Alex Marquez Ungkap Alasan Mengapa Marc Sulit Dikalahkan di MotoGP

Alex Marquez membeberkan alasan mengapa sang Kakak, Marc, sangat sulit dikalahkan di MotoGP.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 01 November 2025, 14:15 WIB
Pembalap Gresini Racing MotoGP, Alex Marquez setelah sesi kualifikasi MotoGP Grand Prix Malaysia di Sirkuit Internasional Sepang, Sepang, 2 November 2024. (MOHD RASFAN/AFP)

Bola.com, Jakarta - Tak ada sosok yang lebih memahami kekuatan dan kelemahan Marc Marquez selain adiknya sendiri, Alex Marquez.

Pembalap Gresini itu baru saja menutup musim bersejarah dengan finis kedua di klasemen, tepat di belakang sang kakak yang tampil luar biasa bersama tim pabrikan Ducati.

Advertisement

Sepanjang musim ini, Marc tampil dominan di tahun debutnya bersama Ducati. Namun, Alex, yang mengendarai motor GP24, juga tampil konsisten sebagai pesaing terdekat.

Ia menempati posisi runner-up dalam tujuh balapan beruntun, enam di antaranya di belakang Marc, sebelum akhirnya mencatat kemenangan bersejarah di Jerez, menjadi pembalap pertama yang menang dalam balapan yang juga diikuti kakaknya.

Kendati kemenangan di Jerez terjadi setelah Marc melakukan kesalahan di awal lomba, Alex berhasil menaklukkannya secara murni pada Sprint di Silverstone.

Namun, setelah itu Marc membalas dengan deretan kemenangan luar biasa, menyapu bersih 14 balapan berturut-turut, dan mengamankan gelar juara dunia pertamanya sejak 2019.

Rentetan itu baru terhenti di Katalonia, ketika Alex kembali menjadi pembalap yang memutus dominasinya.


Menguji hingga Batas

Pria Spanyol itu menjadi yang tercepat pada sesi Kualifikasi 2 yang digelar di Sirkuit Sachsenring, Sabtu (12/7/2025) sore WIB. Tampak dalam foto, pembalap MotoGP asal Spanyol dari Ducati Lenovo Team, Marc Marquez saat sesi latihan Grand Prix motor MotoGP Jerman di di Sirkuit Sachsenring, Hohenstein-Ernstthal, Chemnitz, Jerman, 12 Juli 2025. (Ronny Hartmann/AFP)

Marc resmi dinobatkan sebagai juara dunia di Motegi, sebelum kemudian mengalami cedera bahu di Mandalika, yang membuatnya absen hingga musim 2026.

Sementara itu, Alex memastikan diri sebagai runner-up kejuaraan dunia usai finis kedua pada Sprint di Sepang dan menutup musim dengan kemenangan ketiganya di grand prix utama sehari kemudian.

Dalam acara "Estrella Galicia", Alex mengakui betapa sulitnya mengalahkan sang kakak

"Kalau melihat catatannya, Marc seakan tak terkalahkan. Tapi, dalam olahraga, tak ada yang benar-benar tak bisa dikalahkan karena segalanya bisa berubah sewaktu-waktu," ujar Alex.

"Ada banyak faktor yang memengaruhi. Tak ada yang mustahil dikalahkan, meski sangat sulit. Saya selalu bilang, Marc dengan paket yang tepat sangat sulit dikalahkan dalam 22 balapan. Mungkin kamu bisa menang sesekali, tapi untuk jadi lebih baik darinya secara keseluruhan, hampir mustahil karena kekuatannya adalah ia pembalap yang komplet, selalu memaksamu ke batas kemampuan," beber Alex, yang lebih muda tiga tahun dari Marc.


Risiko Besar

Pembalap MotoGP Spanyol dari tim BK8 Gresini Racing MotoGP, Alex Marquez, memimpin balapan di depan pembalap MotoGP Prancis dari tim Monster Energy Yamaha MotoGP, Fabio Quartararo, dan pembalap MotoGP Spanyol dari tim Ducati Lenovo, Marc Marquez, dalam Sprint Race MotoGP Grand Prix Catalonia di Circuit de Catalunya pada 6 September 2025 di Montmelo, pinggiran Barcelona. (Josep LAGO /AFP)

Alex mengakui, untuk mencoba menyamai kecepatan kakaknya, ia harus mengambil risiko lebih besar.

"Awal musim saya jarang jatuh di sesi latihan, tapi setelah sekitar lima balapan, saya mulai sering terjatuh. Saya sadar, itu satu-satunya cara untuk menemukan batas dan benar-benar menantangnya," tutur Alex.

"Masalahnya, apa yang membuat saya jatuh justru bisa ia kuasai. Untuk bisa bersaing, kamu harus mengendarai motor di batas ekstrem, dan kadang itu berujung jatuh. Tapi, itulah satu-satunya cara untuk siap menghadapi balapan Minggu dan memahami batasan yang bisa ia kendalikan dengan mudah. Karena itulah, sangat sulit mengalahkan Marc," lanjutnya.

Menurut Alex, persaingan dengan pembalap sekuat Marc justru menjadi motivasi untuk berkembang.

"Semakin kuat lawanmu, semakin besar dorongan untuk jadi lebih baik, dan ada dua cara bereaksi terhadap itu," katanya.

"Kamu bisa iri dan berkata, 'Dia memang bagus, tapi tak sehebat itu, aku bisa mengalahkannya nanti,' atau kamu bisa fokus belajar bagaimana dia melakukannya. Saya percaya pilihan kedua yang membuatmu jadi pembalap lebih baik, mungkin bukan di balapan berikutnya, tapi dalam jangka panjang," ucap Alex.


Kerja Keras dan Mimpi

Marc Marquez dan Alex Marquez pada seri pertama MotoGP 2025 di Sirkuit Buriram, Thailand. (MOHD RASFAN / AFP)

Pembalap kelahiran 23 April 1996 itu juga mengaku tak menyangka bisa bersaing dengan pembalap Ducati pabrikan lainnya maupun motor spesifikasi resmi dari tim rival.

"Jujur, saya tak menyangka bisa bersaing dengan dua pembalap Ducati pabrikan atau bahkan lebih unggul dari mereka yang memakai motor resmi. Tapi. pada akhirnya, kerja keras dan mimpi dari tahun-tahun sebelumnya membuahkan hasil," ucapnya.

Sementara keluarga Marquez menutup musim dengan posisi satu-dua di klasemen dunia, rekan setim Marc di Ducati, Francesco Bagnaia, masih bersaing dengan pembalap Aprilia, Marco Bezzecchi, untuk memperebutkan posisi ketiga.

Di sisi lain, Fabio di Giannantonio dari GP25 berduel dengan rekan satu timnya di VR46, Franco Morbidelli, demi posisi keenam.

Musim depan, Alex akan bergabung dengan Marc, Bagnaia, dan di Giannantonio dalam menggunakan motor Desmosedici GP26 berstatus pabrikan bersama tim Gresini.

 

Sumber: Crash

Berita Terkait