Bukan Lawan yang Berubah, Liverpool Sendiri yang Harus Berkaca

Liverpool diminta "becermin" setelah kekalahan dari Brentford, menandai kekalahan keempat beruntun di Premier League.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 27 Oktober 2025, 06:30 WIB
Ekspresi Arne Slot dalam laga Premier League antara Brentford vs Liverpool, Minggu (26/10/2025). (AP Photo/Dave Shopland)

Bola.com, Jakarta - Pelatih Liverpool, Arne Slot, menilai perubahan gaya bermain lawan menjadi satu di antara penyebab menurunnya performa timnya musim ini. Namun, setelah kekalahan memalukan dari Brentford, sorotan kini berbalik ke dalam, ke ruang ganti Liverpool sendiri.

Skor akhir 2-3 di Stadion Gtech Community, Minggu (26-10-2025) dini hari WIB, tampak ketat di papan skor. Namun, di lapangan, Brentford tampil jauh lebih unggul dalam hampir semua aspek permainan.

Advertisement

Jika pun Liverpool berhasil mencuri satu poin, itu bisa disebut sebagai "pencurian besar".

Slot sebelumnya menyoroti banyaknya bola-bola panjang dan pertahanan rendah yang diterapkan lawan sebagai faktor yang menghambat gaya main timnya.

Namun, setelah menelan kekalahan keempat beruntun di Premier League, pelatih asal Belanda itu kini harus menengok pada performa anak asuhnya sendiri, yang kali ini tampil rapuh, kehilangan arah, dan gagal menunjukkan karakter juara.

Para pendukung Liverpool yang bertandang ke London Barat pulang dengan kekecewaan. Kekalahan ini menandai catatan kelam baru: sang juara bertahan kini sudah kalah empat kali beruntun di liga, menyamai rekor buruk mereka sendiri pada musim 2020/21.

Hanya Leicester City (2016/17) dan Manchester City (musim lalu) yang pernah mencatat nasib serupa sebagai juara bertahan.


Rapuh Sejak Awal

Liverpool menelan kekalahan 2-3 dari Brentford pada laga pekan kesembilan Premier League di Gtech Community Stadium, London, Minggu (26/10/2025) dini hari WIB. (AFP/Glyn Kirk)

Kerapuhan Liverpool sudah terlihat sejak awal laga. Baru lima menit berjalan, lemparan jauh Michael Kayode disambut sundulan Kristoffer Ajer yang kemudian diteruskan Dango Ouattara menjadi gol pembuka untuk Brentford.

Sejak itu, The Reds tak mampu bangkit. Mereka terus tertekan oleh serangan balik dan bola mati, dua hal yang kerap menjadi kelemahan utama musim ini.

Umpan terobosan brilian dari Mikkel Damsgaard kepada Kevin Schade menghasilkan gol kedua Brentford yang menegaskan dominasi tim asuhan Keith Andrews.

Sementara itu, lini pertahanan Liverpool terlihat rapuh. Kapten Virgil van Dijk dan bek kiri anyar, Milos Kerkez, gagal menunjukkan kekompakan. Hubungan keduanya bahkan tampak canggung di lapangan.

Van Dijk kemudian memperburuk keadaan setelah melanggar Ouattara di kotak penalti, yang berujung pada gol ketiga Brentford lewat eksekusi Igor Thiago.

Van Dijk, yang selama ini menjadi pilar utama pertahanan Liverpool, kini justru menjadi bagian dari lini belakang yang paling banyak kebobolan di Premier League sejak Mei lalu.

Dalam sembilan laga liga musim ini, mereka sudah kemasukan 14 gol, angka yang baru dicapai pada laga ke-16 musim sebelumnya.


Lemah di Tengah

Liverpool menelan kekalahan 2-3 dari Brentford pada laga pekan kesembilan Premier League di Gtech Community Stadium, London, Minggu (26/10/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Dave Shopland)

Kelemahan Liverpool juga terlihat di lini tengah. Harapan bahwa Florian Wirtz akan menemukan ritmenya setelah tampil bagus saat menang 5-1 atas Eintracht Frankfurt, pupus begitu saja.

Gelandang asal Jerman itu gagal memanfaatkan peluang emas di babak pertama, dan bahkan ditarik keluar untuk digantikan Joe Gomez di menit-menit akhir saat tim tertinggal 1-3.

Keputusan itu seolah menjadi penilaian keras Slot terhadap performa rekrutan barunya.

Sorakan "buang-buang uang saja" dari pendukung tuan rumah pun mengiringi keluarnya Wirtz dari lapangan.

Mohamed Salah sempat menyalakan harapan lewat satu momen brilian di akhir laga, tetapi secara keseluruhan tampil di bawah performa. Pemain asal Mesir itu terlihat kehilangan kepercayaan diri dan daya ledak yang selama ini menjadi ciri khasnya.

Sementara Hugo Ekitike, satu-satunya rekrutan baru yang sejauh ini tampil menjanjikan, tak mendapat suplai bola memadai.

Absennya Alexander Isak dan Ryan Gravenberch membuat lini depan Liverpool tumpul sepanjang laga.


Memang Tampil Buruk

Pelatih Liverpool asal Belanda, Arne Slot (tengah), berjalan di lapangan setelah peluit akhir pertandingan Premier League Inggris antara Brentford dan Liverpool di Stadion Komunitas Gtech, London, Minggu (26-10-2025) dini hari WIB. (Glyn KIRK/AFP)

Slot tak menampik buruknya performa timnya.

"Hasil ini sangat mengecewakan, begitu juga dengan penampilan kami. Kebobolan tiga gol jelas terlalu banyak jika ingin menang. Gol pertama datang dari bola mati, gol kedua dari serangan balik, dua hal yang memang menjadi kekuatan Brentford," ujar Slot dalam wawancara bersama BBC Match of the Day.

"Saya harus melihat apa yang kami lakukan salah dan apa yang masih benar. Saya sudah tahu area mana yang perlu diperbaiki, tapi malam ini kami bahkan gagal melakukan hal-hal dasar," imbuhnya.

Liverpool kini harus segera menemukan solusi karena jadwal berat menanti. Mereka akan menjamu Crystal Palace di babak 16 besar Carabao Cup, lalu menghadapi Aston Villa di Premier League.

Setelah itu, Real Madrid akan datang ke Anfield di Liga Champions, disusul laga tandang ke markas Manchester City, di mana Erling Haaland pasti mengincar pertahanan Liverpool yang tengah rapuh.

Dengan pengeluaran hampir 450 juta paun di bursa transfer musim panas, Liverpool sejauh ini belum menunjukkan peningkatan berarti.

Tim yang tahun lalu begitu dominan kini terlihat tanpa bentuk dan kehilangan arah.

Kemenangan 5-1 atas Frankfurt yang sempat dianggap titik balik justru kini tampak seperti anomali di tengah tren negatif.

Dengan kemenangan Arsenal atas Crystal Palace pada Minggu malam, jarak The Reds dan puncak klasemen melebar hingga tujuh poin, mempertegas bahwa Arne Slot harus segera menatap ke dalam dan memperbaiki

 

Sumber: BBC

Berita Terkait