifikan dalam tiga musim berikutnya membuat banyak pihak mempertanyakan nilai investasi besar MU untuknya.

Pada harinya, Pogba bisa jadi pemain terbaik di Premier League. Sayangnya, hari-hari itu terlalu jarang muncul.


Mount, Hojlund

Pemain baru Manchester United, Mason Mount, saat laga pramusim melawan Leeds United di Ullevaal Stadium, Oslo, Rabu (12/7/2023). (Twitter/@ManUtd)

8. Mason Mount – Belum Menjawab Harga Mahal

Gelandang serbabisa ini baru semusim berseragam MU setelah ditebus dari Chelsea seharga 55 juta paun.

Kendati pelatih Ruben Amorim masih percaya pada potensinya, Mount belum menunjukkan performa yang sepadan: hanya mencetak empat gol dan mencatat dua assist dalam 50 pertandingan.

Dengan waktu yang masih tersedia, harapan masih ada. Namun, sejauh ini, investasinya belum membuahkan hasil.

7. Rasmus Hojlund – Harapan yang Memudar Cepat

Ditebus dengan mahar 72 juta paun, Hojlund sempat digadang-gadang sebagai penyerang masa depan MU.

Namun, dua musim di Old Trafford hanya membuahkan empat gol liga di musim kedua, membuat manajemen memutuskan untuk meminjamkannya ke Napoli, yang kabarnya memiliki opsi pembelian permanen.

Untuk harga sebesar itu, torehan gol Hojlund sangat mengecewakan.


Sanchez, Sancho

Alexis Sanchez. Manchester United harus mengeluarkan 34 juta euro atau setara Rp532 miliar ditambah Henrikh Mkhitaryan untuk mendatangkan striker Cile ini dari Arsenal di tengah musim 2017/2018. Hanya bertahan 1,5 musim dan tampil dalam 45 laga dengan torehan 5 gol dan 9 assist, MU lalu meminjamkannya ke Inter Milan pada 2019/2020 yang akhirnya dipermanenkan secara gratis di musim berikutnya. (AFP/Oli Scarff)

6. Alexis Sanchez – Superstar yang Kehilangan Sentuhan

Ketika direkrut dari Arsenal dalam pertukaran dengan Henrikh Mkhitaryan, Alexis Sanchez datang dengan reputasi besar: 24 gol dan 10 assist di musim sebelumnya.

Namun, di MU ia hanya mencetak dua gol sejak Januari 2018 hingga akhir musim, dan tak pernah menambah lebih dari satu gol di dua musim selanjutnya.

Ironisnya, saat pindah ke Inter Milan, Sanchez justru kembali tampil produktif dengan minimal 14 kontribusi gol di masing-masing dua musim pertamanya.

5. Jadon Sancho – Harapan Besar yang Menjadi Beban

Satu di anatra talenta muda paling bersinar di Eropa saat direkrut dari Borussia Dortmund, Sancho datang dengan harga selangit, 73 juta paun.

Namun, performanya jauh dari ekspektasi: hanya mencetak 12 gol dalam dua musim sebelum dibekukan oleh Erik ten Hag.

Sancho kemudian dipinjamkan kembali ke Dortmund, lalu Chelsea, dan kini Aston Villa. Kontraknya yang habis di musim panas 2025 menandakan MU siap menelan kerugian besar.


Onana, Depay

5. Memphis Depay, top skor Liga Belanda musim lalu itu didatangkan MU dengan harga 27,5 juta poundsterling. Namun hingga pekan ke-25 dirinya tak kunjung berkembang, bahkan kini mulai sering menjadi penghangat bangku cadangan. (AFP/Oli Scarff)

4. Andre Onana – Blunder di Bawah Mistar

Dari kiper finalis Liga Champions bersama Inter Milan, Andre Onana berubah menjadi mimpi buruk di Old Trafford.

Diboyong seharga 47,2 juta paun, ia kerap melakukan kesalahan fatal hingga akhirnya kehilangan tempat utama pada musim ketiganya dari Altay Bayindir yang juga tampil tak meyakinkan.

Kepindahannya ke Trabzonspor secara pinjaman menjadi bukti bahwa kesabaran MUterhadapnya sudah habis.

3. Memphis Depay – Gagal Adaptasi di Liga Inggris

Masih berusia 21 tahun saat didatangkan dari PSV dengan harga sekitar 31 juta paun, Depay digadang-gadang sebagai bintang masa depan.

Namun, kariernya di MU tak bertahan lama, hanya mencetak dua gol di Premier League sebelum dilepas ke Lyon, tempat ia kembali menemukan ketajamannya.

Contoh klasik pemain yang tak sanggup menghadapi tekanan besar bermain di klub sebesar MU.


Van de Beek, Antony

Gelandang MU, Donny van de Beek (kanan), pada laga uji coba kontra Lyon di Murrayfiel, Edinburgh, 19 Juli 2023. (ANDY BUCHANAN / AFP)

2. Donny van de Beek – Dari Semifinal UCL ke Bangku Cadangan

Mantan bintang Ajax yang membawa timnya ke semifinal Liga Champions 2019 ini awalnya dianggap sebagai tambahan ideal di lini tengah MU. Tetapi, cedera, minimnya menit bermain, dan adaptasi buruk membuatnya gagal menembus tim utama.

Empat tahun setelah ditebus 35 juta paun, Van de Beek dilepas ke Girona dengan nilai hanya sekitar 400.000 paun,kerugian besar yang mencerminkan buruknya perencanaan transfer.

1. Antony – Transfer Terburuk Sepanjang Masa?

Dengan banderol fantastis 85 juta paun, ekspektasi pada Antony begitu tinggi. Namun, dalam 95 laga, winger asal Brasil itu hanya mencetak 12 gol dan tampil jauh di bawah standar Premier League.

Kabar menyebut bahwa saat masih ditangani Ole Gunnar Solskjaer, Antony hanya dihargai sekitar 30 juta paun.

Keputusan Erik ten Hag untuk membayar hampir tiga kali lipat dari itu menjadi misteri besar, dan pada akhirnya, Antony dijual ke Real Betis di musim panas 2025 dengan kerugian sekitar 65 juta paun.

 

Sumber: Planet Football

 

 

Berita Terkait