Liverpool Paling Berbahaya 30 Detik setelah Corner Lawan, Burnley Harus Waspada

30 detik paling mematikan. Liverpool tahu cara membalikkan corner lawan jadi gol.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 13 September 2025, 17:15 WIB
Bek Liverpool, Virgil van Dijk, berduel mengamankan daerah pertahanannya saat bertanding melawan Newcastle United dalam lanjutan Liga Inggris 2025/2026 di Stadion St. James' Park, Selasa (26/8/2025) dini hari WIB. (ANDY BUCHANAN / AFP)

Bola.com, Jakarta - Liverpool tercatat sebagai tim Premier League yang paling efektif melepaskan tembakan dalam 30 detik setelah menghadapi sepak pojok lawan.

Pola serangan balik cepat itu bisa menjadi ancaman besar bagi Burnley akhir pekan ini.

Advertisement

Musim lalu, The Reds melaju mulus menuju gelar liga dengan mengungguli Arsenal dan Manchester City. Musim ini, tim asuhan Arne Slot kembali menunjukkan tanda-tanda serupa.

Tiga laga awal berhasil mereka sapu bersih: menang 4-2 atas Bournemouth, 3-2 kontra Newcastle lewat gol dramatis Rio Ngumoha, dan terakhir membungkam Arsenal 1-0 berkat eksekusi bebas Dominik Szoboszlai.

Kini, Liverpool membidik kemenangan keempat saat melawat ke markas Burnley pada Minggu (14-9-2025).

Kendati bermain di Turf Moor, The Clarets berstatus underdog. Justru saat menekan lewat corner, mereka bisa saja lengah dan terkena jebakan serangan balik yang menjadi senjata mematikan Liverpool.


Jagoan Transisi usai Corner

Pemain Liverpool, Hugo Ekitike, menerima bola di hadapan pemain Newcastle, Dan Burn, dalam pertandingan Liga Inggris di Newcastle, Inggris, Selasa (26 Agustus 2025). (AP Photo/Jon Super)

Sejak awal musim 2025/26, Liverpool sudah mengoleksi delapan gol dari tiga pertandingan, tertinggi di liga. Dua di antaranya tercipta hanya dalam 30 detik setelah mereka bertahan dari corner lawan, rekor terbanyak di Premier League sejak musim lalu.

Bahkan, statistik menunjukkan The Reds menghasilkan sembilan tembakan dalam situasi serupa sejak awal musim ini. Angka itu tertinggi di liga, hanya Brighton dan Tottenham yang mendekati dengan tujuh tembakan.

Data The Athletic pada April lalu juga mengungkap tren meningkatnya counter-attack setelah corner. Rata-rata transisi per 100 corner di Premier League musim ini mencapai 3,1, lebih tinggi dibanding 2,9 pada 2022/23 dan 2,8 pada 2023/24.

Liverpool memimpin tren ini, dengan catatan 9,3 serangan balik per 100 corner defensif musim lalu, jauh di atas Chelsea yang hanya mencatat 6,1.

Situasi ini membuat Burnley harus ekstra hati-hati. Ironisnya, justru saat mendapat peluang lewat corner, mereka bisa terjebak dalam skenario berbahaya yang berakhir dengan gol Liverpool.


Pola Serangan Balik Liverpool

Pemain Arsenal, Mikel Merino (kiri), berebut bola dengan pemain Liverpool, Milos Kerkez, dalam laga Liga Inggris di Anfield, Inggris, Minggu, 31 Agustus 2025. (AP Photo/Jon Super)

Ada tiga pola utama yang kerap dipakai The Reds saat memanfaatkan corner lawan:

1. Sapuan ke tiang dekat, umpan dinding, lalu switch diagonal.

Liverpool berusaha memenangkan duel udara di tiang dekat, lalu mengalirkan bola ke tepi kotak. Dari situ, bola cepat diarahkan ke sisi seberang untuk mengirimkan pelari yang sudah melewati garis tengah.

2. Tangkap langsung kiper, lemparan datar, lari ketiga.

Alisson kerap langsung menangkap bola hasil corner, kemudian melepas umpan datar ke sayap, misalnya Mohamed Salah. Dari situ, striker, seperti Alexander Isak yang berpotensi debut, bergerak cepat untuk menyambut umpan terobosan.

3. Tembakan lawan diblok, kontrol pertama keluar, umpan vertikal.

Jika Burnley mencoba menembak dari luar kotak, gelandang Liverpool seperti Alexis Mac Allister bisa memanfaatkan kontrol lepas dari tekanan, lalu segera mengirim bola vertikal ke depan untuk memicu lari penyerang sebelum tuan rumah siap mengantisipasi.

Dengan catatan efisiensi seperti itu, Burnley jelas harus ekstra waspada karena bagi Liverpool, corner lawan bisa jadi awal dari bencana bagi tim tuan rumah.

 

Sumber: Football Insider

Berita Terkait