Usai Drama Menit Akhir Totteham Vs MU, Gary Lineker Minta Aturan Premier League Direvisi

Gary Lineker mendorong perubahan aturan Premier League usai drama menit-menit akhir Tottenham vs MU.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 11 November 2025, 15:15 WIB
Penyerang Tottenham Hotspur asal Brasil #09, Richarlison (3 kiri), berebut dengan bek Manchester United asal Prancis #15, Leny Yoro (2 kiri), dan penyerang Manchester United asal Pantai Gading #16, Amad Diallo (tengah), dalam pertandingan Premier League Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur, London, pada 8 November 2025. (Ben STANSALL/AFP)

Bola.com, Jakarta - Legenda sepak bola Inggris, Gary Lineker, menyuarakan dukungannya terhadap revisi aturan Premier League setelah Richarlison mendapat kartu kuning karena melepas bajunya saat merayakan gol bagi Tottenham dalam laga melawan Manchester United, Sabtu malam lalu.

Gol penyerang asal Brasil itu sempat tampak memastikan kemenangan kandang keempat Spurs di Premier League 2025, sebelum Matthijs de Ligt mencetak gol dramatis di menit terakhir untuk menyamakan kedudukan.

Advertisement

Sebelumnya, Mathys Tel sempat menyamakan skor setelah gol pembuka Bryan Mbeumo. Namun, selebrasi Richarlison berakhir dengan kartu kuning karena melepas bajunya.


Komentar Lineker

Para pemain Tottenham Hotspur merayakan gol kedua Richarlison dalam pertandingan Premier League Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di London, Inggris, Sabtu, 8 November 2025. (Foto AP/Ian Walton)

Dalam "Rest is Football podcast", Lineker menyatakan, meski tindakan pemain mantan Everton itu tergolong ceroboh, sudah waktunya aturan tersebut direvisi.

"Richarlison kira dia sudah memenangkan pertandingan untuk Tottenham saat melepas bajunya, lalu mereka mendapatkan waktu tambahan, dan gol tercipta di waktu itu," kata Lineker.

"Saya pikir ini aturan yang bodoh, memberi kartu kuning hanya karena melepas baju. Kalau terjadi di injury time, jelas akan ada tambahan waktu. Aturan ini konyol, saya tidak mengerti mengapa tetap dipertahankan. Memang wajar kalau pemain terlalu bersemangat, tapi ada banyak cara lain untuk menunjukkan kegembiraan tanpa melepas baju," lanjutnya.

Micah Richards menambahkan komentar ringan.

"Sebenarnya saya tidak bisa protes soal dia melepas bajunya karena itu bagian dari permainan nyata. Sama seperti di Fantasy Football, saya paham maksudnya," ucapnya.


Komentar Frank

Bek Manchester United asal Belanda #04, Matthijs de Ligt (2R), merayakan gol kedua mereka di menit-menit akhir bersama rekan satu timnya dalam pertandingan Premier League Inggris antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di Stadion Tottenham Hotspur, London, pada 8 November 2025. (Ben STANSALL/AFP)

Sementara itu, pelatih Tottenham, Thomas Frank, menyoroti gol penyama kedudukan MU di detik terakhir.

"Banyak hal yang bisa kami lakukan lebih baik, terutama dalam hal urgensi, mungkin jangan memberi umpan silang begitu saja dan bertahan lebih baik. Di babak kedua, tekanan satu lawan satu lebih tajam dibanding babak pertama yang kurang efektif," ulasnya.

Frank menegaskan bahwa kekecewaan tetap ada, meski performa tim meningkat.

"Tentu saja saya kecewa, memimpin hingga menit terakhir, tapi tidak menang, itu selalu ada. Fokus saya adalah, performa babak kedua sangat baik. Saya senang cara tim bangkit, tetap bermain benar, dan terus menekan, terutama dalam pertandingan di mana kedua tim saling menetralkan peluang. Perjuangan pemain sangat impresif," tuturnya.

 

Sumber: Express

Berita Terkait