Liverpool: Tak Perlu Panik

Liverpool diminta tenang. Arne Slot yakin masa sulit hanya sementara.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 10 Oktober 2025, 13:30 WIB
Hugo Ekitike sukses membuktikan diri sebagai pembelian yang tepat untuk The Reds. Ia selalu mencetak gol di dua laga awal bersama Liverpool. (AP Photo/Jon Super)

Bola.com, Jakarta - Tiga kekalahan beruntun memang bukan pemandangan biasa bagi Liverpool. Namun, di tengah tekanan besar dan suara-suara pesimistis yang mulai terdengar, situasi saat ini belum seburuk yang tampak di permukaan.

Terakhir kali The Reds kalah tiga kali berturut-turut terjadi pada April 2023. Saat itu, tim asuhan Jurgen Klopp menyerah 1–4 di markas Manchester City, sebelumnya The Reds tumbang dari Bournemouth dan Real Madrid.

Advertisement

Harapan lolos ke Liga Champions pun nyaris sirna, dan skuad yang menua membuat Liverpool butuh perombakan besar, terutama di lini tengah.

Kini, suasananya terasa mirip. Kekalahan tipis dari Crystal Palace, Galatasaray, dan terakhir secara dramatis di kandang Chelsea, menimbulkan gelombang kritik. Namun, di era sepak bola modern yang serbacepat menilai, satu hasil buruk sering langsung dianggap bencana.

Seolah perbedaan antara kemenangan heroik dan kekalahan memalukan hanya setipis benang.

Pelatih Arne Slot memahami betul situasi ini. Ia memang menghadapi banyak pekerjaan rumah, tetapi masih banyak alasan untuk tidak panik.


Lawan Berat di Awal Musim

Liverpool menelan kekalahan 1-2 dari Crystal Palace pada laga pekan keenam Premier League di Selhurst Park, London, Sabtu (27/9/2025) malam WIB. (Jonathan Brady/PA via AP)

Dari tujuh pertandingan pertama di Premier League musim ini, Liverpool sudah bertemu lima tim yang kini berada di delapan besar klasemen.

Jika dibandingkan dengan hasil dari laga-laga yang sama musim lalu, mereka justru unggul satu poin.

Sementara Arsenal, yang kini memimpin klasemen dan dijagokan sebagai calon juara, baru menghadapi dua tim dari delapan besar, dan hanya meraih satu poin dari laga melawan Liverpool dan Manchester City.

Memang, penampilan The Reds masih belum konsisten. Namun, mereka sebenarnya hampir membawa pulang satu poin di markas Crystal Palace dan Chelsea. Kekalahan dari Galatasaray pun terjadi karena penalti yang dinilai kontroversial.

Konteks ini penting untuk dipahami sebelum menilai terlalu jauh.


Adaptasi Pemain Baru Butuh Waktu

Penyerang Liverpool asal Swedia #09, Alexander Isak (tengah), merayakan gol pembuka bersama rekan satu timnya dalam pertandingan putaran ketiga Piala Liga Inggris antara Liverpool dan Southampton di Anfield, Liverpool, Inggris barat laut, Rabu (24-9-2025) dini hari WIB. (Paul ELLIS/AFP)

Banyak yang berharap Liverpool langsung tancap gas setelah belanja besar di bursa transfer. Namun, kenyataannya, perubahan besar butuh masa penyesuaian. Hubungan antarpemain baru juga membutuhkan waktu untuk menyatu di lapangan.

Para pengkritik mungkin lupa bahwa nama-nama seperti Roberto Firmino, Andy Robertson, dan Fabinho juga sempat kesulitan pada awal karier mereka di Anfield, sebelum akhirnya menjadi pilar utama tim juara. Kesabaran jelas dibutuhkan.

Alexander Isak, yang didatangkan dari Newcastle United seharga 125 juta paun pada hari terakhir bursa transfer, juga masih dalam proses mencapai kondisi terbaik setelah absen sepanjang pramusim.

Arne Slot lega karena pelatih Timnas Swedia, Jon Dahl Tomasson, tidak langsung memaksanya bermain penuh bulan lalu. Kini, dengan jadwal kualifikasi Piala Dunia melawan Swiss dan Kosovo, Isak diharapkan bisa kembali ke Liverpool dalam kondisi lebih bugar.

Sementara itu, Hugo Ekitike yang tampil impresif sejak awal musim menambah kedalaman lini depan. Kombinasi keduanya diyakini akan segera mengembalikan ketajaman The Reds.


Wirtz dan Salah dalam Sorotan

Aksi Florian Wirtz di laga Liverpool vs Bournemouth di Anfield, Sabtu (16/08/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Ian Hodgson)

Florian Wirtz juga sedang beradaptasi dengan intensitas sepak bola Inggris. Pemain muda yang ditebus 116 juta paun dari Bayer Leverkusen itu memang belum tampil stabil, tetapi potensinya terlihat jelas.

Kendati baru mencatat satu asiswt, menurut data Opta, Wirtz sudah menciptakan 22 peluang di semua kompetisi musim ini, terbanyak di antara pemain lima liga top Eropa.

Masalahnya, penyelesaian akhir para rekan setimnya masih kurang maksimal. Mohamed Salah misalnya, gagal memanfaatkan peluang emas di Stamford Bridge.

Namun, sejarah menunjukkan, laga kontra Manchester United (19 Oktober mendatang) sering menjadi panggung terbaik Salah, yang sejauh ini mencetak 16 gol dari 17 pertemuan melawan Setan Merah.


Slot dan Liverpool Masih di Jalur yang Benar

Pelatih Liverpool asal Belanda, Arne Slot, memberi isyarat di pinggir lapangan saat penyerang Liverpool asal Prancis #22, Hugo Ekitike, meninggalkan lapangan setelah diusir keluar lapangan setelah menerima kartu kuning kedua, dalam pertandingan putaran ketiga Carabao Cup antara Liverpool dan Southampton di Anfield, Liverpool, Inggris barat laut, Rabu (24-9-2025) dini hari WIB. (Paul ELLIS/AFP)

Debut solid kiper Giorgi Mamardashvili saat menggantikan Alisson yang cedera juga menjadi sinyal positif. Sementara di lini belakang, kepemimpinan kapten Virgil van Dijk diyakini akan menjaga semangat tim tetap tinggi.

Arne Slot memang mulai menghadapi kritik, terutama dari media sosial yang cepat menilai. Tetapi, tudingan bahwa ia "berhasil hanya karena warisan Klopp", jelas berlebihan.

Slot telah membuktikan kapasitasnya dengan membawa Liverpool menjuarai Premier League di musim perdananya, berkat pendekatan taktis dan manajemen tim yang matang.

Di tengah masa transisi usai perombakan besar pada musim panas lalu, Liverpool tetap hanya terpaut satu poin dari puncak klasemen Premier League.

Tantangan memang belum usai, tetapi kualitas pemain, kedalaman skuad, dan ketenangan di ruang ganti menjadi alasan kuat untuk percaya: badai ini hanya sementara.

Liverpool tak perlu panik, mereka hanya perlu waktu.

 

Sumber: NY Times

Berita Terkait