Lucas Chevalier Blunder, Keputusan PSG Jual Gianluigi Donnarumma Kembali Dipertanyakan

Keputusan PSG melepas Gianluigi Donnarumma kembali disorot usai blunder Lucas Chevalier.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 24 September 2025, 11:45 WIB
Kiper Paris Saint-Germain asal Prancis #30, Lucas Chevalier (kiri), dan bek Paris Saint-Germain asal Brasil #05, Marquinhos (kanan), gagal menghentikan bek Marseille asal Maroko #21, Nayef Aguerd (tengah), yang menyundul bola dan mencetak gol dalam pertandingan Ligue 1 antara Olympique de Marseille (OM) dan Paris Saint-Germain (PSG) di Stadion Velodrome, Marseille, Selasa (23-9-2025) dini hari WIB. (Christophe Simon/AFP)

Bola.com, Jakarta - Ketika Gianluigi Donnarumma menerima penghargaan Kiper Terbaik Dunia dalam ajang Ballon d'Or, Selasa dini hari WIB kemarin, Paris Saint-Germain (PSG) justru merasakan pahitnya kehilangan penjaga gawang dari Italia itu.

Kiper anyar PSG, Lucas Chevalier, tampil mengecewakan saat Les Parisiens tumbang 0-1 dari Marseille di Stade Velodrome.

Advertisement

Gol tunggal Nayef Aguerd lahir dari situasi yang memperlihatkan kelemahan Chevalier. Gagal mengantisipasi umpan silang dari sisi kanan, kiper berusia 22 tahun itu dengan mudah dikalahkan duel udara oleh bek Marseille tersebut.

Tangan kanannya terayun tanpa arah, bahkan posisinya sempat membelakangi bola, sebuah penampilan yang jauh dari otoritatif di bawah mistar.

Gol cepat itu membuat PSG tertekan sejak awal dan memberi kesempatan Marseille untuk mengontrol jalannya laga.

Kekalahan ini pun menimbulkan tanda tanya besar: apakah keputusan pelatih Luis Enrique melepas Donnarumma terlalu terburu-buru?


Donnarumma Tinggalkan Jejak Penting

Kiper Manchester City, Gianluigi Donnarumma, berhasil meraih penghargaan kiper terbaik, Yashin Trophy, pada acara Ballon d'Or 2025 di Theatre du Chatelet, Paris, Selasa (23/9/2025) dini hari WIB. (AFP/Franck Fife)

Lucas Chevalier didatangkan dari Lille musim panas ini dengan banderol sekitar 40 juta euro. Keputusan itu cukup mengejutkan, mengingat peran vital Donnarumma pada perjalanan PSG merebut gelar Liga Champions musim lalu.

Ketangguhan kiper Timnas Italia itu, termasuk aksi penyelamatan di fase gugur melawan Liverpool, menjadi kunci keberhasilan tim.

Luis Enrique bahkan menyebutnya sebagai "titan" usai kemenangan di semifinal leg pertama kontra Arsenal.

Namun, Donnarumma dianggap tidak sesuai dengan gaya permainan yang diinginkan pelatih asal Spanyol tersebut. Ia menginginkan kiper dengan kemampuan distribusi bola lebih baik agar tim bisa bermain lebih tinggi, model penjaga gawang modern yang juga berperan sebagai "sweeper".

Dalam empat musim berseragam PSG, Donnarumma memang kerap melakukan kesalahan saat membangun serangan dari belakang. Faktor inilah yang disebut-sebut membuat Enrique mengambil risiko dengan melepasnya.


Chevalier Masih "Hijau"

Lucas Chevalier (PSG) bereaksi saat adu penalti dalam laga Piala Super UEFA melawan Tottenham Hotspur di Udine, Italia, 13 Agustus 2025. (AP Photo/Darko Bandic)

Kendati diproyeksikan sebagai kiper masa depan, pengalaman Chevalier jelas belum sebanding dengan pendahulunya.

Donnarumma telah 76 kali membela Timnas Italia dan menjadi pahlawan adu penalti di Euro 2021, sementara Chevalier bahkan belum sekalipun tampil bersama timnas senior Prancis. Di Liga Champions pun, ia baru mencatat satu musim pengalaman.

Kekurangan itu terlihat jelas di laga melawan Marseille. Selain gagal mengantisipasi gol Aguerd, Chevalier hampir membuat blunder fatal di akhir pertandingan ketika umpan terburu-burunya nyaris dimanfaatkan pemain lawan untuk mencetak gol kedua.


Kekecewaan Donnarumma

Kiper Manchester City, Gianluigi Donnarumma, beraksi saat menghadapi Arsenal pada lanjutan Premier League 2025/2026 di Emirates Stadium, Minggu (21/9/2025) malam WIB. (Glyn KIRK / AFP)

Kepergian Donnarumma dari Paris pun penuh drama emosional. Dalam unggahan Instagram bulan lalu, ia menyiratkan rasa kecewa terhadap keputusan klub.

"Sayangnya, ada seseorang yang memutuskan saya tidak lagi bisa menjadi bagian dari tim dan berkontribusi pada kesuksesan klub," tulisnya.

"Saya kecewa dan patah hati."

Kini, Donnarumma justru mendapat pujian di Inggris bersama klub barunya, Manchester City. Usai hasil imbang 1-1 melawan Arsenal akhir pekan lalu, manajer Meriam London, Mikel Arteta, menyanjung kualitas sang kiper, terutama dalam penguasaan area kotak penalti dan ketepatan timing.

 

Sumber: AP News

Berita Terkait