Pergeseran Taktik Liverpool di Era Slot: Lebih Banyak Wirtz, Lebih Sedikit Salah

Pergantian gaya Arne Slot di Liverpool. Bertaruh lebih besar pada peran Florian Wirtz dan ketergantungan kebih kecil kepada Mohamed Salah.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 19 Oktober 2025, 15:00 WIB
Arne Slot Slot diperkenalkan sebagai pelatih kepala, bukan manajer seperti Klopp. Peran Slot ini menandai era baru dalam struktur manajemen Liverpool. The Reds baru-baru ini diketahui tengah melakukan restrukturisasi di sisi manajemen. (AFP/John Thys)

Bola.com, Jakarta - Kesuksesan Arne Slot membawa Liverpool menjuarai Premier League membuatnya kini punya ruang untuk bereksperimen dengan perubahan besar dalam taktik timnya, sebuah langkah yang penuh risiko, tetapi juga menunjukkan arah baru di Anfield.

Menggantikan sosok legendaris selalu menjadi pekerjaan sulit. Sejarah mencatat betapa beratnya tugas David Moyes usai era Sir Alex Ferguson di Manchester United, atau Unai Emery setelah Arsene Wenger di Arsenal. Bahkan Brian Clough gagal saat menggantikan Don Revie di Leeds United.

Advertisement

Ketika pergantian sukses terjadi, biasanya berangkat dari kesinambungan internal, seperti George Allison yang melanjutkan warisan Herbert Chapman di Arsenal atau Dave Mackay yang membawa Derby besutan Clough ke gelar liga lainnya.

Namun, kesinambungan semacam itu nyaris mustahil di era modern. Liverpool pun tidak memiliki sosok dari dalam klub yang bisa langsung menggantikan Jurgen Klopp, kecuali mereka berani menunjuk Pep Lijnders, yang kala itu juga tak dianggap kandidat ideal setelah periode singkat di Red Bull Salzburg.


Slot dan Langkah Awal yang Hati-Hati

Pemain Liverpool, Federico Chiesa (kiri), merayakan kemenangan timnya atas Bournemouth bersama Arne Slot pada pekan 1 Premier League 2025/2026 di Anfied, Sabtu (16/8/2025) dini hari WIB. (Paul ELLIS / AFP)

Liverpool memilih jalan aman: tidak banyak mengubah skuad. Satu-satunya rekrutan besar pada musim panas 2024 adalah Federico Chiesa, yang akhirnya hanya tampil 108 menit di Premier League.

Meski begitu, Slot tidak sepenuhnya meniru Klopp. Ia membawa warna baru: permainan lebih terkendali dan efisien. Enam kemenangan besar tak berarti timnya beruntung, melainkan menunjukkan penguasaan tempo dan kemampuan mengamankan hasil dengan bijak.

Delapan kemenangan dengan skor 2-0 menjadi bukti pendekatan itu. Setelah unggul dua gol, tim sering menutup permainan tanpa ambisi menambah skor, strategi yang juga membantu menghemat energi dan meminimalkan cedera.

Slot pun sukses menghidupkan kembali performa Ryan Gravenberch dan menjaga konsistensi Mohamed Salah. Namun, perubahan besar belum terjadi, kala itu, Slot masih mengendarai "mobil Klopp" dengan arah kendali baru di tangannya.


Musim Kedua dan Awal Revolusi

Pelatih Liverpool, Arne Slot, bersama pemainnya, Diogo Jota. (Peter POWELL / AFP)

Segalanya mulai berubah musim ini. Slot kini menghadapi fase transisi besar, diperkuat oleh faktor emosional setelah meninggalnya Diogo Jota, kehilangan yang masih dirasakan skuad.

Namun, perubahan tetap diperlukan. Kritik yang dulu dilontarkan Jamie Carragher bahwa Liverpool butuh enam pemain baru akhirnya terbukti: klub mendatangkan enam rekrutan plus bek muda Giovanni Leoni, yang sayangnya mengalami cedera lutut serius.

Sementara Arsenal melakukan perombakan dengan tujuh pemain baru untuk memperkuat kedalaman skuad tanpa mengubah sistem permainan Mikel Arteta, Slot justru melakukan transformasi menyeluruh terhadap gaya main Liverpool.


Era Baru: Lebih Banyak Wirtz, Lebih Sedikit Salah

Liverpool meraih kemenangan 1-0 atas Burnley pada laga pekan ke-4 Premier League musim ini di Turf Moor, Minggu (14/9/2025) malam WIB. Gol tunggal kemenangan The Reds dicetak Mohamed Salah lewat titik putih. (AP Photo/Jon Super)

Formasi 4-3-3 khas Klopp mulai ditinggalkan. Slot mencoba 4-2-3-1 pada awal musim, meski sempat kembali menyesuaikan setelah hasil tidak stabil.

Fokus kini tertuju pada Florian Wirtz, rekrutan mahal 116 juta paun yang memecah opini publik.

Wirtz belum mencetak gol maupun assist di Premier League, tetapi berada di puncak daftar pencipta peluang bersama Jack Grealish. Ia belum brilian, tetapi juga tidak buruk, tampak masih beradaptasi dengan intensitas sepak bola Inggris.

Yang menarik, Slot tampaknya merekrut Wirtz untuk bermain di belakang penyerang tengah, bukan di sayap. Hal ini menimbulkan dilema, sebab peran itu sulit diintegrasikan tanpa mengubah komposisi lini depan yang selama ini bergantung pada sayap eksplosif, seperti Salah.

Jika Slot ingin Wirtz bermain sentral, ia mungkin harus menyiapkan sistem dengan pertahanan lebih padat, bahkan berisiko menciptakan "tim terbelah" seperti era Serie A 1990-an, yang berlawanan dengan tren sepak bola modern yang mengutamakan keseimbangan antarposisi.

Langkah ini juga seolah memberi isyarat bahwa Liverpool sedang menatap masa depan tanpa Mohamed Salah. Rumor transfer pun mengaitkan klub dengan sosok lebih dinamis seperti Antoine Semenyo.

Slot memang pernah memainkan 4-2-3-1 di Feyenoord, tetapi dengan tipe sayap agresif seperti Yankuba Minteh, Igor Paixao, dan Luka Ivanusec, yang membuat formasi tersebut lebih menyerupai 4-4-1-1 dalam praktiknya.


Pertaruhan Besar Seorang Juara

Aksi Florian Wirtz di laga Liverpool vs Bournemouth di Anfield, Sabtu (16/08/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Ian Hodgson)

Perubahan ini jelas butuh waktu dan kemungkinan beberapa bursa transfer untuk benar-benar matang. Namun, Slot melakukannya dari posisi yang kuat, sebagai pelatih juara Premier League, bukan pendatang baru.

Langkahnya adalah taruhan besar: bertaruh pada kreativitas Wirtz sebagai pusat permainan dan perlahan mengurangi ketergantungan pada Salah.

Akan tetapi bagi Slot, inilah evolusi yang harus dijalani Liverpool agar tak tertinggal di tengah dinamika sepak bola modern.

 

Sumber: Guardian

Berita Terkait