Bola.com, Jakarta - Chelsea dikabarkan berpotensi menerima hukuman berat berupa pengurangan poin setelah terungkapnya 74 pelanggaran peraturan keuangan yang dilakukan pada masa kepemilikan Roman Abramovich.
Klub London Barat tersebut telah melaporkan sendiri pelanggaran tersebut kepada Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), September lalu.
Menurut laporan The Guardian, pelanggaran itu melibatkan transaksi rumit yang berkaitan dengan agen dan kepemilikan pihak ketiga dalam sejumlah transfer besar, termasuk kesepakatan untuk Eden Hazard, Willian, dan Samuel Eto'o.
Kasus ini terjadi antara tahun 2012 hingga 2018, saat Abramovich masih menjadi pemilik klub.
Kelompok kepemilikan baru Chelsea, BlueCo, yang mengambil alih klub pada Mei 2022, diketahui menyiapkan cadangan dana sebesar 150 juta paun (sekitar Rp3 triliun) untuk menghadapi potensi denda atau sanksi dari FA.
Dana tersebut disisihkan saat proses akuisisi senilai 2,5 miliar paun diselesaikan.
Sinyal Hukuman
Dana yang disebut sebagai 'holdback amount' itu dikelola oleh Fordstam Limited, perusahaan yang menangani penjualan klub setelah Abramovich terpaksa melepas kepemilikannya akibat sanksi dari pemerintah Inggris karena dugaan hubungan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dalam laporan keuangan terbarunya, Fordstam mengonfirmasi bahwa dana cadangan tersebut akan tersedia hingga tahun 2027 dan mengaku kecil kemungkinan dana itu bisa dipulihkan, karena "keraguan atas kemungkinan penerimaan kembali".
Menurut Stefan Borson, pengacara dan analis keuangan sepak bola, besarnya jumlah cadangan tersebut bisa menjadi sinyal bahwa hukuman yang menanti Chelsea tidak hanya berupa denda finansial.
"Ada tanda tanya besar mengapa jumlah dana itu begitu besar," ujar Borson kepada The Guardian.
"Holdback amount itu tampaknya disiapkan bukan hanya untuk menanggung denda, tetapi juga potensi kerugian akibat sanksi olahraga seperti pengurangan poin atau kehilangan tempat di kompetisi Eropa," lanjutnya.
Termasuk Pelanggaran Rumit
Sebelumnya, banyak pihak percaya Chelsea akan terhindar dari hukuman olahraga karena melaporkan diri secara sukarela kepada FA. Namun, perkembangan terbaru justru menunjukkan kemungkinan sebaliknya.
Kasus ini menjadi satu di antara pelanggaran paling rumit dalam sejarah Premier League. FA mendakwa Chelsea dengan 74 pelanggaran berbeda, sebagian besar terkait pembayaran tidak resmi kepada agen dan pihak ketiga yang tidak dicatat dalam laporan keuangan klub.
Investigasi awal menunjukkan adanya pembayaran tersembunyi dalam beberapa transfer pemain bintang era Abramovich, termasuk kesepakatan senilai puluhan juta paun untuk mendatangkan Eden Hazard dari Lille pada 2012.
Sebelumnya, FA diperkirakan hanya akan menjatuhkan denda ekonomi dengan nilai maksimum sekitar 100 juta paun.
Namun, angka cadangan dana sebesar 150 juta paun menimbulkan kekhawatiran bahwa Chelsea bisa menerima hukuman tambahan berupa pengurangan poin di Premier League, atau bahkan larangan transfer sementara.
Jika sanksi itu benar-benar dijatuhkan, dampaknya bisa besar bagi tim asuhan Enzo Maresca, yang sedang berusaha menstabilkan performa di kompetisi domestik.
Bukan Pertama Kali
Ini bukan pertama kalinya Chelsea tersandung masalah finansial. Pada 2022, klub asal London Barat itu sempat mendapat peringatan keras dari UEFA karena ketidaksesuaian laporan keuangan dalam transfer internasional.
Kasus terbaru ini memperpanjang daftar masalah hukum yang diwariskan dari era Abramovich.
FA belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait jadwal sidang atau keputusan akhir atas dakwaan terhadap Chelsea. Namun, sumber internal menyebut bahwa penyelidikan bisa berlangsung hingga paruh pertama tahun 2026.
Dengan dana cadangan besar dan pengakuan terbuka dari Fordstam Limited, banyak pihak kini menilai bahwa hukuman berat terhadap Chelsea hanya tinggal menunggu waktu.
(Razaqa Roger Arif Ali)
Sumber: SI