Dominik Szoboszlai Jadi Korban Eksperimen Galactico Arne Slot di Liverpool

Ulasan tentang Dominik Szoboszlai menjadi korban gaya Galactico Arne Slot di Liverpool.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 21 Oktober 2025, 15:30 WIB
Pemain Liverpool, Dominik Szoboszlai, merayakan gol pertamanya untuk timnya dalam pertandingan Liga Primer Inggris antara FC Liverpool dan FC Arsenal di Liverpool, Inggris, Minggu (31/8/2025). (Foto AP/Jon Super)

Bola.com, Jakarta - Dominik Szoboszlai sempat menjadi satu di antara pilar utama Liverpool saat tim asuhan Arne Slot menjuarai Premier League musim lalu. Namun, kini, gelandang asal Hungaria itu justru menjadi simbol dari kekacauan taktik yang sedang menimpa The Reds.

Satu di antara kritik utama terhadap Slot musim ini adalah minimnya rotasi pemain inti. Szoboszlai menjadi contoh paling jelas: musim lalu ia tampil dalam 36 dari 38 laga liga, hanya absen karena skorsing dan sakit.

Advertisement

Dari 29 kali menjadi starter, hampir semuanya dimainkan sebagai gelandang serang atau No.10, biasanya di depan duet Ryan Gravenberch dan Alexis Mac Allister.

Pada kemenangan 2-0 atas Manchester City, Februari lalu, Slot sempat bereksperimen dengan menempatkan Szoboszlai sebagai double false nine bersama Curtis Jones. Strategi itu berhasil, Szoboszlai mencetak satu gol dan memberi satu assist.


Posisi Szoboszlai

Dominik Szoboszlai tampil apik pada laga Liverpool melawan Arsenal. Sang gelandang berhasil menjadi pembeda di pertandingan ini. (AP Photo/Jon Super)

Setelah gelar juara dipastikan, ia kembali tampil di posisi sentral bersama Harvey Elliott sebagai gelandang paling maju.

Peran serupa dijalani Szoboszlai lagi saat laga pembuka musim ini melawan Bournemouth, demi mengakomodasi Florian Wirtz, seperti yang juga terjadi pada ajang Community Shield kontra Crystal Palace.

Tiga laga liga berikutnya, Szoboszlai justru dimainkan di pos bek kanan, dan tampil impresif.

Ia menciptakan dummy brilian untuk gol Rio Ngumoha saat melawan Newcastle, lalu menorehkan salah satu tendangan bebas terbaik Premier League untuk menundukkan Arsenal 1-0 di Anfield , hari yang diingat banyak penggemar dengan nada mengejek "mari tertawa pada Arsenal".

Ironisnya, sejak kekalahan itu Arsenal terus menang, sementara Liverpool kini justru terpuruk dengan empat kekalahan beruntun di semua kompetisi.


Awal Penurunan Liverpool

Dominik Szoboszlai merayakan kemenangan Liverpool atas Arsenal bersama Alisson Becker (AP Photo/Jon Super)

Awal penurunan performa Liverpool ditandai kembalinya Szoboszlai ke posisi naturalnya di tengah, termasuk saat melawan Atletico Madrid. Namun, ia kembali digeser ke bek kanan pada kekalahan di markas Galatasaray di Liga Champions.

Dalam dua kekalahan terbaru melawan Chelsea dan Manchester United, di mana Liverpool sempat unggul lalu kalah di menit akhir, Szoboszlai memulai laga sebagai No.10 sebelum dipindahkan lagi ke bek kanan ketika Wirtz masuk menggantikan Conor Bradley.

Ia menutup laga kontra MU dengan bermain di belakang Jeremie Frimpong, bek kanan baru yang direkrut untuk menggantikan Trent Alexander-Arnold, tetapi ironisnya belum mampu menunjukkan performa lebih baik dibandingkan Szoboszlai musim lalu.

Namun, Szoboszlai tak bisa terus dimainkan sebagai playmaker, sebab Slot berusaha memberi waktu adaptasi untuk Wirtz, pemain senilai 116 juta paun yang diharapkan bisa segera memberi kontribusi gol.


