Luki Damapoli: Indonesia Sudah di Jalur yang Tepat untuk Pembinaan Atlet Akuatik

Indonesia Open Aquatic Championships (IOAC) 2025 tidak hanya menjadi ajang perebutan medali, tetapi juga cerminan kemajuan pembinaan olahraga air di Tanah Air.

BolaCom | Wiwig PrayugiDiterbitkan 13 November 2025, 05:45 WIB
Tercatat sebanyak 1.600 atlet Akuatik terbaik dari seluruh penjuru Indonesia, ambil bagian dalam 7th Indonesia Open Aquatic Championships 2025. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Gelaran Indonesia Open Aquatic Championships (IOAC) 2025 tidak hanya menjadi ajang perebutan medali, tetapi juga cerminan kemajuan pembinaan olahraga air di Tanah Air. Hal itu diungkapkan oleh Luki Damapoli, pelatih TeamJaq (Water Polo Jakarta) sekaligus Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Aquatic DKI Jakarta.

Luki, yang telah mendedikasikan hampir 30 tahun hidupnya di dunia akuatik Indonesia, menilai perkembangan atlet-atlet daerah saat ini semakin merata dan menunjukkan potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional.

Advertisement

“Kalau saya lihat atlet daerah sekarang ini sudah bagus ya. Dari lima cabor yang ada di bawah naungan Aquatic Indonesia, semuanya berjalan dengan baik dan benar,” ujar Luki saat ditemui di sela-sela pertandingan polo air IOAC 2025.

Menurutnya, ajang-ajang seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Indonesia Open menjadi wadah penting bagi munculnya atlet muda berbakat yang siap tampil di level internasional.

“Banyak atlet muda sekarang sudah mulai tampil di event besar seperti SEA Games. Contohnya dari DKI ada Tantika, Jason Denevan, dan Maxson. Tapi atlet dari daerah pun tidak kalah berkembang, jadi sekarang pembinaannya sudah hampir merata,” tambahnya.


Ada Tantangan

Pemain Kusuma Harapan, Akhdan Rifqi mengejar bola dalam laga polo air melawan Pasundan Raya Warriors saat Indonesia Open Aquatic Championships 2025 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2025). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Meski demikian, Luki menilai masih ada tantangan dalam hal fasilitas dan sarana latihan. Ia berharap adanya kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung pembinaan berkelanjutan.

“Kendalanya mungkin cuma di tempat latihan dan peralatan. Tapi pembinaan atletnya sudah di jalur yang benar. Tinggal bagaimana pemerintah pusat dan daerah bisa berkolaborasi untuk membangun stadion pembinaan akuatik yang memadai, khususnya di Jakarta dan daerah lain,” ujarnya.

Luki juga menilai penyelenggaraan IOAC 2025 memberi dampak besar terhadap semangat pembinaan atlet di seluruh Indonesia. Dengan empat cabang olahraga yaitu renang, polo air, loncat indah, dan renang artistik. Ajang ini menjadi tolak ukur keberhasilan pembinaan dari berbagai daerah.

“Kalau kita lihat, animo pesertanya luar biasa. Polo air saja ada 15 tim putra dan 7 tim putri. Untuk renang ada sekitar seribu atlet, loncat indah 500–600, dan renang indah sekitar 200–300 peserta. Artinya pembinaan di daerah berjalan dengan baik,” jelasnya.


Jalur yang Tepat

Perenang Indonesia, Adelia Chantika berkompetisi dalam nomor 200 meter Gaya Bebas Putri Indonesia Open Aquatic Championships 2025 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2025). Adelia tercepat dengan menorehkan waktu 2 menit 5,92 detik. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menutup perbincangan, Luki menekankan bahwa Indonesia kini sudah berada di jalur yang benar untuk melahirkan generasi atlet berprestasi dunia.

“Kalau semuanya dibina dengan baik dan semua stakeholder mau mendukung, saya yakin bukan hanya SEA Games, tapi kita bisa bicara soal Olimpiade atau kejuaraan Asia,” tegasnya optimistis.

Gelaran IOAC 2025 pun tak sekadar menjadi arena kompetisi, melainkan simbol sinergi antara pelatih, atlet, dan pemerintah untuk membawa olahraga air Indonesia semakin mendunia.   

Berita Terkait