Bola.com, Jakarta - Kisruh mewarnai laga panas antara Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) di Doha, Selasa malam waktu setempat, setelah tuan rumah memastikan tiket ke Piala Dunia 2026. Qatar menang 2-1 atas UEA dalam laga play-off yang penuh tensi dan emosi tinggi di ibu kota mereka.
Kemenangan tersebut membuat Qatar memuncaki klasemen mini berisi tiga tim dan memastikan satu tempat di putaran final Piala Dunia tahun depan. Sebaliknya, hasil itu membuat UEA berada di ujung tanduk dan terancam memperpanjang penantian panjang mereka selama 35 tahun untuk tampil di ajang sepak bola paling bergengsi dunia.
Gol pertama Qatar tercipta pada menit ke-49 lewat sepakan Boualem Khoukhi. Sang bek tengah langsung berlari ke arah tribun suporter UEA untuk merayakan golnya. Namun, selebrasi itu justru memicu kemarahan para pendukung tim tamu yang mulai melempar sandal, botol plastik, dan gelas ke arah lapangan. Bahkan dalam beberapa unggahan di media sosial X, terlihat ada iPhone 17 Pro Max.
Situasi makin tidak terkendali ketika sejumlah suporter UEA mencoba menerobos ke dalam lapangan. Dalam video yang viral di platform X (Twitter), polisi tampak berusaha keras menghalau massa agar situasi tidak semakin memburuk. Pertandingan pun sempat dihentikan sementara sebelum akhirnya dilanjutkan kembali.
Laga Dilanjutkan, Qatar Raih Kemenangan 2-1
Setelah laga kembali berjalan, Qatar menggandakan keunggulan melalui gol Pedro Miguel. UEA sempat memperkecil ketertinggalan lewat Sultan Adil Alamiri di menit-menit akhir, namun gol itu hanya menjadi hiburan. Skor akhir 2-1 memastikan langkah Qatar menuju Piala Dunia 2026 di Amerika Utara.
Meski kalah, peluang UEA belum sepenuhnya tertutup. Mereka masih memiliki kesempatan melalui laga play-off dua leg melawan Irak. Jika menang, UEA akan melaju ke babak play-off antarbenua bersama lima tim lain dari berbagai benua untuk memperebutkan tiket tersisa ke Piala Dunia.
Namun, insiden kerusuhan di Doha bisa menjadi bumerang bagi UEA. FIFA atau Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) berpotensi menjatuhkan sanksi akibat ulah suporter mereka. Hukuman bisa berupa denda atau bahkan larangan bermain tanpa penonton di laga berikutnya.