Mengapa Suporter Maccabi Tel Aviv Dilarang Hadir di Laga Liga Europa Kontra Aston Villa? Pemerintah Inggris sampai Turun Tangan

Mengupas penyebab larangan suporter Maccabi Tel Aviv hadir di Laga Liga Europa melawan tuan rumah Aston Villa.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 21 Oktober 2025, 16:30 WIB
Suporter Maccabi mengibarkan bendera kuning di samping bendera Israel selama pertandingan Liga Europa, pekan ke-4, antara Ajax Amsterdam dan Maccabi Tel Aviv di Stadion Johan-Cruijff, Amsterdam, pada 7 November 2024. (Robin van Lonkhuijsen/ANP/AFP)

Bola.com, Jakarta - Aston Villa dijadwalkan menjamu Maccabi Tel Aviv dalam laga fase grup Liga Europa UEFA di Villa Park, Birmingham, Jumat (7-11-2025) dini hari WIB.

Skuad asuhan Unai Emery tampil impresif sejauh ini dengan dua kemenangan atas Bologna dan Feyenoord.

Advertisement

Mereka akan bertandang ke markas klub Belanda lainnya, Go Ahead Eagles, Kamis dini hari WIB (23-10-2025) bersamaan dengan laga Maccabi melawan Midtjylland.

Dari dua pertandingan awal, Maccabi baru mengantongi satu poin setelah menghadapi PAOK dan Dinamo Zagreb.

Namun, perhatian kini bergeser dari urusan di lapangan ke persoalan keamanan yang membuat laga di Inggris itu menjadi sorotan besar.


Larangan untuk Suporter Maccabi Tel Aviv

Para pemain Maccabi bertepuk tangan kepada para pendukung mereka setelah pertandingan pertama Liga Europa antara PAOK Salonika dan Maccabi Tel-Aviv di Stadion Toumba, Tesalonika, pada 24 September 2025. (Sakis Mitrolidis/AFP)

Pada Kamis (16-10-2025), Aston Villa mengumumkan bahwa Safety Advisory Group (SAG) di Birmingham memutuskan untuk melarang kehadiran suporter Maccabi Tel Aviv dalam pertandingan nanti.

SAG merupakan badan yang memberi rekomendasi kepada dewan kota mengenai penerbitan sertifikat keamanan untuk acara besar, berdasarkan hasil penilaian risiko dari Kepolisian West Midlands.

Polisi menilai laga Villa kontra Maccabi berisiko tinggi karena faktor "insiden sebelumnya dan data intelijen terkini", khususnya mengacu pada bentrokan keras dan pelanggaran kejahatan kebencian yang terjadi saat Maccabi menghadapi Ajax tahun lalu.

Kericuhan antara suporter Maccabi dan Ajax di Amsterdam pada November 2024 menimbulkan kekhawatiran besar. Sementara itu, musim ini laga tandang Maccabi di Eropa juga diwarnai demonstrasi pro-Palestina, termasuk saat bertemu Hamrun Spartans (Malta) dan PAOK (Yunani).

Bahkan pertandingan mereka melawan Besiktas pada 28 November nanti telah dipindahkan dari Istanbul ke Hungaria dan akan digelar tanpa penonton.


Kekerasan di Amsterdam Tahun 2024

Para pendukung Maccabi berkumpul di tribun penonton sebelum pertandingan pertama Liga Europa antara PAOK Salonika dan Maccabi Tel-Aviv di Stadion Toumba, Tesalonika, pada 24 September 2025. (SAKIS MITROLIDIS/AFP)

Ketika Maccabi bertemu Ajax di Liga Europa musim lalu, sebagian pendukung mereka kedapatan melakukan nyanyian provokatif dan merusak fasilitas di Amsterdam. Rekaman video juga menunjukkan adanya insiden penurunan bendera Palestina dari beberapa bangunan.

Sebagai balasan, sejumlah suporter Ajax dan warga setempat menyerang kelompok Maccabi di berbagai lokasi di kota tersebut.

Polisi menahan lebih dari 60 orang, sementara tujuh orang harus dirawat di rumah sakit dan sekitar 30 lainnya mengalami luka ringan.

Pemerintah Kota Amsterdam menyebut peristiwa itu sebagai "Perpaduan beracun antara antisemitisme, hooliganisme, dan kemarahan" yang dipicu oleh latar belakang konflik Israel-Gaza.

Laporan resmi menegaskan kecaman terhadap segala bentuk kekerasan rasial terhadap kelompok minoritas, dengan menulis:

"Kami menekankan bahwa antisemitisme tidak dapat dijawab dengan bentuk rasisme lain; keselamatan satu kelompok tidak boleh mengorbankan keselamatan kelompok lainnya."


