Buka-bukaan Fabio Capello: Ronaldo Pesta Tiap Malam, Ogah Turunkan Berat Badan 94 Kg!

Mantan pelatih Real Madrid, Fabio Capello, mengungkap cerita menarik di balik keputusannya melepas Ronaldo Nazario pada era Galacticos.

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 12 Oktober 2025, 22:15 WIB
Ronaldo Luiz Nazario de Lima. Pemain Brasil ini mampu merebut dua kali trofi Ballon d'Or dan memegang rekor sebagai pemain termuda peraih Ballon d'Or. Pada 1997 ia merebutnya bersama Inter Milan saat usianya baru menginjak 21 tahun dan pada 2002 bersama Real Madrid. (AFP/Philippe Desmazes)

Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Real Madrid, Fabio Capello, mengungkap cerita menarik di balik keputusannya melepas Ronaldo Nazario pada era Galacticos. Ia menyebut sang legenda Brasil sempat mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan sebelum akhirnya didepak dari Santiago Bernabeu.

Ronaldo membela Real Madrid pada periode 2002–2007, mencetak 83 gol dalam 127 pertandingan. Namun di balik penampilan briliannya di lapangan, Capello dikenal sebagai pelatih berdisiplin tinggi yang tak segan mengambil keputusan tegas.

Advertisement

Kepada AS, Capello berkata, “Ronaldo adalah pemain terbaik yang pernah saya latih. Tapi dia orang yang gila pesta, suka keluar tiap malam. Saat itu berat badannya mencapai 94 kilogram dan dia tidak mau menurunkannya.”

“Saya sempat bilang ke presiden klub bahwa kami harus melepasnya, tidak ada harapan untuk melangkah lebih jauh. Akhirnya, kami memang melepaskannya. Tapi saya tegaskan lagi, dia tetap pemain terbaik yang pernah saya tangani,” ujar pelatih asal Italia itu.

 


Tidak Munafik

Ronaldo Nazario De Lima. Eks sayap kanan Portugal berusia 49 tahun ini memperkuat Real Madrid selama 4,5 musim mulai 2002/2003 hingga pertengahan 2006/2007. Ia menjadi pemain Real Madrid ke-4 yang meraih gelar Ballon d'Or, yaitu sebanyak dua kali pada tahun 1997 dan 2002. (AFP/Franck Fife)

Capello kembali melatih Real Madrid pada tahun 2006, di penghujung era Galacticos. Saat itu Los Blancos baru mendatangkan Ruud van Nistelrooy dari Manchester United, tanda bahwa posisi Ronaldo mulai terancam.

Tak lama kemudian, bintang asal Brasil itu hengkang ke AC Milan, sementara Capello sendiri hanya bertahan semusim di Bernabeu meski berhasil membawa Real menjuarai La Liga.

Ronaldo pun tak menutup-nutupi gaya hidupnya semasa menjadi bintang di ibu kota Spanyol. Dalam wawancara di Charla Podcast, ia mengaku sering berpesta setelah pertandingan.

“Saya pergi ke semua pesta. Main hari Sabtu, lalu terbang ke Paris. Minggu saya habiskan di sana, malamnya ke pesta. Jam tujuh pagi saya naik pesawat ke Madrid dan tiba jam sembilan, padahal latihan jam sepuluh. Saya melakukan ini berkali-kali,” ungkapnya sambil tertawa.

“Kalau kamu berpesta di kota tempatmu bermain, cepat atau lambat kamu akan ketahuan. Jadi saya pilih keluar kota. Saya selalu suka berpesta dan memastikan semua orang senang,” lanjutnya.

 


Berkat Kerja Keras

Ronaldo Luis Nazario da Lima memperkuat Real Madrid pada tahun 2002-2007. Peraih tiga gelar Pemain Terbaik Dunia ini mempersembahkan gelar La Liga, Piala Interkontinental, dan Piala Super Spanyol. (AFP/Christophe Simon)

Meski dikenal gemar bersenang-senang, Ronaldo menegaskan bahwa dirinya tetap bekerja keras di sesi latihan. “Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk jadi pemain hebat, jadi saya meniru apa yang diajarkan. Untuk mencapai puncak, kamu harus berkembang secara teknik, taktik, dan fisik,” katanya.

“Banyak orang bilang saya punya fisik luar biasa, tapi itu bukan hadiah. Saya berlatih keras. Tidak ada yang bisa sampai ke puncak secepat itu tanpa latihan,” tutup sang legenda.

Ronaldo hanya bertahan satu musim di AC Milan sebelum pulang ke Brasil untuk memperkuat Corinthians, klub terakhirnya sebelum pensiun pada 2011.