Gol-Gol Liverpool di Menit Akhir: Kebetulan atau Bagian dari Rencana?

Mengupas terjadinya gol-gol Liverpool di menit akhir: beruntung, atau hanya bagian dari rencana?

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 19 September 2025, 08:59 WIB
Mohamed Salah mengeksekusi penalti di laga Burnley vs Liverpool di Turf Moor di pekan keempat Liga Inggris 2025/2026, Minggu (14/09/2025). (AP Photo/Jon Super)

Bola.com, Jakarta - Ketika Gary Neville melangkah masuk lift menuju ruang komentator di Etihad Stadium jelang laga Manchester City kontra Manchester United, Liverpool masih tertahan 0-0 melawan Burnley di masa tambahan waktu.

Namun, saat ia keluar, The Reds sudah unggul, dan Neville mengaku sama sekali tak terkejut.

Advertisement

"Saya benar-benar yakin Liverpool akan mencetak gol," ujarnya dalam "Sky Sports Gary Neville Podcast".

"Mereka sedang punya sesuatu yang dulu kami (Manchester United) miliki, dan yang dimiliki Manchester City. Tim yang bisa juara punya itu: mentalitas."

Bagi mereka yang berada langsung di Turf Moor, atmosfer kepastian itu tak terasa begitu kuat. Pasukan Arne Slot terus menekan, tetapi pertahanan Burnley terlihat rapat hingga menit ketiga injury time, ketika tangan Hannibal mengenai umpan silang Jeremie Frimpong di kotak penalti.

Mohamed Salah menuntaskan tugasnya dari titik putih, memastikan Liverpool menorehkan rekor sebagai tim pertama dalam sejarah Premier League yang mencetak gol kemenangan di 10 menit terakhir dalam empat laga beruntun.

Sebelumnya, ada gol Federico Chiesa menit ke-88 saat menekuk Bournemouth 4-2 (16-8-2025), gol Rio Ngumoha di menit ke-100 ketika menundukkan Newcastle 3-2 (26-8-2025), serta sepakan bebas Dominik Szoboszlai menit ke-83 kontra Arsenal (31-8-2025).

Oh ya, jika "keluar Inggris" alias di kancah Liga Champions Eropa, statistik itu bertambah. Bermain menjamu Atletico Madrid di Anfield, Kamis (18-9-2025) dini hari WIB, Virgil van Dijk membuat skor berubah menjadi 3-2 pada menit 90+2', yang akhirnya menjadi skor kemenangan The Reds.

Hasil semacam ini mungkin sulit dipertahankan dalam jangka panjang, tetapi jelas menjadi kebiasaan yang berharga. Lalu, apa yang melatari tren gol telat ini?


Mentalitas yang Menjadi Pembeda

Selebrasi Federico Chiesa usai mencetak gol bagi Liverpool ke gawang Bournemouth di Anfield, Sabtu (16/08/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Ian Hodgson)

Tidak ada pola khusus dari gol-gol telat Liverpool. Dua lahir dari momen luar biasa (tendangan bebas Szoboszlai dan skema gol Ngumoha), dua lainnya lahir dari keberuntungan (handsball Hannibal serta bola jatuh ke Chiesa melawan Bournemouth).

Namun, ada satu benang merah: ketenangan para eksekutor. Baik Chiesa maupun Ngumoha harus menyelesaikan peluang sulit di bawah tekanan besar, dan keduanya tetap dingin saat mengeksekusi.

Satu di antaranya bahkan datang lewat penalti. Slot sempat ragu karena Salah gagal menunaikan dua penalti terakhirnya bersama Liverpool. Namun, di Turf Moor, setelah kembali menemukan ketajaman bersama Timnas Mesir, eksekusi penaltinya mulus.

Fenomena ini mengingatkan pada era Jurgen Klopp, saat Liverpool dijuluki "mentality monsters". Pep Guardiola pun pernah mengakui pada musim 2019/20 bahwa kemenangan dramatis The Reds bukan sekadar keberuntungan.

"Kalau hanya sekali, dua kali, mungkin disebut beruntung. Tapi, ini terjadi berkali-kali. Mereka punya karakter spesial untuk itu," ucap Guardiola kala itu.

