1,3 Juta Rumah Tangga Berpendapatan Rendah di Australia Terjebak Housing Stress

1,3 juta rumah tangga di Australia mengalami housing stress. Apa itu?

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 18 Oktober 2025, 18:20 WIB
Ilustrasi bendera Australia. (Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Sekitar 1,3 juta rumah tangga berpenghasilan rendah di Australia tengah menghadapi tekanan finansial akibat mahalnya biaya tempat tinggal sepanjang tahun 2024–2025.

Mereka harus mengalokasikan lebih dari 30 persen dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income) hanya untuk kebutuhan perumahan.

Advertisement

Temuan tersebut tertuang dalam laporan terbaru Australian Institute of Health and Welfare (AIHW) yang dirilis pada Kamis (16-10-2025).

Laporan itu menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan rumah di kalangan generasi muda menurun tajam dalam beberapa dekade terakhir.

Pada kelompok usia 25–29 tahun, tingkat kepemilikan rumah turun dari 50 persen menjadi 36 persen, sedangkan untuk kelompok 30–34 tahun, angkanya merosot dari 64 persen menjadi 50 persen antara tahun 1971 hingga 2021.


Harga Rumah Melonjak di Ibu Kota

Ilustrasi beli rumah. (Shutterstock/CrizzyStudio)

Juru bicara AIHW, Louise Gates, menjelaskan bahwa tren penurunan kepemilikan rumah terutama terjadi karena makin sedikit anak muda yang mampu membeli hunian sendiri.

"Tingkat kepemilikan rumah menurun seiring makin berkurangnya generasi muda yang memiliki rumah sendiri," ujar Gates, dikutip dari Antara News, Jumat (17-10-2025).

Ia menambahkan, sepanjang 2014 hingga 2024, median harga rumah yang telah ditempati sebelumnya mengalami peningkatan tajam, terutama di kota-kota besar yang menjadi tempat tinggal mayoritas penduduk Australia.

Kendati pemerintah telah membangun sekitar 45.200 unit tempat tinggal tambahan antara Juni 2006 dan Juni 2024, angka tersebut belum cukup menekan krisis perumahan.

Hingga tahun 2024, hunian yang disediakan pemerintah hanya mencakup 4,1 persen dari total rumah tangga, turun dari 4,8 persen pada 2011.

Hal ini berarti, proporsi keluarga yang bergantung pada perumahan subsidi terus menurun, sementara harga properti dan biaya sewa terus meroket di berbagai wilayah.


Potret Kesejahteraan Warga Australia

Ilustrasi beli, sewa rumah. (Photo by AS Photography)

Laporan AIHW juga mencatat, layanan sosial khusus untuk tunawisma berhasil membantu sekitar 280.000 orang sepanjang periode 2023–2024. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama di kalangan muda.

Sebanyak 45 persen anak-anak dan remaja berusia 15–24 tahun yang mencari bantuan tanpa didampingi keluarga masih tidak memiliki tempat tinggal ketika masa bantuan mereka berakhir.

Gates menegaskan bahwa laporan ini memberikan gambaran luas mengenai kondisi sosial-ekonomi masyarakat Australia saat ini.

"Laporan ini menyoroti bagaimana kehidupan warga Australia saat ini, memberikan pandangan menyeluruh tentang kesejahteraan individu, keluarga, dan komunitas, dari kepuasan hidup, pendapatan, perumahan, hingga perawatan lansia," kata Gates.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait