Statistik Fantastis, tetapi Tak Dianggap: Harry Kane dan 5 Pemain Hebat yang Pernah Diabaikan Meraih Ballon d’Or

Sejarah mencatat banyak pemain yang tampil luar biasa tetapi justru diabaikan untuk meraih Ballon d'Or.

BolaCom | Rizki HidayatDiterbitkan 22 September 2025, 19:00 WIB
Kemampuan Harry Kane dalam urusan mencetak gol memang tak perlu diragukan lagi. Striker asal Inggris ini tetap menunjukkan kualitasnya di Eropa setelah bergabung dengan Bayern Munchen. Sejauh ini ia telah mengemas 10 gol untuk Die Roten di Liga Champions.

Bola.com, Jakarta - Malam penghargaan Ballon d'Or 2025 sudah di depan mata. Pada tahun ini bakal terasa berbeda karena tiga nama besar tidak ada dalam daftar nominasi, yakni Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, serta pemenang tahun lalu, Rodri.

Meski absennya trio tersebut bisa dimaklumi karena faktor usia dan cedera, sejarah mencatat banyak pemain yang tampil luar biasa tetapi justru diabaikan untuk meraih Ballon d'Or. Sejumlah pemain hebat tak pernah masuk nominasi, meski statistik dan peran mereka sangat layak mendapat pengakuan.

Advertisement

Satu di antara pesepak bola top yang diabaikan dalam persaingan meraih Ballon d'Or adalah Mats Hummels. Piala Dunia 2014 jadi panggung besar Hummels.

Mantan bek Borussia Dortmund tersebut tampil luar biasa mengawal lini belakang Timnas Jerman, mencetak gol kemenangan atas Prancis di perempat final, dan tampil penuh dalam kemenangan 7-1 melawan Brasil.

Di final, Hummels bermain 120 menit penuh ketika Jerman menaklukkan Argentina. Meski menjadi bagian penting dalam skuad juara dunia, Hummels tetap tidak masuk daftar nominasi Ballon d’Or 2014. Keputusan yang hingga kini masih sulit dipahami.

Selain Mats Hummels, sejumlah nama lainnya juga mengalami nasib serupa dalam meraih penghargaan Ballon d'Or. Berikut ini ulasannya.

 


Edwin van der Sar

Kiper veteran Manchester United Edwin van der Sar beraksi melawan Schalke 04 di leg pertama semifinal Liga Champions di Gelsenkirchen, 26 April 2011. AFP PHOTO/CHRISTOF STACHE

Sejarah Ballon d’Or memang tidak ramah bagi penjaga gawang. Hanya Lev Yashin yang pernah memenanginya pada 1963.

Edwin van der Sar sebenarnya menjalani musim terbaiknya pada musim 2008/2009. Dia mencatat 21 clean sheet untuk Manchester United, termasuk rekor fantastis 14 pertandingan beruntun tanpa kebobolan.

Dia juga mengantar MU ke final Liga Champions, meskipun akhirnya kalah 0-2 dari Barcelona. Namun, hanya Iker Casillas dan Julio Cesar yang masuk nominasi Ballon d'Or 2009. Van der Sar benar-benar jadi korban bias posisi dalam penghargaan ini.

 


Diego Milito

Diego Milito direkrut Inter Milan pada tahun 2009 dengan harga 28 juta euro. Bomber Argentina tersebut berhasil meraih treble winners di bawah asuhan Jose Mourinho. (Photo by FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Musim 2009/2010 akan selalu diingat fans Inter Milan sebagai tahun treble winners, dan Diego Milito adalah pahlawan utamanya. Striker Argentina itu mencetak 22 gol di Serie A, enam gol di Liga Champions, dan selalu jadi penentu di momen krusial.

Dia mencetak gol kemenangan di final Coppa Italia, dua gol di final Liga Champions kontra Bayern Munchen, serta gol penentu Scudetto pada laga pamungkas Serie A.

Sayangnya, statistik mentereng yang diukir Diego Milito tak membuat namanya masuk daftar nominasi Ballon d'Or 2010. Bahkan, pelatih Inter Milan pada musim 2010/2011, Rafael Benitez, terheran-heran kenapa Milito tidak masuk nominasi:

"Itu aneh, benar-benr aneh," kata Benitez. Sebuah ironi besar karena kontribusinya begitu monumental.

 


Franck Ribery

Franck Ribery. Pemain sayap Prancis ini meraih trofi pemain terbaik Eropa pada musim 2012/2013 usai membawa Bayern Munchen merebut treble winners. Trofi Ballon d'Or 2013 justru diraih Cristiano Ronaldo yang nir-gelar usai mengungguli Lionel Messi dan dirinya. (AFP/Patrik Stollarz)

Legenda Timnas Prancis tersebut menjadi motor Bayern Munchen selama bertahun-tahun. Pada 2013/2014, Ribery mencatatkan 10 gol dan 12 assist hanya dalam 22 pertandingan Bundesliga.

Dia juga tampil apik di Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub. Namun, cedera membuat performanya tidak bisa konsisten sepanjang musim.

Faktor itulah yang membuat pemilih ragu memasukkannya ke daftar nominasi Ballon d'Or 2014. Padahal, kontribusinya jelas sangat besar dalam dominasi Bayern di Jerman dan Eropa.

 


Harry Kane

Harry Kane mengeksekusi penalti dalam laga Hoffenheim vs Bayern Munchen di Bundesliga 2025/2026, Sabtu (20/9/2025). (Uwe Anspach/dpa via AP)

Harry Kane muncul sebagai bintang baru Tottenham Hotspur di usia muda. Musim 2014/2015, dia mencetak 21 gol dan lima assist di Premier League, serta menambah koleksi gol di Liga Europa dan Carabao Cup.

Awal musim berikutnya, Kane bahkan sempat mencetak tujuh gol hanya dalam empat laga Premier League. Namun, performa tersebut belum cukup untuk mengantarkannya ke Ballon d’Or 2015.

Kane baru mendapat pengakuan dunia beberapa musim setelahnya, ketika konsisten menjadi top scorer.

 


Mesut Ozil

Mesut Ozil saat menghadiri acara coaching clinic yang digelar oleh Concave Indonesia bersama 47 anak Indonesia terpilih di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (26/5/2022) sore WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Musim 2015/2016 adalah puncak karier Mesut Ozil di Premier League. Dia mencatat 19 assist, rekor terbanyak dalam semusim bersama Thierry Henry, serta mencetak enam gol.

Awal musim berikutnya, Ozil juga bersinar di Liga Champions, termasuk mencetak hattrick kontra Ludogorets. Namun, performa fenomenal itu tetap tak membuatnya masuk daftar nominasi Ballon d'Or 2016.

Banyak yang menilai eks gelandang Timnas Jerman tersebut jadi korban bias karena assist dianggap tidak sepenting gol.

Sumber: Planet Football

Berita Terkait