Kekacauan Taktik Slot

Penyerang Liverpool asal Swedia #09, Alexander Isak (tengah), gelandang Liverpool asal Hongaria #08, Dominik Szoboszlai (kiri), dan penyerang Liverpool asal Mesir #11, Mohamed Salah, menunggu babak kedua dimulai dalam pertandingan Premier League antara Liverpool dan Manchester United di Anfield, Liverpool, Inggris barat laut, pada 19 Oktober 2025. (PETER POWELL/AFP)

Banyak keputusan Slot terlihat membingungkan. Pada babak kedua melawan MU, ketika Liverpool sebenarnya menciptakan banyak peluang, pelatih asal Belanda itu justru tampak terjebak dalam gaya ala Galacticos, menurunkan pemain berdasarkan nama besar ketimbang kebutuhan taktis.

Contohnya, Alexander Isak tampil di bawah performa meski berstatus striker 125 juta paun, sementara Hugo Ekitike menunjukkan adaptasi cepat sebelum terkena kartu merah konyol melawan Southampton.

Ketika Ekitike siap dimainkan setengah jam jelang laga usai melawan MU, langkah logis seharusnya menggantikan Isak. Namun, Slot malah menurunkan keduanya, memaksa Wirtz bermain lebih ke dalam.

Keputusan itu tampak lebih mempertimbangkan harga transfer ketimbang kemenangan tim.


Ketidakseimbangan Taktis

Pemain Liverpool, Dominik Szoboszlai, melakukan selebrasi setelah mencetak gol melalui tendangan bebas ke gawang Arsenal pada laga pekan ketiga Premier League 2025/2026 di Stadion Anfield, Minggu (31/8/2025). (AP Photo/Jon Super)

Szoboszlai sejauh ini telah mencetak 16 gol dan 16 assist dalam 105 penampilan untuk Liverpool. Statistik tersebut sebenarnya menjadi dasar masuk akalnya perekrutan Wirtz, untuk menambah produktivitas dari lini tengah.

Namun, menyingkirkan pemain pekerja keras seperti Szoboszlai, terutama setelah kepergian Luis Diaz dan meninggalnya Diogo Jota, jelas menimbulkan ketidakseimbangan taktis.

Lini depan baru masih mencari bentuk, sementara Mohamed Salah tampak kehilangan arah tanpa dukungan Alexander-Arnold. Absennya Szoboszlai yang biasa menekan lawan di lini tengah membuat transisi pertahanan Liverpool kian rapuh.

Tak mengherankan jika barisan belakang terlihat kacau. Virgil van Dijk tampil di bawah standar, Ibrahima Konate menuai kritik, dan Milos Kerkez kehilangan performa terbaiknya. Semua itu terjadi di depan kiper baru yang menggantikan Alisson yang cedera.


Ketika Slot Kehilangan Arah

Pelatih Liverpool, Arne Slot, bereaksi dalam laga Liga Inggris antara Liverpool dan Manchester United di Anfield, 19 Oktober 2025. (AP Photo/Ian Hodgson)

Hal yang paling disesalkan para pendukung Liverpool adalah cara Slot tidak berusaha memperbaiki kekacauan taktis tersebut.

Ia justru tampak menerima keadaan dan mencoba "menyerang balik" dengan menumpuk pemain bintang di lapangan, strategi yang lebih mengandalkan reputasi ketimbang struktur permainan.

Ironisnya, pendekatan seperti ini mengingatkan pada masa-masa suram MU di dekade lalu, tepat saat Jurgen Klopp berhasil membuat Liverpool tampil solid dan efektif meski tanpa pemain termahal.

Szoboszlai adalah contoh nyata nilai dari filosofi lama itu, pemain dengan etos kerja tinggi dan pemahaman taktik yang jelas. Namun, dalam waktu singkat, pendekatan Slot tampak menjauh dari prinsip tersebut. Dan, sejauh ini, hasilnya jauh dari meyakinkan.

 

Sumber: Sporting News

Berita Terkait