Reaksi Pemerintah Inggris

PM Inggris, Keir Starmer, menyampaikan pernyataan soal rencana pengakuan Negara Palestina dari Downing Street Nomor 10 di London, Selasa (29/7/2025). (Dok. oleh Toby Melville via AP)

Keputusan SAG tersebut menuai kritik luas dari berbagai partai politik di Inggris. Banyak pihak menilai pelarangan itu lebih dipengaruhi oleh situasi politik terkait kebijakan luar negeri Israel, bukan karena riwayat hooliganisme suporter Maccabi.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, turut menyuarakan keberatan.

"Ini keputusan yang salah. Kami tidak akan menoleransi antisemitisme di jalanan kami. Tugas kepolisian adalah memastikan seluruh penggemar dapat menikmati pertandingan tanpa rasa takut akan kekerasan atau intimidasi," tulis Starmer di X.

Dua tokoh politik dari kubu berseberangan, pemimpin Partai Konservatif, Kemi Badenoch, dan Ketua Partai Liberal Demokrat, Ed Davey, juga menentang larangan tersebut.

BBC melaporkan bahwa Starmer marah atas keputusan itu, dan Kementerian Dalam Negeri Inggris sedang meninjau kemungkinan penambahan sumber daya bagi Kepolisian West Midlands agar suporter Maccabi tetap dapat melakukan perjalanan ke Birmingham dengan aman.

Menteri Dalam Negeri, Shabana Mahmood, disebut telah menerima laporan dari kepolisian seminggu sebelum keputusan diumumkan, bahwa opsi pelarangan sedang dipertimbangkan.

SAG dijadwalkan melakukan pertemuan lanjutan pada pekan ini untuk meninjau ulang kebijakan itu.


Derbi Tel Aviv Ricuh Jelang Pertemuan SAG

Insiden yang terjadi di Israel sehari sebelum rapat SAG diperkirakan ikut memengaruhi keputusan akhir.

Laga derbi Tel Aviv antara Maccabi dan Hapoel yang seharusnya digelar di Stadion Bloomfield, Minggu (19-10-2025) dibatalkan sebelum kick-off setelah terjadi kerusuhan di dalam dan luar stadion.

Kepolisian Israel merilis rekaman yang memperlihatkan massa melemparkan benda-benda dan kembang api ke arah lapangan.

Dalam pernyataan resminya, polisi menulis:

"Tindakan anarkis, kerusuhan, petugas yang terluka, dan kerusakan infrastruktur, ini bukan pertandingan sepak bola, tetapi pelanggaran ketertiban dan kekerasan serius. Kami telah memberitahu klub dan wasit bahwa laga di Bloomfield tidak dapat dilanjutkan."

Polisi mencatat 12 warga sipil dan tiga petugas terluka, serta melakukan sembilan penangkapan dan 16 penahanan sementara.

Pihak Maccabi menyalahkan pendukung lawan atas insiden tersebut, menyatakan bahwa penundaan terjadi akibat flare yang dilemparkan ke lapangan oleh suporter Hapoel.

Sebaliknya, kubu Hapoel menuding polisi bertindak berlebihan.

"Kejadian mengejutkan di luar stadion dan keputusan gegabah untuk membatalkan laga hanya menunjukkan bahwa Kepolisian Israel bertindak seolah-olah sedang bersiap untuk perang, bukan pertandingan olahraga," pernyataan Hapoel di X.


Larangan untuk Suporter Tamu di Eropa Kian Umum

Larangan bagi pendukung tim tamu di kompetisi Eropa kini makin sering terjadi, meski biasanya hanya diberlakukan sebagai sanksi atas perilaku anarkis.

Suporter Ajax, misalnya, tidak diizinkan hadir di Marseille pada laga Liga Champions 30 September lalu karena alasan keamanan publik terkait permusuhan antarkelompok pendukung.

Fans Eintracht Frankfurt juga dilarang bepergian ke Napoli untuk pertandingan pada 4 November mendatang dengan alasan serupa.

Musim lalu, pendukung Legia Warsaw ditolak masuk ke Villa Park saat menghadapi Aston Villa di ajang Conference League setelah bentrok dengan aparat. Kepolisian West Midlands menggambarkan peristiwa itu sebagai "adegan yang menjijikkan dan sangat berbahaya".

Ketika Norwegia menjamu Israel dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 pekan lalu, kuota suporter tamu dibatasi hanya sekitar 100 orang. Pengamanan tambahan diterapkan menyusul adanya rencana demonstrasi pro-Palestina sebelum pertandingan.

Menurut laporan The Guardian dari Oslo, terdapat 10 penangkapan setelah pagar pengaman di luar stadion roboh, meski pihak berwenang menegaskan bahwa "sebagian besar penonton bertindak tertib".

 

Sumber: Sporting News

Berita Terkait