Kata-kata Prabowo Subianto di KTT ASEAN: Dunia Saat Ini Terpecah Belah, Tatanan Global Kehilangan Keseimbangan

Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyatakan persatuan dan sentralitas ASEAN merupakan fondasi utama dalam menjaga stabilitas dan kemandirian kawasan.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 27 Oktober 2025, 13:20 WIB
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan tiga aspek penting untuk mewujudkan masa depan kawasan yang menjanjikan saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) di Malaysia, Selasa (27/5/2025). (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Bola.com, Kuala Lumpur - Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyatakan persatuan dan sentralitas ASEAN merupakan fondasi utama dalam menjaga stabilitas dan kemandirian kawasan.

Kata-kata ini diucapkan Prabowo Subianto saat menghadiri sesi retret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Minggu (26/10/2025). 

Advertisement

"Dunia saat ini terpecah belah. Persaingan semakin tajam. Kepercayaan memudar. Dan tatanan global kehilangan keseimbangan. Dalam lingkungan seperti ini, ASEAN harus tetap bersatu. Persatuan dan sentralitas bukan sekadar kata-kata kunci. Tanpanya, kita berisiko dipecah belah oleh kekuatan-kekuatan yang lebih besar," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, kekuatan ASEAN tidak terletak pada konfrontasi, melainkan kemampuan untuk terus membangun keterlibatan yang konstruktif dan inklusif. Melalui pendekatan tersebut, ASEAN berhasil mengatasi berbagai tantangan di masa lalu.

"Itulah cara ASEAN, dipandu oleh dialog, kesabaran, dan saling menghormati. Melalui pendekatan inilah kita telah mengatasi tantangan di masa lalu dan melalui semangat yang sama kita harus terus bergerak maju,” jelas dia.

 


Keamanan Maritim

Setibanya di lokasi acara KTT ke-47 ASEAN, Presiden Prabowo Subianto bersama para pemimpin negara lainnya kemudian menuju plenary hall untuk mengikuti acara pembukaan. (MOHD RASFAN/AFP)

Prabowo juga menyoroti pentingnya suara kolektif ASEAN untuk menegakkan prinsip hukum laut internasional, ini dalam konteks keamanan maritim, 

"Kita harus terus bersuara satu untuk menegakkan UNCLOS 1982 dan untuk mengupayakan penyelesaian awal kode etik yang efektif dan substantif tahun depan," ungkapnya.

 


Ajak Memperkuat Solidaritas ASEAN

Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, berfoto bersama Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri Myanmar, U Hau Khan Sum, Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, Perdana Menteri Timor-Leste, Kay Rala Xanana Gusmao, Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dan Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, dalam KTT ASEAN-Jepang ke-28, di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Oktober 2025. (Chalinee Thirasupa/Pool Photo via AP)

Prabowo kemudian mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan.

Dia menegaskan bahwa persatuan ASEAN bukan hanya sebuah slogan, melainkan jalan menuju masa depan yang damai dan sejahtera.

"Jika kita terpecah belah, kita kehilangan kredibilitas. Jika kita bersatu, kita tidak bisa diabaikan. Indonesia siap menapaki jalan ini bersama demi perdamaian, demi kesejahteraan, demi rakyat kita," kata Prabowo.

Sumber: Merdeka.com 

Berita Terkait