Bola.com, Jakarta - Dua kekalahan beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2026 membuat posisi Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia kini berada di ujung tanduk.
Fans mulai kehilangan kesabaran, desakan pergantian pelatih pun menggema di jagat sepak bola nasional. Tapi, kalau Kluivert benar-benar lengser, siapa yang layak menggantikannya?
Berikut empat pelatih BRI Super League yang disebut-sebut paling oke menjadi nakhoda baru Tim Garuda!
Pelatih pertama yang layak dipertimbangkan adalah Bojan Hodak. Pelatih asal Kroasia ini menjelma jadi sosok tersukses di BRI Super League saat ini. Dua musim beruntun membawa Persib Bandung juara, Hodak dikenal disiplin, taktis, dan mampu membangun mental juara. Dengan reputasi seperti itu, tak berlebihan kalau banyak yang menilai, Bojan Hodak pantas memimpin Timnas Indonesia.
Nama kedua adalah Bernardo Tavares, mantan pelatih PSM Makassar. Pelatih asal Portugal ini membawa PSM juara Liga 1 musim 2022/2023 dan menyabet gelar Pelatih Terbaik. Meski baru 45 tahun, jam terbang Tavares di dunia kepelatihan sudah sangat tinggi. PSSI kabarnya bisa saja melirik Tavares untuk membawa Timnas Indonesia tampil lebih disiplin dan terstruktur.
Selanjutnya ada Maurício Souza, pelatih Persija Jakarta yang tengah membawa timnya bersaing di papan atas BRI Super League. Pelatih asal Brasil ini punya pengalaman besar di negaranya, pernah melatih Botafogo, Flamengo, hingga Red Bull Bragantino II. Visi taktiknya modern dan ofensif, cocok untuk skuad Garuda yang punya banyak pemain kreatif.
Yang terakhir, Jean-Paul van Gastel dari PSIM Yogyakarta. Di tangan pelatih asal Belanda ini, PSIM yang baru promosi justru tampil menggila di papan atas klasemen. Rekam jejaknya tak main-main, Van Gastel adalah mantan asisten pelatih Besiktas, eks pelatih Guangzhou City dan NAC Breda. Kalem, berpengalaman, dan punya filosofi sepak bola menyerang. Van Gastel bisa jadi opsi realistis bagi PSSI.
Empat nama, empat gaya berbeda. Tapi semuanya punya satu kesamaan, kemampuan membawa tim ke level yang lebih tinggi. Sekarang tinggal satu pertanyaan, Apakah PSSI berani mengganti Patrick Kluivert?