Mengapa HUT TNI Dirayakan pada 5 Oktober? Berikut Ini Jejak Sejarahnya

Peringatan hari ulang tahun TNI yang jatuh pada 5 Oktober memiliki latar belakang sejarah yang cukup panjang.

BolaCom | Ario YosiaDiterbitkan 01 Oktober 2025, 17:07 WIB
Sejumlah personel polisi berbaris saat berlangsungnya upacara peringatan HUT Ke-73 Bhayangkara di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (10/7/2019). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi inspektur upacara yang dihadiri sebanyak 4.000 personel Polri dan 7 resimen TNI tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bola.com, Jakarta - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) jatuh pada tanggal 5 Oktober. Acara ini memiliki akar sejarah yang kuat, dimulai dari pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tahun 1945, yang merupakan cikal bakal dari TNI yang kita kenal sekarang.

Sejak saat itu, HUT TNI telah menjadi momen yang sangat penting untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.

Advertisement

Pembentukan TKR berlangsung pada 5 Oktober 1945, ketika Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat yang menegaskan pentingnya adanya tentara kebangsaan.

Situasi keamanan yang tidak menentu akibat kedatangan kembali tentara Sekutu menjadi pendorong utama bagi terbentuknya TKR. Oleh karena itu, tanggal ini menandai tonggak awal bagi angkatan bersenjata nasional Indonesia.

Sejak tahun 1959, tanggal 5 Oktober secara resmi ditetapkan sebagai HUT TNI melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959.

Walaupun nama Tentara Nasional Indonesia diresmikan pada 3 Juni 1947, tanggal 5 Oktober tetap diperingati sebagai hari lahir TNI karena menandai awal mula pembentukan angkatan bersenjata yang ada saat ini.

Video Timnas Indonesia


Pembentukan Angkatan Keamanan Rakyat (TKR)

Pada tanggal 5 Oktober 1945, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat mengenai pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). TKR dibentuk sebagai respons terhadap kondisi keamanan yang semakin memburuk setelah Jepang menyerah.

Sebelumnya, Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang telah didirikan pada 22 Agustus 1945 hanya berfungsi untuk menjaga keamanan di tingkat lokal. Dengan demikian, TKR menjadi angkatan perang pertama yang diorganisir oleh Pemerintah Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Pembentukan TKR ini juga merupakan hasil dari dorongan para pemuda pejuang yang ingin memiliki angkatan bersenjata nasional yang resmi.

Maklumat tersebut diikuti dengan pengumuman pemerintah yang menginformasikan pembentukan tentara kebangsaan di Jakarta.

Sebanyak 18.580 prajurit TNI dari tiga angkatan turut berpartisipasi dalam perayaan HUT TNI ke-69 yang berlangsung di Surabaya pada Selasa, 7 Oktober 2014.

Acara tersebut menjadi momen penting yang menunjukkan kekuatan dan persatuan angkatan bersenjata Indonesia. Menurut laporan dari Liputan6.com, Sebanyak 18.580 prajurit TNI dari tiga angkatan ikut meramaikan HUT TNI ke-69, Surabaya, Selasa (07/10/2014).

Kegiatan ini tidak hanya merayakan hari jadi TNI, tetapi juga menjadi simbol komitmen dan dedikasi prajurit dalam menjaga kedaulatan negara.


Perubahan Nama Menuju TNI

Parade alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Selasa (3/10/2023). Parade digelar usai alutsista TNI tersebut menggelar gladi bersih menyambut HUT ke-78 TNI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Setelah TKR dibentuk, nama organisasi tersebut mengalami beberapa perubahan signifikan. Pada tanggal 7 Januari 1946, TKR resmi diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian, pada 26 Januari 1946, nama itu kembali disesuaikan menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) agar sesuai dengan standar organisasi militer internasional.

Akhirnya, pada 3 Juni 1947, Presiden Soekarno meresmikan nama baru yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI). Meskipun penetapan nama TNI terjadi pada tahun 1947, tanggal 5 Oktober dipilih sebagai Hari Ulang Tahun TNI karena merupakan momen bersejarah dalam pembentukan angkatan bersenjata nasional.

Dalam perayaan HUT TNI ke-69 yang berlangsung di Surabaya pada Selasa, 7 Oktober 2014, sebanyak 18.580 prajurit TNI dari ketiga angkatan turut berpartisipasi. Hal ini menunjukkan komitmen dan kebanggaan mereka terhadap institusi yang telah bertransformasi dari TKR hingga menjadi TNI.

 


Fungsi dan Kewajiban TNI

Prajurit Kopassus TNI AD mengikuti upacara peringatan HUT ke-67 Kopassus di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta, Rabu (24/4). Pasukan Kopassus adalah prajurit pilihan. Prajurit yang ditempa dengan berbagai latihan, tantangan, dan medan pertempuran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

TNI merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman penjajahan Belanda. Dalam konteks Perang Kemerdekaan, TNI berfungsi sebagai tentara rakyat dan juga tentara revolusi yang berjuang untuk kebebasan. Tugas utama TNI adalah untuk menegakkan kedaulatan negara serta melindungi seluruh wilayah Indonesia.

Setiap tahun, perayaan Hari Ulang Tahun TNI dilaksanakan dengan beragam kegiatan, di antaranya upacara militer, parade, dan pameran alat utama sistem persenjataan. Tema yang diusung dalam perayaan tersebut selalu berbeda setiap tahunnya, yang mencerminkan fokus dan prioritas TNI dalam menjaga kedaulatan negara.