Bola.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan kebijakan mengenai rencana kenaikan tarif Transjakarta masih dikaji. Menurutnya, kebijakan belum final hingga saat ini.
Pramono menegaskan bahwa ia sendiri yang akan membuat keputusan apakah tarif Transjakarta yang saat ini ditetapkan sebesar Rp 3.500 per penumpang akan mengalami kenaikan. Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut akan diambil pada waktu yang tepat.
"Saudara-saudara sekalian kan pada waktu itu sedang dikaji," ungkap Pramono saat memberikan penjelasan di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (5/11/2025).
"Dalam pengkajian itu, apakah nanti diputuskan naik atau tidak, saya akan memutuskan pada saat yang tepat, naik atau tidak. Kan, enggak harus naik," jelasnya lebih lanjut.
Kajian Penyesuaian Tarif Dilakukan Rutin
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memastikan kajian terkait penyesuaian tarif Transjakarta dilakukan secara rutin setiap tahun. Ini bertujuan memastikan tarif yang ditetapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan pembaruan kajian ini bertujuan menyelaraskan antara kemampuan membayar atau ability to pay (ATP) dan keinginan untuk membayar atau willingness to pay (WTP) masyarakat.
Mengingat bahwa elastisitas tarif Transjakarta terhadap jumlah penumpang cukup signifikan, kajian ini menjadi sangat penting.
Hasil dari kajian yang dilakukan tersebut nantinya akan menjadi acuan bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mengajukan usulan tarif baru kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta agar mendapatkan persetujuan.
Nilai Subsidi
Syafrin mengungkapkan kemampuan Transjakarta dalam menutupi biaya operasional hanya mencapai 14 persen dari total biaya yang diperlukan. Dengan kata lain, sekitar 86 persen dari biaya tersebut masih ditanggung oleh subsidi dari Pemprov DKI Jakarta.
"Sebanyak 86 persen ini terkoreksi dengan adanya pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH), sehingga berpengaruh terhadap kapasitas fiskal Jakarta. Kami terus melakukan simulasi agar tarif yang disesuaikan nanti tidak memberatkan masyarakat," ungkap Syafrin.
Ia juga menambahkan berdasarkan perhitungan nilai keekonomian tahun ini, biaya operasional per penumpang Transjakarta adalah Rp13.000, sedangkan tarif yang dibayar oleh masyarakat saat ini masih sebesar Rp3.500. Ini berarti, subsidi yang diberikan oleh Pemprov DKI Jakarta per penumpang mencapai sekitar Rp9.700.
"Nilai keekonomiannya Rp13.000. Jadi Rp9.700 itu subsidinya, ditambah Rp3.500 tarif yang dibayar penumpang," jelasnya.