Data juga mendukung. Sejak Premier League dimulai pada 1992, Liverpool tercatat sebagai tim dengan gol penentu terbanyak pada menit ke-90 atau lebih (47 gol), unggul 13 gol atas Arsenal, dan tren itu berlanjut di era Slot.

"Yang penting kami terus mencoba," kata Virgil van Dijk usai laga melawan Burnley.

"Kami tahu mereka bertahan sangat rendah, jadi pasti sulit. Tapi, pada akhirnya, kami pantas mendapat penalti itu karena kami terus menekan."


Senjata dari Bangku Cadangan

Gol tersebut membuat Liverpool menang 3-2 atas Newcastle. Selain itu, hasil tersebut juga mengantar The Reds bertengger di peringkat tiga klasemen dengan total 6 poin dari dua pertandingan. (AFP/Andy Buchanan)

Mentalitas memang penting, tetapi tak ada artinya tanpa opsi pemain yang bisa mengubah jalannya laga. Liverpool musim ini tidak menambah banyak penyerang baru, tetapi kedalaman skuad tetap memberi solusi.

Chiesa dan Ngumoha sama-sama mencetak gol kemenangan setelah turun dari bangku cadangan. Chiesa baru dimainkan menit ke-82 melawan Bournemouth, enam menit kemudian ia menjebol gawang lawan.

Ngumoha bahkan hanya diberi waktu empat menit lawan Newcastle, dan ia memanfaatkannya dengan gol di menit ke-100.

Kisah serupa terjadi saat melawan Burnley. Slot memasukkan Ngumoha dan Frimpong di menit ke-87 untuk menambah kecepatan dan variasi serangan. Tak lama berselang, umpan Frimpong mengenai tangan Hannibal hingga berbuah penalti.

Lalu, di Liga Champions, menjelang akhir waktu tambahan, Virgil van Dijk menyundul bola hasil tendangan sudut dan mengubah kedudukan menjadi 3-2.

Bagi Slot, memiliki opsi seperti ini jelas menjadi keuntungan besar.


Slot dan Taruhan Besar di Lapangan

Pemain Liverpool, Dominik Szoboszlai, melakukan selebrasi setelah mencetak gol melalui tendangan bebas ke gawang Arsenal pada laga pekan ketiga Premier League 2025/2026 di Stadion Anfield, Minggu (31/8/2025). (AP Photo/Jon Super)

Selain itu, Slot tak segan mengambil risiko. Ia menutup laga kontra Burnley dengan susunan super-ofensif: lima penyerang (Salah, Chiesa, Ngumoha, Frimpong, Gakpo), dua bek sayap agresif (Robertson, Bradley), lalu Szoboszlai sendirian di lini tengah, sementara Ryan Gravenberch bahkan ditarik ke posisi bek tengah menemani Van Dijk.

"Saya tak mau meninggalkan stadion dengan hasil imbang sambil menyesal karena tak menurunkan semua penyerang yang bisa mencetak gol," kata Slot setelah pertandingan.

Van Dijk menegaskan, kepercayaan dari pelatih justru menambah keyakinan tim.

"Manajer tahu apa yang ia lakukan, dan kami percaya penuh kepadanya," ucap sang kapten.

Namun, Slot dan para pemain sadar tren ini tidak akan berlangsung selamanya. Dua tahun lalu, Liverpool di era Klopp sering membalikkan keadaan setelah tertinggal. Pada akhirnya, kebiasaan itu berhenti dan peluang juara ikut meredup.


Perlu Cara Lebih "Mudah"

Di paruh kedua, Llorente kembali menjadi momok dengan gol keduanya yang membuat skor imbang. Namun, kemenangan Liverpool akhirnya dipastikan di masa tambahan waktu lewat sundulan kapten mereka, Virgil van Dijk. (AP Photo/Jon Super)

Slot mungkin puas dengan kemenangan dramatis, tetapi ia tahu timnya harus mulai mencari cara yang lebih efisien.

"Untuk bisa bersaing sampai akhir musim, kemenangan seperti ini memang penting. Tapi, kami harus tampil lebih baik, dan kami terus berusaha meningkat di latihan," kata Robertson.

"Kami harus segera bisa memenangkan pertandingan dengan lebih nyaman. Meski begitu, menyenangkan juga bisa meraih empat kemenangan saat kami belum berada di puncak performa," katanya lagi.

 

Sumber: NY Times

Berita Terkait