Bola.com, Jakarta - Mantan bek Manchester United (MU), Axel Tuanzebe, resmi mengajukan gugatan hukum terhadap mantan klubnya dengan tuduhan kelalaian medis. Pemain asal Kongo itu menuntut ganti rugi lebih dari £1 juta (sekitar Rp20 miliar) karena merasa kariernya terganggu akibat penanganan cedera yang tidak tepat saat masih bermain di Old Trafford.
Kasus ini berawal dari cedera retakan stres (stress fracture) pada tulang punggung yang dialami Tuanzebe pada Januari 2020.
Menurut laporan Sky News, seperti dikutip dari Give Me Sport, Kamis (13/11/2025), Tuanzebe menuduh staf medis Manchester United gagal memberikan perawatan yang memadai, termasuk tidak merujuknya ke spesialis tulang belakang olahraga dan memaksanya kembali bermain sebelum benar-benar pulih.
Dalam dokumen hukum yang diajukan ke pengadilan, disebutkan Tuanzebe seharusnya mendapat waktu istirahat setidaknya tiga bulan. Namun, ia justru kembali tampil di Premier League 2 pada Maret 2020, hanya dua bulan setelah mengalami cedera.
“Jika rencana perawatan yang tepat dilakukan sejak awal, penggugat dapat menghindari rasa sakit dan tetap bermain di level elit tanpa hambatan,” tulis pernyataan dalam gugatan tersebut.
Akibat cedera tersebut, Tuanzebe mengklaim performa dan penghasilannya menurun drastis. Ia merasa tidak lagi bisa bermain tanpa batasan atau hambatan, sesuatu yang sangat memengaruhi kariernya sebagai pesepak bola profesional.
Tuanzebe meninggalkan Manchester United pada 2023 setelah 17 tahun membela klub dan mencatat 37 penampilan di tim utama. Ia kemudian bermain untuk Ipswich Town di Championship sebelum bergabung dengan Burnley pada musim panas lalu.
Dampak ke Karier dan Pendapatan
Bagaimana kronoligi dari cedera Tuanzebe? Retakan awal di sisi kiri tulang punggungnya pada Januari 2020 berkembang menjadi cedera kronis pada Juli 2025, kemuian akhirnya memicu retakan di sisi kanan.
Dalam gugatannya, Tuanzebe menyebut MU lalai dalam menangani kondisi tersebut sehingga memperburuk cedera.
Bahkan ketika ia dipinjamkan ke Napoli pada Januari 2022, Tuanzebe hanya tampil dua kali. Klub Italia itu sempat mendeteksi adanya masalah di tulang belakangnya, tetapi dokter Manchester United saat itu, Dr. Steve McNally, disebut tidak menunjukkan urgensi untuk memulangkannya ke Inggris guna pemeriksaan lanjutan.
Alih-alih menjalani pemulihan total, Tuanzebe hanya disarankan menerima suntikan pereda nyeri pada Maret 2022. Hasil pemindaian baru pada Agustus 2022 mengonfirmasi adanya retakan stres pada tulang belakangnya, dan MU akhirnya melepas sang bek pada musim panas 2023.
Gugatan juga menyoroti rencana perawatan baru diterapkan tiga tahun kemudian, pada April 2023, ketika ia sudah tidak lagi membela Manchester United. Tuanzebe menilai seandainya penanganan itu dilakukan sejak awal, ia bisa menghindari rasa sakit berkepanjangan dan mempertahankan karier di level tertinggi.
“Dengan membiarkan penggugat kembali berlatih dan bermain, termasuk menjalani program kekuatan dan kebugaran intensif setelah 17 Agustus 2022, hal ini menyebabkan gejala yang lebih parah,” bunyi salah satu poin gugatan.
Kini Memperkuat Burnley
Setelah meninggalkan Setan Merah, Tuanzebe tampil konsisten bersama Ipswich Town di Championship dengan 44 penampilan dalam dua musim. Performanya kembali membaik hingga akhirnya direkrut Burnley yang baru promosi ke Premier League.
Meski begitu, pemain berusia 27 tahun itu menegaskan bahwa dampak cedera dari masa lalu masih terasa hingga kini dan telah membatasi kemampuannya di lapangan.
Manchester United belum memberikan komentar resmi terkait kasus ini. Namun, laporan Sky News menyebut pihak klub siap membela diri dan menolak tuduhan kelalaian medis yang diarahkan kepada tim dokter mereka. (Razaqa Roger Arif Ali)
Sumber: Give Me Sport