Bola.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengonfirmasi bahwa lembaganya telah mengembalikan sekitar Rp70 triliun ke kas negara.
Langkah itu diambil karena dana tambahan yang diberikan pemerintah untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak dapat terserap seluruhnya sesuai rencana percepatan.
Dadan menjelaskan, sejak awal tahun BGN memperoleh pagu anggaran sebesar Rp71 triliun. Di pertengahan tahun, Presiden Prabowo Subianto sempat memberikan tambahan dana Rp100 triliun guna mempercepat pelaksanaan program MBG secara nasional.
Targetnya, program ini akan menjangkau 89,2 juta penerima manfaat hingga akhir Februari 2026.
"Waktu itu bapak (Presiden) bertanya, kalau 82,9 juta (penerima) butuh tambahan berapa? Saya bilang kalau percepatan dimulai September maka akan dibutuhkan Rp100 triliun karena percepatan itu membutuhkan Rp25 triliun per bulan," ujar Dadan usai menghadiri wisuda 521 sarjana Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Convention Centre, Bandung, Sabtu (18-10-2025).
Penyebab Percepatan Tersendat
Menurut Dadan, percepatan program MBG terkendala oleh proses pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum selesai sepenuhnya. Hingga pertengahan Oktober, BGN baru berhasil membentuk 12.208 SPPG di berbagai daerah.
"Dalam kenyataannya, sampai sekarang kami baru membentuk 12.208 SPPG, jadi prediksi kami tidak akan bisa menyerap anggaran sebanyak itu," katanya.
Keterbatasan jumlah SPPG membuat pelaksanaan di lapangan belum bisa berjalan optimal sehingga dana tambahan yang telah disiapkan tidak mungkin digunakan sepenuhnya.
Dadan menuturkan, berdasarkan evaluasi terakhir, kebutuhan tambahan dana BGN untuk melanjutkan program MBG hanya sekitar Rp28 triliun. Karena itu, sisa dana yang tidak terpakai dikembalikan ke pemerintah.
"Oleh sebab itu saya sudah sampaikan ke bapak (Presiden), yang Rp70 triliun silakan digunakan untuk yang lain," ujarnya.
Apresiasi Prabowo
Langkah pengembalian anggaran tersebut, menurut Dadan, merupakan bentuk tanggung jawab lembaga dalam memastikan penggunaan dana publik dilakukan secara efisien dan sesuai kebutuhan riil di lapangan.
Tindakan Dadan Hindayana itu mendapatkan apresiasi langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Ia menilai pengembalian dana sebesar Rp70 triliun merupakan peristiwa langka dalam sejarah pengelolaan keuangan negara.
Prabowo menyebut langkah tersebut mencerminkan integritas dan akuntabilitas tinggi dalam pengelolaan anggaran publik.
"Tapi, beliau punya tanggung jawab bagi bangsa dan negara Indonesia. Beliau kembalikan ke saya. Terima kasih, kaget saya," ujar Prabowo dalam orasi ilmiahnya di acara wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) Bandung, yang digelar di Trans Convention Centre, Sabtu kemarin.
Presiden juga menekankan bahwa sikap transparan dan penuh tanggung jawab seperti yang ditunjukkan BGN harus menjadi contoh bagi seluruh instansi pemerintah dalam mengelola anggaran negara secara efisien dan berintegritas.
Sumber: merdeka.com