Bola.com, Jakarta - Peristiwa mengejutkan terjadi di India. Ketua Mahkamah Agung (MA) India, BR Gavai, dilempar sepatu saat di ruang sidang.
Aksi itu dilakukan oleh seorang pengacara yang tersinggung lantaran menganggap Gavai telah menghina satu di antara dewa dalam agama Hindu.
Insiden yang berlangsung di Delhi, Senin (6-102925), menimbulkan kehebohan dan dianggap sebagai penghinaan serius serta pelanggaran keamanan di lembaga peradilan tertinggi negara tersebut.
Tiga orang pengacara yang berada di lokasi kejadian mengonfirmasi kepada BBC bahwa sepatu tersebut benar-benar dilemparkan ke arah hakim.
Satu di antara dari mereka menyatakan bahwa sepatu itu sempat mengenai Ketua Mahkamah Agung dan seorang hakim lainnya sebelum akhirnya jatuh di belakang mereka.
Pelaku, Rakesh Kishore, dilaporkan berteriak.
"India tidak akan menoleransi penghinaan terhadap Sanatan Dharma (Hinduisme)," ujar Kishore, saat dia diusir keluar dari ruang sidang oleh petugas keamanan.
Akibat dari perbuatannya, dia langsung dijatuhi sanksi skors dari profesinya sebagai pengacara.
Tak Ada Tuntutan Hukum
Advokat Ravi Shanker Jha, yang menyaksikan insiden tersebut, menjelaskan kepada BBC bahwa Kishore melemparkan sepatunya dan mengangkat tangan untuk menunjukkan bahwa dia adalah pelaku.
"Setelah ditangkap oleh petugas keamanan ruang sidang, ketua Mahkamah Agung meminta para pengacara untuk melanjutkan argumen mereka dan tidak terpengaruh oleh insiden itu," tambah Jha.
Sementara itu, satu di antara pengacara lainnya, Anas Tanwir, mengatakan Gavai tetap tenang selama kejadian berlangsung.
Sampai saat ini, dia belum memberikan komentar publik terkait insiden tersebut.
Pihak berwenang di India kemudian mengumumkan bahwa tidak akan ada tuntutan hukum yang diajukan terhadap Kishore.
Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat, mengingat tindakan tersebut dianggap melanggar norma dan etika yang berlaku di lembaga peradilan.
Kronologi Peristiwa
Dalam sebuah wawancara dengan media daring India, The Print, Kishore mengungkapkan bahwa tindakannya berawal dari penolakan petisi oleh majelis hakim yang dipimpin oleh Gavai.
Dalam keputusan tersebut, Gavai juga memberikan komentar yang menyinggung Dewa Wisnu.
etika hakim menolak permohonan untuk membangun kembali patung Dewa Wisnu setinggi tujuh kaki di sebuah kuil di Madhya Pradesh bulan lalu, ia menyatakan, 'Ini murni litigasi demi publisitas... Pergilah dan minta dewa itu sendiri untuk melakukan sesuatu'."
Pernyataan ini memicu kontroversi yang luas, di mana banyak pihak menuduh hakim tersebut telah memperolok keyakinan umat Hindu.
Menanggapi kritik yang muncul, Gavai, seperti dilaporkan oleh Press Trust of India (PTI), menegaskan bahwa ia menghormati semua agama.
"Dia bukan hanya menolak permohonan itu, tetapi juga menertawakan Dewa Wisnu," imbuh Kishore kepada The Print.
Beberapa jam setelah melempar sepatu, Kishore mengungkapkan bahwa ia tidak bisa tidur sejak 16 September, yaitu sejak pernyataan Gavai yang dianggapnya menghina tersebut.
Tindakan Tercela
Perdana Menteri Narendra Modi dengan tegas mengecam aksi pelemparan sepatu terhadap Gavai, menyebutnya sebagai tindakan yang sangat tercela, dan turut bersama berbagai pihak dari spektrum politik yang lain untuk mengutuk kejadian tersebut.
Menurut laporan PTI, Modi bahkan menghubungi Gavai secara langsung untuk menyampaikan bahwa insiden tersebut telah membuat marah seluruh rakyat India.
"Tidak ada tempat bagi tindakan seburuk ini di masyarakat kita," ujarnya.
Menariknya, awal tahun ini, Presiden Kenya, William Ruto, juga menjadi sasaran lemparan sepatu saat menghadiri sebuah rapat umum.
Di sisi lain, pada 2008, seorang jurnalis Irak sempat melemparkan sepatu ke arah Presiden Amerika Serikat saat itu, George W. Bush, sebagai bentuk protes terhadap invasi AS ke Irak.
Alhasil, peristiwa ini makin memperpanjang daftar kejadian lempar sepatu yang telah dikenal di seluruh dunia.
Sumber: merdeka.com